Sembelit adalah salah satu gangguan pencernaan pada bayi yang umum terjadi, khususnya saat beralih ke susu formula atau mulai makan makanan padat. Namun, bayi ASI eksklusif jarang mengalami sembelit karena sifat ASI yang mudah dicerna.
2023-03-29 11:55:56
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Gangguan pencernaan pada bayi dapat dilihat dari perubahan warna dan tekstur feses
Table of Content
Bayi sakit tentu menjadi saat yang mengkhawatirkan bagi para orang tua. Sulit makan, muntah, perut kembung, BAB terlalu sering, atau malah sembelit, hingga rewel menjadi tanda umum adanya masalah pada sistem pencernaannya. Lantas, apa saja gangguan pencernaan pada bayi yang perlu ibu ketahui? Simak ulasannya berikut ini.
Advertisement
Masalah pencernaan bayi pertama-tama dapat diketahui dari seberapa sering anak BAB dan bentuk feses bayi. Namun, adanya perubahan kebiasaan BAB ataupun berubahnya bentuk feses bayi belum tentu menandakan adanya gangguan pencernaan.
Bisa jadi, hal itu merupakan proses penyesuaian sistem pencernaan bayi dalam mencerna makanan.
Meski demikian, Anda tetap harus memperhatikannya sebab masalah pencernaan pada bayi juga bisa mengindikasikan bayi mengalami gangguan sistem pencernaan.
Beberapa gangguan pencernaan pada bayi yang mungkin terjadi antara lain:
Diare merupakan gangguan pencernaan pada bayi yang paling umum. Diare terjadi karena adanya infeksi di saluran pencernaan atau intoleransi sistem pencernaan bayi terhadap makanan tertentu.
Ibu patut waspada jika bayi buang air besar lebih sering dengan tekstur encer. Ini merupakan tanda diare pada bayi. Beberapa bayi mungkin juga jadi rewel akibat sakit atau kram perut.
Bayi yang terkena diare sangat rentan mengalami dehidrasi yang berakibat fatal. Untuk itu, penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan.
Cara mengatasi diare pada bayi:
BACA JUGA: Penyebab Diare pada Bayi ASI Eksklusif, Apakah Bisa Dihindari?
Sembelit atau konstipasi adalah kondisi sulit buang air besar. Sembelit pada bayi biasanya terjadi saat ia mulai mendapat makanan padat, alias MPASI pada usia 6 bulan. Dibandingkan bayi yang minum susu formula, bayi yang diberikan ASI eksklusif biasanya jarang mengalami sembelit.
Dikutip dari Mayo Clinic, bayi yang mengalami konstipasi mungkin akan kesulitan BAB sehingga kerap menangis saat buang air besar, mengejan dengan keras bahkan hingga melengkungkan tubuhnya, jarang buang air besar, dan tekstur feses keras setelah dikeluarkan.
Cara mengatasi sembelit pada bayi:
Bayi juga bisa mengalami gastroesophageal reflux disease (GERD). GERD merupakan naiknya kembali asam lambung ke kerongkongan.
Bayi yang mengalami GERD biasanya akan menunjukkan gejala berupa muntah atau gumoh, sulit makan, rewel, hingga batuk. Namun, perlu diingat bahwa gumoh pada tahap awal kelahiran bayi adalah hal yang normal terjadi.
Pada kondisi serius, GERD bisa menyebabkan masalah pernapasan hingga gangguan pertumbuhan.
Secara umum, GERD pada bayi disebabkan oleh adanya perubahan pola makan dan/atau alergi makanan. Namun, biasanya dokter melakukan sejumlah pemeriksaan pendukung untuk memastikan penyebabnya.
Cara mengatasi GERD pada bayi:
Intoleransi makanan merupakan salah satu gangguan pencernaan yang juga umum terjadi pada bayi, terutama intoleransi laktosa. Intoleransi makanan terjadi ketika usus bayi kesulitan mencerna makanan tertentu atau susu formula.
Laktosa adalah gula alami dalam susu sapi. Orang yang mengalami intoleransi laktosa tidak memiliki enzim yang cukup untuk memecah laktosa. Akibatnya, laktosa tidak dapat dicerna dengan baik.
Gejala intoleransi laktosa berupa diare, bayi tampak kesakitan, dan perut kembung setelah minum produk susu.
Cara mengatasi intoleransi makanan pada bayi:
Kelainan sistem pencernaan merupakan cacat lahir pada sistem pencernaan. Kelainan ini bisa meliputi kerongkongan, lambung, usus, kandung empedu, lambung, hingga anus dan rektum. Ini menyebabkan sistem pencernaan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Kondisi ini termasuk jarang terjadi. Adanya kelainan pada sistem pencernaan bayi terbentuk dari gangguan perkembangan sistem pencernaan bayi semasa kehamilan.
Untuk mengatasinya, dokter mungkin akan menyarankan tindakan operasi atau pembedahan sebagai cara mengatasi kelainan sistem pencernaan pada bayi.
BACA JUGA: BAB Normal Bayi Baru Lahir, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?
Beberapa keluhan seperti gumoh, kembung, dan diare merupakan tanda umum gangguan pencernaan pada bayi. Bayi akan mengalami ini beberapa minggu setelah lahir atau ketika ia mulai mengenal makanan padat. Tanda gangguan pencernaan tersebut biasanya terjadi sebagai adaptasi sistem pencernaan bayi terhadap makanan. Ini bisa hilang seiring dengan berjalannya waktu.
Namun, jika Anda menemukan tanda gangguan pencernaan yang lebih sering, mengganggu asupan makan bayi, hingga menimbulkan keluhan lain seperti rewel, demam, atau mengi, segera konsultasikan ke dokter.
Dokter akan menegakkan diagnosis dan memberikan cara mengatasi gangguan pencernaan pada bayi yang disesuaikan dengan penyebab dan gejala yang ditimbulkan.
Jika masih ada pertanyaan seputar gangguan pencernaan pada bayi dan cara mengatasinya, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bayi susah tidur bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya rasa lapar dan kelelahan. Ciptakan kebiasaan tidur yang baik, agar jam tidur bayi dan orangtua tetap teratur.
Buah untuk ibu menyusui ternyata sangat beragam, termasuk jeruk, anggur, dan melon. Buah-buahan membantu mendukung produksi ASI untuk para ibu setelah melahirkan. Buah untuk ibu menyusui bisa diolah menjadi camilan dan minuman sehat.
Konselor laktasi adalah tenaga kesehatan yang punya spesialisasi menangani masalah terkait menyusui. Mereka yang mengambil sertifikasi punya gelar IBCL.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved