Fonofobia memicu ketakutan, kepanikan, dan kecemasan ekstrem pada penderitanya ketika mendengar suara kencang. Fobia ini dapat menjadi pertanda dari kondisi medis mulai dari migrain, hipersomnia, dan cedera traumatis pada otak.
31 Mar 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Ketika mendengar suara kencang, penderita fonofobia akan merasakan ketakutan dan kecemasan ekstrem
Table of Content
Banyak orang yang tidak menyukai suara kencang, terlebih jika suara tersebut sampai mengganggu konsentrasi Anda ketika sedang belajar atau bekerja. Pada beberapa orang, suara kencang tidak hanya mengganggu, tetapi juga dapat memicu ketakutan dan kecemasan ekstrem. Kondisi tersebut disebabkan oleh fonofobia.
Advertisement
Fonofobia adalah fobia terhadap suara kencang. Ketika mendengar suara kencang, penderita fobia yang juga sering disebut ligyrophobia ini akan merasakan ketakutan, kepanikan, maupun kecemasan ekstrem.
Fobia suara kencang biasanya lebih sering dialami oleh anak-anak. Meskipun begitu, fonofobia juga diderita oleh orang dewasa. Kondisi ini bisa memengaruhi kenyamanan Anda saat berada di tempat keramaian yang memungkinkan adanya suara kencang seperti konser dan pesta.
Beberapa gejala mungkin akan dirasakan penderita fonofobia saat mendengar suara kencang. Gejala yang muncul bisa mengganggu Anda dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Sejumlah gejala yang umum dialami penderitanya, antara lain:
Gejala yang dirasakan oleh anak-anak penderita fonofobia sebenarnya sama dengan orang dewasa. Namun, dalam beberapa kasus, anak-anak bisa merasa sangat tertekan dan takut saat mendengar suara yang terdengar tak terlalu keras bagi orang dewasa. Mereka mungkin akan langsung menutup telinga dan mencoba menjauh dari suara.
Namun, ketakutan akan suara keras pada anak bisa saja bukan disebabkan oleh fonofobia, melainkan gangguan pendengaran hiperakusis. Ketika menderita hiperakusis, telinga anak akan menjadi sangat peka dan sensitif terhadap suara. Maka dari itu, segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli audiologi untuk mencari tahu kondisi yang mendasarinya.
Sama seperti fobia lain, penyebab fonofobia tidak diketahui secara pasti. Faktor genetik diduga menjadi salah satu penyebab seseorang menderita fobia suara kencang. Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi akibat efek pengalaman di masa lalu yang memicu trauma.
Di sisi lain, fonofobia dapat muncul sebagai gejala dari kondisi medis tertentu. Beberapa kondisi medis yang berpotensi menyebabkan fonofobia meliputi:
Sejumlah tindakan dapat dilakukan untuk mengatasi fobia suara kencang. Beberapa tindakan yang biasanya diambil oleh dokter untuk mengatasi fonofobia, di antaranya:
Jenis psikoterapi ini dilakukan dengan cara mengubah pola pikir dan perilaku negatif Anda terhadap sumber ketakutan. Terapi ini nantinya dapat membuat Anda memberi reaksi yang wajar saat berhadapan dengan sumber ketakutan.
Dalam terapi pemaparan, Anda akan dihadapkan secara langsung dengan pemicu ketakutan dan kecemasan, yaitu suara kencang. Pemaparan sendiri akan dilakukan secara berulang-ulang hingga ketakutan Anda perlahan menghilang. Terapi ini bisa dilakukan secara individu atau kelompok.
Teknik relaksasi dapat membantu mengatasi ketakutan, kepanikan, serta kecemasan yang muncul ketika berhadapan dengan fobia. Salah satu teknik relaksasi yang bisa diterapkan adalah pernapasan dalam.
Selain terapi kecemasan, dokter atau psikiater Anda mungkin akan meresepkan obat untuk mengatasi fobia. Pemberian obat ini dilakukan supaya Anda mendapatkan hasil terapi yang maksimal. Beberapa obat yang mungkin diberikan untuk penderita fobia suara kencang seperti obat anti-kecemasan dan beta blocker.
Baca Juga
Fonofobia adalah kondisi yang memicu ketakutan, kepanikan, dan kecemasan ekstrim pada penderitanya ketika mendengarkan suara kencang. Kondisi ini bisa saja terjadi karena faktor genetik, trauma di masa lalu, atau gejala dari penyakit tertentu seperti migrain, hipersomnia, maupun cedera traumatis pada otak.
Fobia suara kencang umumnya dialami oleh anak-anak, namun kondisi ini juga bisa terjadi pada orang dewasa. Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan terapi pemaparan, terapi perilaku kognitif, teknik relaksasi, dan konsumsi obat-obatan tertentu.
Untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai fonofobia dan cara mengatasinya, tanyakan langsung ke dokter di aplikasi kesehatan SehatQ . Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Pikiran kosong bisa menjadi tanda kurang istirahat, gangguan kecemasan, serta menderita masalah kesehatan tertentu. Cara mencegahnya dengan istirahat cukup, menerapkan teknik relaksasi, dan latihan otak secara rutin.
Sakit kepala pada wanita sebagian besar disebabkan karena fluktuasi hormon. Biasanya pusing kepala terjadi saat menstruasi, menopause, maupun selama masa kehamilan.
Takut mati yang berlebih diketahui sebagai fobia yang bernama Thanatophobia. Fobia ini bisa mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari orang yang mengalaminya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved