Empat fase siklus respon seksual adalah fase hasrat, fase gairah, fase orgasme, dan fase resolusi. Memasuki fase hasrat, detak jantung dan napas akan berjalan lebih cepat dan akan semakin naik saat fase gairah. Pada masa orgasme, serangkaian kontraksi otot yang intens akan terjadi saat tubuh melepaskan ketegangan.
2023-03-22 16:29:56
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Table of Content
Anda mungkin bertanya-tanya, perubahan tubuh apa saja yang akan terjadi setelah berhubungan seksual? Normalnya, akan banyak hal yang terjadi di tubuh Anda di masa ini. Namun, itu semua adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Berikut penjelasannya.
Advertisement
Saat melakukan hubungan intim, ada empat fase siklus respon seksual yang akan dilalui pria dan wanita. Durasi setiap fase maupun intensitasnya juga bisa berbeda setiap orang.
Setiap fase ini akan menyebabkan perubahan pada tubuh seiring dengan naiknya libido. Berikut ini proses seksual yang akan dilalui tubuh ketika berhubungan intim:
Fase hasrat adalah fase siklus respon seksual pertama yang akan dilalui. Pada fase ini, Anda akan mulai merasa bersemangat dan dapat berlangsung antara beberapa menit hingga beberapa jam.
Saat memasuki fase hasrat, detak jantung dan napas akan berjalan lebih cepat. Selain itu, kulit juga akan memerah akibat peningkatan aliran darah. Darah yang mengalir ke alat kelamin akan semakin meningkat, sehingga klitoris dan labia minor pada wanita akan mulai membengkak.
Pada pria, penis akan mulai mengalami ereksi, skrotum mengencang, dan mengeluarkan cairan pelumas.
Fase ini juga akan ditandai dengan puting susu yang mulai mengeras dan vagina yang mulai mengeluarkan cairan. Semakin lama, otot-otot di seluruh tubuh ikut menegang, sehingga meningkatkan ketegangan seksual.
Pada fase gairah, perubahan di badan akan semakin intensif. Pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah kian meningkat. Demikian juga dengan ketegangan otot yang dialami, kejang otot mungkin akan mulai terasa di kaki, tangan, dan wajah.
Pada wanita, vagina lebih membengkak dan dindingnya berubah warna menjadi lebih gelap. Pada saat ini, klitoris menjadi sangat sensitif terhadap sentuhan bahkan mungkin dapat terasa menyakitkan. Sementara pada pria, testis akan tertarik ke atas.
Fase siklus respon seksual adalah orgasme. Ini adalah fase saat gairah seksual mencapai puncaknya. Serangkaian kontraksi otot yang intens akan terjadi saat tubuh melepaskan ketegangan. Otot kaki akan mengencang.
Tekanan darah, detak jantung dan laju pernapasan semakin meningkat dan mulai terengah-engah karena menghirup oksigen semakin sering.
Pada wanita, otot-otot vagina dan rahim akan berkontraksi. Sementara pada pria, ini adalah fase saat otot-otot di pangkal penis berkontraksi dan melepaskan air mani atau ejakulasi. Saat ini, terjadi pelepasan ketegangan seksual yang kuat dan mendadak.
Fase resolusi merupakan proses seksual terakhir dalam hubungan intim dan sering juga disebut sebagai tahap penghabisan energi. Tubuh akan kembali pada keadaan sebelum berhubungan intim. Napas akan kembali tenang, otot rileks, penis dan vagina akan kembali ke ukuran dan warna aslinya. Saat ini, seseorang dapat merasa tenang, puas, atau lelah.
Setelah melewati keempat fase siklus respon seksual, Anda mungkin menyadari ada beberapa perubahan yang terjadi di tubuh. Perubahan yang terjadi setelah berhubungan intim biasanya terjadi karena respons tubuh, misalnya setelah orgasme. Artinya, perubahan ini tidak bersifat permanen, alias hanya sementara.
Berikut ini adalah beberapa perubahan yang dapat terjadi setelah berhubungan seksual:
Bagian tubuh wanita yang membesar ketika bercinta salah satunya adalah vagina. Dikutip dari Woman's College Hospital, vagina bereaksi dengan membengkak atau menebal ketika berhubungan seksual. Vagian juga bisa berubah warna ketika terjadi penetrasi.
Setelah berhubungan seks, pembengkakan ini bisa bertahan beberapa saat sebelum akhirnya kembali seperti semula.
Setelah berhubungan intim dan mengalami orgasme, payudara Anda mungkin akan terasa membesar, puting menjadi lebih tegang dan sensitif. Ini karena aliran darah meningkat ketika Anda bergairah saat melakukan hubungan seksual.
Saat berhubungan seks, aliran darah ke vagina ataupun penis akan meningkat. Pada wanita, hal ini menyebabkan klitoris dan labia melebar atau membengkak, serta menjadi sensitif ketika disentuh.
Jika sebelum orgasme klitoris menjadi titik rangsang yang sempurna, akan ada perubahan yang terjadi saat Anda usai berhubungan seks dan mencapai orgasme. Setelah berhubungan seks dan orgasme, klitoris akan menjadi lebih tidak nyaman disentuh.
Akan tetapi, pada perempuan ini hanya terjadi selama beberapa waktu. Klitoris akan kembali dapat dirangsang setelah beberapa saat.
Ejakulasi yang terjadi akan membuat organ intim terasa basah setelah berhubungan seks. Apalagi, jika hubungan dilakukan tanpa alat kontrasepsi seperti kondom. Bagi perempuan, mungkin akan merasakan ada cairan yang merembes atau turun ke luar dari lubang vagina.
Perubahan badan setelah berhubungan yang mungkin Anda sadar selanjutnya adalah aroma organ intim yang sedikit berbeda.
Hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan bisa mengubah pH atau tingkat keasaman pada vagina. Biasanya, pH vagina lebih asam, sementara pH sperma yang keluar saat ejakulasi bersifat basa. Percampuran keduanya bisa mengubah tingkat keasaman di vagina dan mengakibatkan perubahan aroma vagina.
Normalnya, perubahan ini mungkin hanya akan terjadi selama satu atau dua hari. Jika aroma vagina berubah selama lebih dari tiga hari, maka ada baiknya jika Anda memeriksakan diri ke dokter. Pasalnya, kondisi ini bisa saja mengindikasikan adanya infeksi jamur atau bakteri.
Perubahan badan setelah berhubungan yang dapat dirasakan baik laki-laki maupun perempuan adalah otot yang terasa pegal atau bahkan nyeri. Terutama, di bagian bokong, paha belakang, lengan atas, dan otot inti.
Hal ini sebenarnya umum terjadi, namun seharusnya bisa dicegah. Rasa nyeri atau pegal setelah berhubungan seks bisa menandakan area organ intim tidak cukup mendapatkan pelumas, hubungan seks terjadi terlalu cepat, atau penetrasi yang kurang pelan.
Baca Juga
Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar fase siklus respon seksual maupun perubahan badan setelah berhubungan intim, konsultasikan langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ada banyak cara memainkan atau merangsang payudara yang bisa Anda lakukan saat foreplay maupun bercinta. Kuncinya, jangan ragu dan malu untuk eksplorasi.
Jika posisi bercinta woman on top (WOT) disebut sebagai yang paling berbahaya bagi laki-laki karena risiko membuat penis patah, doggy style disebut sebagai yang berbahaya untuk perempuan. Posisi ini disebut dapat menyebabkan cedera pada perempuan. Tapi tentu, bukan berarti doggy style jadi haram dilakukan.
Penelitian terbaru menguak fakta bahwa konsumsi makanan tak sehat menurunkan kualitas sperma. Artinya, penting untuk memprioritaskan makanan untuk sperma sehat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved