logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Hati-hati, Gangguan Hormon Dapat Menyebabkan Penyakit Berikut

open-summary

Gangguan hormon dapat memicu sejumlah penyakit, seperti penyakit Addison dan hipopituarisme. Adanya masalah hormon disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari gangguan autoimun hingga tumor.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

14 Apr 2021

penyakit akibat gangguan hormon

Gangguan hormon dapat menyebabkan berbagai masalah pada tubuh

Table of Content

  • Macam-macam gangguan hormon
  • Kapan harus periksa ke dokter?
  • Cara mengobati gangguan hormon
  • Catatan dari SehatQ

Gangguan hormon adalah kondisi ketika kelenjar penghasil hormon mengalami masalah. Akibatnya, hormon yang diproduksi terlalu sedikit, atau justru terlalu banyak. Hal ini lantas membuat kinerja organ tubuh menjadi terganggu dan bahkan terserang penyakit.

Advertisement

Terdapat beberapa penyakit yang muncul akibat gangguan hormon, bergantung pada kelenjar mana yang mengalami masalah. Agar lebih jelas, simak informasi selengkapnya berikut ini.

Macam-macam gangguan hormon

Hormon memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang fungsi tubuh secara keseluruhan. Adanya gangguan hormon lantas memicu datangnya sejumlah penyakit, seperti:

1. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya masalah pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini merupakan penghasil hormon tiroid.

Hipotiroidisme mengakibatkan tubuh tidak dapat memproduksi hormon tetraiodothyronine (T4) and triiodothyronine (T3) dalam jumlah yang cukup.

Padahal, kedua hormon tersebut berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Gejala hipotiroidisme sendiri antara lain meliputi:

  • Tubuh mudah lelah
  • Sensitif terhadap dingin
  • Susah buang air besar (konstipasi)
  • Kulit kering
  • Berat badan meningkat
  • Otot lemah
  • Suara serak
  • Nyeri sendi
  • Rambut menipis
  • Detak jantung lambat
  • Memori lemah
  • Depresi
  • Pembesaran kelenjar tiroid

Sejumlah faktor diklaim menjadi ‘biang keladi’ dari terjadinya ketidakseimbangan hormon yang satu ini, seperti gangguan autoimun, terapi kanker, hingga penggunaan obat-obatan tertentu.

2. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah kebalikan dari hipotiroidisme. Dalam kasus ini, kelenjar titoid justru memproduksi hormon tiroid (T3 dan T4) terlalu banyak. Wanita lebih umum mengalami masalah hormon yang satu ini ketimbang pria.

Ciri-ciri hipertiroidisme antara lain terdiri dari:

  • Peningkatan nafsu makan
  • Mudah gugup dan gelisah
  • Sulit berkonsentrasi
  • Tubuh mudah lelah
  • Detak jantung tidak beraturan
  • Sulit tidur
  • Tubuh terasa gatal
  • Rambut rontok
  • Mual dan muntah
  • Kepala sering pusing
  • Siklus haid tidak teratur

Penyakit Graves adalah penyebab hipertiroidisme paling umum. Salah satu gejalanya yang paling umum adalah mata menonjol sehingga tampak seperti melotot.

Selain itu, gangguan hormon ini juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor risiko, salah satunya keturunan (genetik).

3. Penyakit Addison

Pada tubuh, terdapat kelenjar adrenal. Kelenjar ini bertugas untuk memproduksi hormon kortisol dan aldosteron. Saat kelenjar adrenal tidak dapat memproduksi kedua hormon tersebut secara cukup, kondisi ini memicu penyakit Addison.

Dilansir dari National Health Service (NHS), penyakit akibat ketidakseimbangan hormon ini umumnya dialami oleh orang pada rentang usia 30-50 tahun dan lebih sering menyerang wanita ketimbang pria.

Gejala penyakit Addison adalah sebagai berikut:

  • Tubuh terasa lelah
  • Otot lemah
  • Gangguan suasana hati
  • Hilang nafsu makan
  • Berat badan menurun
  • Sering merasa haus
  • Kram
  • Kepala pusing

Belum dapat dipastikan penyebab dari masalah hormon yang satu ini. Namun, para ahli menduga hal tersebut mungkin saja berkaitan dengan gangguan kekebalan tubuh dan penyakit tuberkulosis (TBC).

4. Hipopituarisme

Penyakit akibat gangguan hormon selanjutnya adalah hipopituarisme. Penyakit ini terjadi ketika kelenjar pituitari tidak mampu memproduksi hormon secara cukup.

Padahal, hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut berfungsi untuk mengatur kinerja kelenjar dan organ lainnya, yakni kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, testis, dan ovarium.

Gejala yang menandakan hipopituarisme meliputi:

  • Sering haus
  • Sakit perut
  • Tidak nafsu makan
  • Sembelit
  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala
  • Sensitif terhadap dingin
  • Berat badan menurun
  • Nyeri otot
  • Penurunan gairah seks
  • Disfungsi ereksi (impotensi)
  • Gangguan kesuburan
  • Siklus haid tidak lancar

Penyebab hipopituarisme ada berbagai macam, seperti tumor di dekat kelenjar pituitari, terapi kanker, riwayat operasi kelenjar pituitari, penyakit TBC, penyakit meningitis, dan perdarahan di kelenjar pituitari.

Baca Juga

  • Suplemen Penambah Hormon Testosteron untuk Pria, Benarkah Efektif?
  • Mengenal Rumput Laut Wakame, Lezat dan Bikin Sehat
  • GnRH adalah Hormon Gonadotropin yang Berperan Penting untuk Kehamilan

5. Gigantisme

Gigantisme adalah gangguan hormon yang terjadi ketika kelenjar pituitari terlalu banyak memproduksi hormon pertumbuhan, alias growth hormone (GH). Akibatnya, seseorang jadi memiliki perawakan tubuh yang lebih besar dari idealnya.

Selain perawakan tubuh, penderita penyakit akibat ketidakseimbangan hormon ini juga mengalami pembesaran organ-organ di dalam tubuhnya. Gejala lainnya meliputi:

  • Telat pubertas
  • Kulit berminyak
  • Kulit mudah berkeringat
  • Radang sendi (arthritis)
  • Sakit kepala
  • Tekanan darah tinggi
  • Gigi berjarak

6. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah masalah hormon yang membuat wanita memproduksi hormon pria lebih banyak ketimbang hormon wanitanya sendiri.

Ketidakseimbangan hormon yang terjadi lantas menimbulkan sejumlah gejala, yaitu:

  • Siklus menstruasi tidak teratur
  • Perdarahan
  • Timbul jerawat
  • Berat badan meningkat
  • Kulit berubah warna menjadi lebih gelap
  • Sakit kepala
  • Tumbuh rambut di beberapa bagian tubuh seperti wajah, punggung, dada, hingga perut

Hingga saat ini, dokter belum dapat memastikan apa penyebab PCOS pada wanita, terlepas dari sejumlah faktor risiko seperti keturunan (genetik), resistansi insulin, dan peradangan tubuh.

7. Sindrom Cushing

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, sindrom Cushing adalah kondisi ketika tubuh terlalu banyak memproduksi hormon kortisol. Hormon kortisol disebut juga sebagai hormon stres. Artinya, hormon ini akan keluar ketika tubuh kita mengalami stres.

Hormon ini sejatinya berfungsi untuk mengendalikan tekanan darah, gula darah, peradangan, dan mengubah makanan menjadi energi.

Sindrom Cushing ditandai oleh sejumlah gejala, yaitu:

  • Peningkatan berat badan
  • Lengan dan kaki mengecil
  • Otot lemah
  • Muncul stretch mark di beberapa bagian tubuh seperti payudara, lengan, dan perut

Umumnya, sindrom Cushing disebabkan oleh penggunaan obat untuk mengatasi sejumlah penyakit seperti asma, rheumatoid arthritis, dan lupus, dalam jangka panjang.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gangguan hormon di atas, terutama jika gejala tersebut telah berlangsung cukup lama.

Guna memastikan apa jenis masalah hormon yang Anda derita, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan seperti:

  • Rekam riwayat medis (anamnesis)
  • Pemeriksaan fisik
  • Tes darah
  • Tes urine
  • Rontgen
  • USG
  • CT Scan
  • MRI

Cara mengobati gangguan hormon

Penanganan gangguan hormon tergantung dari jenisnya. Bila ketidakseimbangan hormon menyebabkan hipotiroidisme, dokter akan meresepkan sejumlah obat-obatan untuk merangsang produksi hormon kelenjar tiroid.

Beberapa obat gangguan hormon yang menyebabkan hipotoriodisme, antara lain:

  • Levo-T
  • Synthroid

Sementara untuk masalah hormon yang disebabkan oleh adanya tumor, dokter mungkin akan menyarankan operasi pengangkatan tumor sebagai solusinya.

Itu sebabnya, dokter perlu melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum menentukan metode pengobatan.

Catatan dari SehatQ

Gangguan hormon tidak boleh dianggap sepele, mengingat fungsi hormon yang sangat penting bagi tubuh.

Jika belum yakin untuk langsung mengunjungi dokter, Anda dapat berkonsultasi online dengan dokter terlebih dahulu seputar masalah hormon melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya sekarang juga di App Store dan Google Play.

Advertisement

hormon sekshormonhormon tiroidterapi hormonalginekomastiahormon kortisol

Ditulis oleh Rhandy Verizarie

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved