logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Bayi & Menyusui

Fimosis pada Bayi, Ini Berbagai Hal yang Harus Orang Tua Ketahui

open-summary

Fimosis pada bayi merupakan hal yang umum terjadi. Namun, kondisi ini juga bisa menimbulkan gejala yang membuat si Kecil tidak nyaman bahkan berisiko mengalami infeksi saluran kemih.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari

7 Jul 2020

Fimosis pada bayi umum terjadi dan daerah kelamin bayi harus dijaga kebersihannya

Fimosis pada bayi diatasi dengan membersihkan area genital menjadi salah satu langkah mengatasi

Table of Content

  • Penyebab fimosis pada bayi
  • Gejala fimosis pada bayi
  • Komplikasi fimosis pada bayi
  • Cara mengatasi fimosis pada bayi
  • Catatan dari SehatQ

Fimosis pada bayi adalah suatu kondisi kulup melekat pada kepala penis dan tak dapat ditarik kembali dari sekitar ujung penis. Hal ini umum terjadi pada bayi laki-laki yang belum disunat. 

Advertisement

Fimosis dapat terjadi secara alami atau hasil dari jaringan parut. Pada sebagian kasus, kondisi ini bisa menjadi gangguan serius dan menimbulkan gejala-gejala yang membuat bayi merasa tidak nyaman.

Penyebab fimosis pada bayi

no caption
Fimosis pada bayi terjadi akibat eksim pada kulup

Fimosis normal terjadi pada bayi dan balita yang belum disunat karena kulupnya masih melekat pada kelenjar.

Sebagian kasus fimosis pada bayi tak memerlukan perawatan khusus, kecuali jika menyebabkan sulit kencing atau menimbulkan gejala lainnya. 

Kulup akan mulai terlepas secara alami pada usia 2-6 tahun atau bahkan lebih. Kulup pun dapat ditarik kembali dari sekitar ujung penis pada sekitar 50% anak laki-laki berusia 1 tahun dan pada hampir 90% balita berusia 3 tahun.

Baca Juga

  • Panduan Posisi Penis yang Tepat Saat Pakai Celana Dalam, untuk Bayi hingga Dewasa
  • Mengenal Buried Penis atau Penis Mendelep dan Cara Mengatasinya
  • 5 Fakta Kulup dan Penyebabnya Menjadi Ketat

Fimosis yang terjadi pada bayi umumnya disebabkan oleh kondisi bawaan sejak lahir. Akan tetapi, dapat pula disebabkan oleh kebersihan penis yang tak terjaga dengan baik.

Selain itu, penyakit kulit pada bayi, seperti eksim pada bayi, psoriasis, lichen planus, dan lichen sclerosus juga bisa memicu terjadinya fimosis pada anak. Hindari menarik secara paksa perlekatan antara kulup dan kepala penis karena dapat menimbulkan luka dan membuat fimosis memburuk.

Gejala fimosis pada bayi

Fimosis tidak selalu menimbulkan gejala. Namun, ketika itu terjadi maka gejala yang muncul antara lain:

1. Kulup tidak mampu ditarik ke bagian belakang

no caption
Fimosis pada bayi umumnya ditandai dengan kulup tidak bisa ditarik

Hal ini membuat kepala penis tertutup kulup sehingga tidak tampak. Ujung kepala penis juga terlihat kecil dan menyempit. Hal yang perlu diingat adalah bahwa idealnya, kulup merupakan kulit yang elastis.

2. Kepala penis menggelembung

Penyebab kepala penis terlihat menggembung adalah adanya urine yang tertahan pada kulup. Saat gelembung semakin membesar, urine akan terlihat bocor dari kulit penis. Urine pun keluar tidak lancar.

Kulit kulup yang kencang juga dapat mengganggu saluran urine. Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat mencegah kandung kemih kosong sepenuhnya.

3. Demam

no caption
Tanda fimosis pada bayi bisa ditemukan jika diikuti dengan demam

Fimosis juga ditandai dengan demam. Sebab, penyakit pada bayi ini mampu menyebabkan infeksi saluran kemih.

Bakteri pun terjebak di dalam kulup hingga saluran kemih sehingga infeksi pun terjadi. Infeksi saluran kemih akibat fimosis juga menyebabkan berat badan anak tidak bertambah

4. Tidak mau makan dan menyusu

Demam membuat bayi merasa tidak nyaman. Hal ini menyebabkan bayi tidak mau menyusu maupun makan.

5. Urine tertinggal di kulup

no caption
Urine yang terjebak di kulup menyebabkan fimosis

Apabila urine terus-menerus terjebak di kulup, hal ini menimbulkan kotoran lainnya menumpuk di penis. Bakteri pun berkembang biak dan mampu menyebabkan infeksi.

Komplikasi fimosis pada bayi

no caption
Fimosis pada bayi mampu menyebabkan radang balantis

Anak yang mengalami fimosis juga dapat menyebabkan peradangan pada penis yang disebut dengan balanitis atau peradangan pada kelenjar dan kulup yang disebut balanoposthitis. Adapun gejala balanitis yang mungkin terjadi, antara lain:

  • Nyeri, gatal, dan bau pada penis
  • Kemerahan dan bengkak
  • Penumpukan cairan kental
  • Sakit saat buang air kecil sehingga membuat bayi rewel dan menangis

Jika hal tersebut terjadi, sebaiknya segera bawa bayi ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberi penanganan yang tepat untuk bayi. Jika dibiarkan maka kondisi si Kecil bisa semakin memburuk.

Cara mengatasi fimosis pada bayi

no caption
Salep kortikosteroid mampu mengatasi iritasi fimosis pada bayi

Pilihan penanganan fimosis pada bayi bergantung pada keparahannya. Namun, Anda harus menjaga kebersihan area genital si Kecil.

Bersihkanlah penis bayi setiap hari dengan air hangat dan keringkan dengan lembut setelahnya. 

Hindari menggunakan bedak dan sabun yang mengandung pewangi pada alat kelaminnya karena dapat memperburuk gejala fimosis pada bayi.

Setelah bayi buang air kecil, pastikan pula bawah kulit kulup kering agar tak ada bakteri yang menumpuk. 

Dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan krim atau salep steroid untuk mengatasi iritasi.

Selain itu, krim atau salep juga dapat membantu melembutkan kulup dan membuatnya lebih mudah ditarik.

Riset yang diterbitkan pada jurnal ISRN Urology juga menyatakan, sunat merupakan pengobatan utama untuk fimosis patologis.

Pada prosedur ini, sebagian atau semua kulup akan dihilangkan. Namun, ini berisiko mengalami pendarahan dan infeksi.

Akan tetapi, tentu saja dokter akan melakukannya sesuai prosedur yang tepat. Bayi umumnya diberi anestesi lokal, sementara balita dan anak-anak diberi anestesi umum.

Sementara, sebagian besar kasus balanitis atau infeksi jenis lain dapat diatasi dengan menjaga kebersihan penis, serta penggunaan krim atau salep dari dokter.

Infeksi bakteri mungkin akan membutuhkan antibiotik, sedangkan infeksi jamur memerlukan salep antijamur.

Dengan begitu, jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter jika khawatir Si Kecil memiliki kondisi tersebut.

Catatan dari SehatQ

Fimosis pada bayi adalah kulup yang tidak bisa ditarik kembali dari sekitar ujung penis. Umumnya, penyebab fimosis pada bayi terjadi akibat adanya jaringan parut yang disebabkan penyakit kulit.

Penanganan fimosis pada bayi bisa dilakukan dengan krim steroid maupun sunat. Terlebih, fimosis kerap terjadi pada bayi yang belum sunat.

Jika Anda menemukan gejala bayi mengalami fimosis, hubungi dokter melalui chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.

Jika Anda ingin melengkapi keperluan ibu menyusui, kunjungi Toko SehatQ untuk mendapatkan penawaran menarik.

Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

Advertisement

fimosisbalanitiskulup penissunat

Ditulis oleh Dina Rahmawati

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved