Vitamin B5 atau Asam Pantotenat, Kalah Populer Namun Vital untuk Tubuh

Vitamin B kompleks terdiri atas delapan vitamin yang menjalankan fungsi krusial untuk tubuh. Salah satu vitamin tersebut adalah vitamin B5 atau dikenal juga dengan asam pantotenat. Jika dibandingkan vitamin B lain, seperti niasin (vitamin B3) atau folat (vitamin B9), vitamin B5 memang kalah populer. Padahal, vitamin B5 atau asam pantotenat sama pentingnya untuk tubuh.

Mengenal vitamin B5 atau asam pantotenat dan fungsinya

Vitamin B5 atau asam pantotenat adalah salah satu vitamin dalam keluarga vitamin B kompleks. Vitamin ini larut dalam air dan terkandung di dalam beragam jenis makanan. Bahkan, kata “pantotenat” di vitamin ini berasal dari bahasa Yunani “pantou” yang artinya “di mana saja”. Artinya, ada banyak makanan yang mengantongi vitamin B5.

Vitamin B5 menjalankan fungsi vital untuk berbagai proses dan aktivitas di dalam tubuh. Beberapa fungsi vitamin B5 termasuk:

• Berperan dalam pengubahan karbohidrat menjadi glukosa
• Berperan dalam produksi hormon seksual dan hormon stres
• Berperan dalam pembentukan sel darah merah
• Berperan dalam sintesis koenzim A. Koenzim A kemudian akan diperlukan untuk sintesis asam lemak dan kolesterol, metabolisme obat di hati, serta produksi sphingosine untuk penyampaian pesan kimiawi dalam sel.
• Memelihara sistem pencernaan
• Membantu tubuh dalam menggunakan vitamin B lain, terutama vitamin B2 (riboflavin)
• Diindikasikan berperan dalam menjaga kelembapan kulit serta berperan pula dalam proses pemulihan luka di kulit

Penggunaan dan manfaat vitamin B5 atau asam pantotenat dalam kesehatan

Selain menjalankan fungsi vital bagi tubuh, vitamin B5 atau asam pantotenat juga menawarkan potensi manfaat untuk kesehatan berikut ini:

1. Digunakan dalam produk perawatan tubuh

Vitamin B5 sering ditambahkan ke dalam produk kosmetik, perawatan kulit, dan perawatan rambut. Misalnya, senyawa yang dibuat dari vitamin B5, yakni dexpanthenol, dicampurkan ke dalam losion dan krim produk pelembap kulit.

Dalam produk perawatan rambut, vitamin B5 juga dicampurkan untuk menambah volume dan kilau rambut. Panthenol, bentuk lain vitamin B5, juga disebutkan dapat mencegah penipisan rambut.

2. Mengobati masalah pada kulit

Vitamin B5 atau asam pantotenat juga tersedia dalam bentuk obat oles untuk membantu pemulihan berbagai masalah berikut ini:

• Eksim
• Ruam popok
• Reaksi poison ivy (tumbuhan yang dapat menyebabkan alergi)
• Gigitan serangga
• Reaksi kulit akibat terapi radiasi

3. Menurunkan kolesterol

Senyawa yang dibuat dari vitamin B5, yakni pantethine, juga disebutkan membantu mengendalikan kolesterol, termasuk LDL atau kolesterol jahat. Senyawa ini juga dilaporkan membantu menurunkan risiko penyakit jantung koroner.

Sumber vitamin B5 dalam makanan sehat

Ada banyak ragam makanan yang menjadi sumber vitamin B5 atau asam pantotenat. Beberapa makanan yang tinggi dengan nutrisi ini termasuk:

• Jamur, seperti jamur shiitake dan jamur kancing
• Ikan dan pangan laut, termasuk ikan salmon, tuna, kerang, dan lobster
• Daging, termasuk daging ayam, daging sapi, daging babi, dan kalkun
• Buah-buahan, termasuk alpukat, jambu biji, tomat, dan pisang
• Sayur-sayuran, seperti brokoli, ubi jalar, bunga kol, dan kale
• Susu, yogurt, dan telur
• Kacang kedelai dan lentil
• Biji bunga matahari

Gejala kekurangan vitamin B5

Defisiensi vitamin B5 atau asam pantotenat dapat menunjukkan gejala tertentu, misalnya:

• Kelelahan
• Rendahnya antusiasme diri
• Depresi
• Mudah marah
• Gangguan tidur
• Sakit perut
• Mual
• Muntah
• Mati rasa
• Kram otot
• Rendahnya kadar gula darah atau hipoglikemia
• Sensasi kaki terbakar
• Infeksi saluran pernapasan atas
• Peningkatan sensitivitas sel terhadap insulin

Karena vitamin B5 terkandung dalam beragam jenis makanan, kasus defisiensi atau kekurangan nutrisi ini sangat jarang terjadi. Menerapkan pola makan yang sehat seharusnya sudah mampu mencukupkan kebutuhan vitamin B5 atau asam pantotenat.

Catatan dari SehatQ

Vitamin B5 atau asam pantotenat adalah jenis vitamin B yang krusial untuk kinerja tubuh. Vitamin ini terkandung dalam beragam jenis makanan sehingga risiko defisiensi sangat jarang terjadi.