Fimosis pada bayi merupakan hal yang umum terjadi. Namun, kondisi ini juga bisa menimbulkan gejala yang membuat si Kecil tidak nyaman bahkan berisiko mengalami infeksi saluran kemih.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
7 Jul 2020
Fimosis pada bayi diatasi dengan membersihkan area genital menjadi salah satu langkah mengatasi
Table of Content
Fimosis pada bayi adalah suatu kondisi kulup melekat pada kepala penis dan tak dapat ditarik kembali dari sekitar ujung penis. Hal ini umum terjadi pada bayi laki-laki yang belum disunat.
Advertisement
Fimosis dapat terjadi secara alami atau hasil dari jaringan parut. Pada sebagian kasus, kondisi ini bisa menjadi gangguan serius dan menimbulkan gejala-gejala yang membuat bayi merasa tidak nyaman.
Fimosis normal terjadi pada bayi dan balita yang belum disunat karena kulupnya masih melekat pada kelenjar.
Sebagian kasus fimosis pada bayi tak memerlukan perawatan khusus, kecuali jika menyebabkan sulit kencing atau menimbulkan gejala lainnya.
Kulup akan mulai terlepas secara alami pada usia 2-6 tahun atau bahkan lebih. Kulup pun dapat ditarik kembali dari sekitar ujung penis pada sekitar 50% anak laki-laki berusia 1 tahun dan pada hampir 90% balita berusia 3 tahun.
Baca Juga
Fimosis yang terjadi pada bayi umumnya disebabkan oleh kondisi bawaan sejak lahir. Akan tetapi, dapat pula disebabkan oleh kebersihan penis yang tak terjaga dengan baik.
Selain itu, penyakit kulit pada bayi, seperti eksim pada bayi, psoriasis, lichen planus, dan lichen sclerosus juga bisa memicu terjadinya fimosis pada anak. Hindari menarik secara paksa perlekatan antara kulup dan kepala penis karena dapat menimbulkan luka dan membuat fimosis memburuk.
Fimosis tidak selalu menimbulkan gejala. Namun, ketika itu terjadi maka gejala yang muncul antara lain:
Hal ini membuat kepala penis tertutup kulup sehingga tidak tampak. Ujung kepala penis juga terlihat kecil dan menyempit. Hal yang perlu diingat adalah bahwa idealnya, kulup merupakan kulit yang elastis.
Penyebab kepala penis terlihat menggembung adalah adanya urine yang tertahan pada kulup. Saat gelembung semakin membesar, urine akan terlihat bocor dari kulit penis. Urine pun keluar tidak lancar.
Kulit kulup yang kencang juga dapat mengganggu saluran urine. Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat mencegah kandung kemih kosong sepenuhnya.
Fimosis juga ditandai dengan demam. Sebab, penyakit pada bayi ini mampu menyebabkan infeksi saluran kemih.
Bakteri pun terjebak di dalam kulup hingga saluran kemih sehingga infeksi pun terjadi. Infeksi saluran kemih akibat fimosis juga menyebabkan berat badan anak tidak bertambah
Demam membuat bayi merasa tidak nyaman. Hal ini menyebabkan bayi tidak mau menyusu maupun makan.
Apabila urine terus-menerus terjebak di kulup, hal ini menimbulkan kotoran lainnya menumpuk di penis. Bakteri pun berkembang biak dan mampu menyebabkan infeksi.
Anak yang mengalami fimosis juga dapat menyebabkan peradangan pada penis yang disebut dengan balanitis atau peradangan pada kelenjar dan kulup yang disebut balanoposthitis. Adapun gejala balanitis yang mungkin terjadi, antara lain:
Jika hal tersebut terjadi, sebaiknya segera bawa bayi ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberi penanganan yang tepat untuk bayi. Jika dibiarkan maka kondisi si Kecil bisa semakin memburuk.
Pilihan penanganan fimosis pada bayi bergantung pada keparahannya. Namun, Anda harus menjaga kebersihan area genital si Kecil.
Bersihkanlah penis bayi setiap hari dengan air hangat dan keringkan dengan lembut setelahnya.
Hindari menggunakan bedak dan sabun yang mengandung pewangi pada alat kelaminnya karena dapat memperburuk gejala fimosis pada bayi.
Setelah bayi buang air kecil, pastikan pula bawah kulit kulup kering agar tak ada bakteri yang menumpuk.
Dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan krim atau salep steroid untuk mengatasi iritasi.
Selain itu, krim atau salep juga dapat membantu melembutkan kulup dan membuatnya lebih mudah ditarik.
Riset yang diterbitkan pada jurnal ISRN Urology juga menyatakan, sunat merupakan pengobatan utama untuk fimosis patologis.
Pada prosedur ini, sebagian atau semua kulup akan dihilangkan. Namun, ini berisiko mengalami pendarahan dan infeksi.
Baca Juga
Akan tetapi, tentu saja dokter akan melakukannya sesuai prosedur yang tepat. Bayi umumnya diberi anestesi lokal, sementara balita dan anak-anak diberi anestesi umum.
Sementara, sebagian besar kasus balanitis atau infeksi jenis lain dapat diatasi dengan menjaga kebersihan penis, serta penggunaan krim atau salep dari dokter.
Infeksi bakteri mungkin akan membutuhkan antibiotik, sedangkan infeksi jamur memerlukan salep antijamur.
Dengan begitu, jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter jika khawatir Si Kecil memiliki kondisi tersebut.
Fimosis pada bayi adalah kulup yang tidak bisa ditarik kembali dari sekitar ujung penis. Umumnya, penyebab fimosis pada bayi terjadi akibat adanya jaringan parut yang disebabkan penyakit kulit.
Penanganan fimosis pada bayi bisa dilakukan dengan krim steroid maupun sunat. Terlebih, fimosis kerap terjadi pada bayi yang belum sunat.
Jika Anda menemukan gejala bayi mengalami fimosis, hubungi dokter melalui chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Jika Anda ingin melengkapi keperluan ibu menyusui, kunjungi Toko SehatQ untuk mendapatkan penawaran menarik.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Perbedaan penis disunat dan tidak dapat terjadi pada beberapa aspek, mulai dari higienitas, sensitivitas seksual, lubrikasi, hingga risiko terkena infeksi. Terlepas dari itu, sunat atau tidak merupakan pilihan pribadi masing-masing orang.
15 Mar 2021
Pearly penile papules atau papula penis mutiara adalah benjolan-benjolan kecil yang bisa muncul di kepala penis pria. Benjolan ini tidak bernanah serta tidak menimbulkan rasa sakit. Papula penis mutiara juga bisa hilang sendiri seiring waktu.
10 Sep 2020
Anda membutuhkan asupan nutrisi dari makanan agar luka sunat cepat sembuh, seperti protein, asam lemak omega-3, dan vitamin C. Apa saja pilihan makanannya?
5 Sep 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved