Fungsi tensimeter adalah untuk mengukur tekanan darah sistolik dan diastolik. Tensimeter digital umumnya lebih mudah digunakan di rumah karena angka langsung muncul tanpa memerlukan stetoskop seperti di rumah sakit.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
7 Feb 2023
Tensimeter digital bisa digunakan untuk memantau tekanan darah di rumah
Table of Content
Bagi beberapa orang yang menderita penyakit tertentu, seperti hipertensi atau penyakit ginjal, mengukur tekanan darah secara teratur penting dilakukan. Namun, jika harus bolak-balik ke rumah sakit, tentu akan menyusahkan. Oleh sebab itu, mempelajari cara kerja dan fungsi tensimeter bisa sangat memudahkan.
Advertisement
Tensimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan darah. Alat ini dijual bebas dan bisa dibeli oleh masyarakat umum. Sebelum memakai tensimeter sendiri di rumah, kamu perlu tahu apa saja jenis tensimeter, cara pakai, dan fungsinya.
Tensimeter adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur tekanan darah sistole dan diastole. Alat ini dikenal juga dengan nama sphygmomanometer.
Tensimeter terdiri atas dua tipe, yakni analog dan digital. Pada versi analog, tekanan darah seseorang ditunjukkan dengan jarum, sedangkan pada versi digital ditunjukkan langsung pada layar.
Kedua tipe tensimeter ini memiliki cara kerja yang berbeda. Cara kerja tensimeter analog adalah dengan membaca secara manual tekanan darah sistolik dan diastolik melalui jarum ukur. Untuk dapat membacanya, kamu juga memerlukan stetoskop untuk dapat mengetahui tekanan sistolenya.
Sementara itu, tensimeter digital lebih mudah digunakan karena angka pengukuran tekanan darah langsung akan tertera di layar, baik untuk angka sistole dan diastole.
Namun, tensimeter digital ini terkadang lebih tidak akurat dan menghasilkan ukuran tekanan darah yang berbeda-beda, terutama pada orang dengan masalah irama jantung tertentu atau arteri yang mengeras karena arteriosklerosis.
Jenis tensimeter untuk mengukur tekanan darah yang dijual di apotek maupun toko online secara umum ada tiga jenis, yaitu tensimeter air raksa, tensimeter aneroid, dan tensimeter digital. Kamu bisa memakai tensimeter pada pergelangan tangan (tensimeter wrist monitor) atau pada siku tangan (tensimeter arm monitor).
Salah satu jenis tensimeter yang paling umum dan merupakan generasi pertama adalah tensimeter air raksa. Ini termasuk tensimeter tipe analog yang digunakan secara konvensional untuk mengukur tekanan darah dengan melihat pergerakan air raksa.
Salah satu kelebihan dari jenis tensimeter air raksa adalah tidak cepat rusak jika dirawat dengan baik dan cukup mudah digunakan. Selain itu, hasil pengukuran dengan alat ini juga dinilai lebih akurat dibandingkan jenis tensimeter lainnya.
Untuk menggunakan tensimeter air raksa, diperlukan juga stetoskop untuk dapat mendengar detak yang menentukan tekanan darah.
Namun, penggunaan tensimeter ini harus hati-hati. Karena jika tabung berisi air raksa pecah, maka akan sangat berbahaya untuk penggunanya.
Berbeda dengan tensimeter air raksa, tensimeter aneroid tidak menggunakan cairan dalam proses kerjanya. Alat ini memiliki tiga bagian utama, yaitu bagian kain manset untuk dililitkan pada tangan, selang yang tersambung pada alat ukur, dan stetoskop.
Dibandingkan jenis air raksa, tensimeter aneroid lebih aman dan lebih ringkas. Namun, pengukuran tekanan darah dengan alat ini memang lebih rumit dan membutuhkan perawatan yang hati-hati.
Berbeda dari dua jenis tensimeter sebelumnya, tensimeter digital sudah menggunakan kecanggihan teknologi untuk mengukur tekanan darah. Alat ini menggunakan sensor yang bisa membaca tekanan darah seseorang.
Cara kerja alat ini berbeda dengan tensimeter analog. Melalui tensimeter digital, kamu hanya perlu melilitkan kain di pergelangan tangan atau lengan atas kemudian menekan tombol.
Saat tombol ditekan, secara otomatis bagian kain akan mulai memompa dan akan mengendur setelah dirasa cukup. Hasilnya akan secara otomatis terlihat pada layar.
Salah satu kelebihan dari tensimeter digital ini adalah lebih mudah digunakan, lebih aman, dan lebih cepat. Namun, hasil pengukuran tekanan darah dengan tensimeter digital dinilai lebih tidak akurat dibandingkan jenis tensimeter analog.
Cara menggunakan tensimeter digital lebih mudah daripada analog, meski hasil tensimeter analog disebut lebih akurat.
Berikut adalah panduan cara menggunakan tensimeter yang bisa kamu ikuti:
Tensimeter digital terdiri dari dua komponen utama yaitu, alat pengukur dan kain lilit (atau kain pelilit dengan selang udara untuk versi yang lebih besar).
Cara menggunakan tensimeter digital cukup mudah seperti berikut:
Mengingat hasilnya mungkin saja kurang akurat, kamu dianjurkan untuk mengukur ulang tekanan darah sekitar tiga kali, dengan interval waktu sekitar 2-3 menit dari tiap pengukuran ke pengukuran lainnya. Setelah itu kamu bisa mengambil nilai rata-rata.
Tekanan darah normal umumnya adalah 120/80 mmHg. Namun, jika mendapati hasil pengukuran di atas itu, cobalah berkunjung ke dokter untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat.
Tensimeter analog memiliki tiga komponen utama, yaitu kain untuk melilit lengan yang dapat dipompa, pengukur tekanan (manometer) untuk mengukur tekanan udara di dalam kain yang dilengkapi dengan pompa karet, dan stetoskop untuk mendengarkan suara yang dibuat darah saat mengalir melalui arteri brakialis atau arteri utama. Kedua arteri ini terdapat di dekat lipatan siku bagian dalam, di lengan atas.
Skala pengukur tekanan berkisar dari 0 hingga 300 mmHg. Umumnya, kamu cukup memompanya sampai di angka 150-200 mmHg.
Dikutip dari National Library of Medine, berikut cara menggunakan tensimeter analog yang benar:
Untuk mengukur tekanan darah sistolik (angka yang pertama muncul), segera setelah tekanan udara pada kain dilepaskan, darah akan mulai mengalir melalui lengan lagi. Hal ini menimbulkan suara berdetak yang dapat didengar di stetoskop.
Perhatikan saat muncul dan hilangnya suara dengan angka yang muncul pada alat pengukur. Suara pertama yang kamu dengar adalah tekanan darah sistolik. Sementara itu, suara terakhir detak terakhir atau berhentinya suara merupakan angka diastolik.
Setelah mengetahui jenis-jenis alat pengukur tekanan darah yang bisa digunakan di rumah dan cara menggunakannya, sebelum membeli tensimeter sebaiknya perhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut:
Pada dasarnya, tensimeter yang digunakan di rumah hanyalah sebagai salah satu cara memantau tekanan darah, bukan sebagai alat diagnosis. Apabila kamu memiliki penyakit kronis tertentu, seperti hipertensi, diabetes, ataupun penyakit jantung, memeriksakan diri ke dokter secara rutin sekalipun sudah mengukur tekanan darah di rumah tetap penting.
Pengukuran tekanan darah di rumah ini bisa jadi salah satu bekal untuk dokter menentukan pengobatan selanjutnya. Pastikan kamu selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menghentikan konsumsi obat.
Advertisement
Ditulis oleh Rianti Dea Rizky Pratiwi
Referensi
Artikel Terkait
Penanganan kejang pada ibu hamil harus dilakukan sesegera mungkin agar tidak mengancam nyawa ibu dan bayi. Kejang saat hamil ditangani dokter dengan pemberian magnesium sulfat.
3 Mei 2019
Latihan pernapasan mempunyai manfaat untuk mengurangi stres dan menenangkan pikiran. Ada berbagai teknik latihan pernapasan yang bisa Anda coba. Temukan jenis yang Anda suka dan luangkan waktu beberapa menit saja tiap hari untuk berlatih.
23 Okt 2019
Penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung memiliki banyak macam. Baik yang diakibatkan oleh gaya hidup, faktor keturunan, maupun kelainan bawaan. Mengenali jenis penyakit jantung sejak dini, niscaya bisa membantu Anda dalam mencegah atau berjaga-jaga terhadap gangguan medis ini.
16 Sep 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved