Gangguan hormon dapat memicu sejumlah penyakit, seperti penyakit Addison dan hipopituarisme. Adanya masalah hormon disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari gangguan autoimun hingga tumor.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
14 Apr 2021
Gangguan hormon dapat menyebabkan berbagai masalah pada tubuh
Table of Content
Gangguan hormon adalah kondisi ketika kelenjar penghasil hormon mengalami masalah. Akibatnya, hormon yang diproduksi terlalu sedikit, atau justru terlalu banyak. Hal ini lantas membuat kinerja organ tubuh menjadi terganggu dan bahkan terserang penyakit.
Advertisement
Terdapat beberapa penyakit yang muncul akibat gangguan hormon, bergantung pada kelenjar mana yang mengalami masalah. Agar lebih jelas, simak informasi selengkapnya berikut ini.
Hormon memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang fungsi tubuh secara keseluruhan. Adanya gangguan hormon lantas memicu datangnya sejumlah penyakit, seperti:
Hipotiroidisme adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya masalah pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini merupakan penghasil hormon tiroid.
Hipotiroidisme mengakibatkan tubuh tidak dapat memproduksi hormon tetraiodothyronine (T4) and triiodothyronine (T3) dalam jumlah yang cukup.
Padahal, kedua hormon tersebut berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Gejala hipotiroidisme sendiri antara lain meliputi:
Sejumlah faktor diklaim menjadi ‘biang keladi’ dari terjadinya ketidakseimbangan hormon yang satu ini, seperti gangguan autoimun, terapi kanker, hingga penggunaan obat-obatan tertentu.
Hipertiroidisme adalah kebalikan dari hipotiroidisme. Dalam kasus ini, kelenjar titoid justru memproduksi hormon tiroid (T3 dan T4) terlalu banyak. Wanita lebih umum mengalami masalah hormon yang satu ini ketimbang pria.
Ciri-ciri hipertiroidisme antara lain terdiri dari:
Penyakit Graves adalah penyebab hipertiroidisme paling umum. Salah satu gejalanya yang paling umum adalah mata menonjol sehingga tampak seperti melotot.
Selain itu, gangguan hormon ini juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor risiko, salah satunya keturunan (genetik).
Pada tubuh, terdapat kelenjar adrenal. Kelenjar ini bertugas untuk memproduksi hormon kortisol dan aldosteron. Saat kelenjar adrenal tidak dapat memproduksi kedua hormon tersebut secara cukup, kondisi ini memicu penyakit Addison.
Dilansir dari National Health Service (NHS), penyakit akibat ketidakseimbangan hormon ini umumnya dialami oleh orang pada rentang usia 30-50 tahun dan lebih sering menyerang wanita ketimbang pria.
Gejala penyakit Addison adalah sebagai berikut:
Belum dapat dipastikan penyebab dari masalah hormon yang satu ini. Namun, para ahli menduga hal tersebut mungkin saja berkaitan dengan gangguan kekebalan tubuh dan penyakit tuberkulosis (TBC).
Penyakit akibat gangguan hormon selanjutnya adalah hipopituarisme. Penyakit ini terjadi ketika kelenjar pituitari tidak mampu memproduksi hormon secara cukup.
Padahal, hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut berfungsi untuk mengatur kinerja kelenjar dan organ lainnya, yakni kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, testis, dan ovarium.
Gejala yang menandakan hipopituarisme meliputi:
Penyebab hipopituarisme ada berbagai macam, seperti tumor di dekat kelenjar pituitari, terapi kanker, riwayat operasi kelenjar pituitari, penyakit TBC, penyakit meningitis, dan perdarahan di kelenjar pituitari.
Baca Juga
Gigantisme adalah gangguan hormon yang terjadi ketika kelenjar pituitari terlalu banyak memproduksi hormon pertumbuhan, alias growth hormone (GH). Akibatnya, seseorang jadi memiliki perawakan tubuh yang lebih besar dari idealnya.
Selain perawakan tubuh, penderita penyakit akibat ketidakseimbangan hormon ini juga mengalami pembesaran organ-organ di dalam tubuhnya. Gejala lainnya meliputi:
Sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah masalah hormon yang membuat wanita memproduksi hormon pria lebih banyak ketimbang hormon wanitanya sendiri.
Ketidakseimbangan hormon yang terjadi lantas menimbulkan sejumlah gejala, yaitu:
Hingga saat ini, dokter belum dapat memastikan apa penyebab PCOS pada wanita, terlepas dari sejumlah faktor risiko seperti keturunan (genetik), resistansi insulin, dan peradangan tubuh.
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, sindrom Cushing adalah kondisi ketika tubuh terlalu banyak memproduksi hormon kortisol. Hormon kortisol disebut juga sebagai hormon stres. Artinya, hormon ini akan keluar ketika tubuh kita mengalami stres.
Hormon ini sejatinya berfungsi untuk mengendalikan tekanan darah, gula darah, peradangan, dan mengubah makanan menjadi energi.
Sindrom Cushing ditandai oleh sejumlah gejala, yaitu:
Umumnya, sindrom Cushing disebabkan oleh penggunaan obat untuk mengatasi sejumlah penyakit seperti asma, rheumatoid arthritis, dan lupus, dalam jangka panjang.
Baca Juga
Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gangguan hormon di atas, terutama jika gejala tersebut telah berlangsung cukup lama.
Guna memastikan apa jenis masalah hormon yang Anda derita, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan seperti:
Penanganan gangguan hormon tergantung dari jenisnya. Bila ketidakseimbangan hormon menyebabkan hipotiroidisme, dokter akan meresepkan sejumlah obat-obatan untuk merangsang produksi hormon kelenjar tiroid.
Beberapa obat gangguan hormon yang menyebabkan hipotoriodisme, antara lain:
Sementara untuk masalah hormon yang disebabkan oleh adanya tumor, dokter mungkin akan menyarankan operasi pengangkatan tumor sebagai solusinya.
Itu sebabnya, dokter perlu melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum menentukan metode pengobatan.
Baca Juga
Gangguan hormon tidak boleh dianggap sepele, mengingat fungsi hormon yang sangat penting bagi tubuh.
Jika belum yakin untuk langsung mengunjungi dokter, Anda dapat berkonsultasi online dengan dokter terlebih dahulu seputar masalah hormon melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya sekarang juga di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Rhandy Verizarie
Referensi
Artikel Terkait
Rahim kecil atau hiplopasia uteri ternyata memengaruhi kesuburan wanita. Gangguan reproduksi ini jarang disadari pada awalnya dan baru terdeteksi ketika hamil. Ukuran rahim yang kecil membuat wanita khawatir adanya dampak buruk yang ditimbulkan.
24 Sep 2020
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar yang memproduksi dan mengeluarkan hormon. Hormon yang dihasilkan dalam sistem ini mengatur berbagai fungsi tubuh, seperti metabolisme, pertumbuhan, suasana hati, hingga reproduksi.
24 Agt 2022
Hormon seks berperan untuk perkembangan seksual dan reproduksi. Pada wanita, hormonnya adalah estrogen dan progesteron, sedangkan pada pria adalah hormon testosteron.
23 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved