Spina bifida adalah kelainan bawaan lahir yang terjadi saat tabung saraf pada tulang belakang tidak menutup dengan sempurna. Salah satu faktor yang meningkatkan risiko spina bifida adalah ibu hamil mengidap diabetes.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
17 Mei 2019
Faktor risiko di balik spina bifida, cacat lahir pada tabung saraf pada tulang belakang bayi.
Table of Content
Apa Anda pernah mendengar istilah spina bifida? Spina bifida adalah salah satu bentuk kelainan bawaan lahir yang terjadi ketika tabung saraf pada tulang belakang tidak menutup dengan sempurna. Penyebab spina bifida belum diketahui secara pasti, namun ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risikonya.
Advertisement
Spina bifida adalah kondisi kelainan pada tabung saraf. Pada perkembangan janin normal, tabung saraf tulang belakang terbentuk di awal-awal masa kehamilan. Tabung tersebut seharusnya akan menutup sempurna saat usia embrio memasuki hari ke-28.
Pada bayi dengan spina bifida, tabung saraf tersebut tidak terbentuk atau gagal menutup sempurna. Akibatnya, akan meninggalkan celah dan mengakibatkan cacat pada tulang belakang yang menyebabkan kerusakan.
Spina bifida adalah kelainan bawaan lahir yang lebih sering terjadi pada orang dengan ras kulit putih dan keturunan Hispanik.
Jenis kelamin juga dikatakan bisa memengaruhi risiko cacat lahir ini. Pasalnya, jumlah bayi perempuan yang mengalami spina bifida lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi laki-laki.
Baca juga: Ragam Kelainan Kongenital yang Umum Terjadi pada Bayi
Para peneliti belum mengetahui penyebab spina bifida secara pasti. Namun, terdapat faktor yang diduga dapat mempertinggi risiko seseorang untuk terkena kelainan bawaan ini. Apa sajakah faktor risiko tersebut?
Spina bifida termasuk kelainan bawaan lahir yang juga bisa dipengaruhi oleh gen. Pasangan yang pernah memiliki anak dengan spina bifida memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk kembali mempunyai anak dengan kelainan yang sama.
Folat atau vitamin B9 sangat penting bagi pertumbuhan janin, terutama di trimester pertama kehamilan. Mencukupi asupan folat juga diyakini bisa mencegah terjadinya spina bifida.
Nutrisi ibu hamil ini bisa didapatkan secara alami dengan menyantap bayam, kale, legum, alpukat, buah bit, buah-buahan jenis sitrus, dan banyak lagi. Dokter kandungan juga biasanya akan meresepkan suplemen asam folat untuk memastikan kecukupannya.
Ibu hamil yang mengonsumsi sembarang obat memiliki peluang lebih tinggi untuk melahirkan anak dengan kelainan bawaan, termasuk spina bifida. Obat-obatan yang dikatakan berkaitan meliputi obat anti kejang, seperti asam valproat serta obat untuk gangguan bipolar.
Bila Anda mengonsumsi obat-obatan tersebut dan berencana hamil, konsultasikan dengan dokter. Dengan ini, dokter bisa memberikan obat penggantinya atau meresepkan suplemen asam folat dengan dosis lebih tinggi dari normal.
Ibu hamil yang mengidap diabetes maupun diabetes gestasional (diabetes kehamilan) wajib mengendalikan kadar gula darahnya selama masa kehamilan. Langkah ini dibutuhkan untuk meminimalisir peluang melahirkan bayi dengan kelainan bawaan, termasuk spina bifida.
Wanita yang mengalami obesitas berpeluang lebih besar untuk melahirkan bayi yang memiliki kelainan bawaan. Salah satunya spina bifida. Oleh sebab itu, usahakan untuk menurunkan berat badan hingga mendekati angka ideal sebelum Anda hamil.
Pernah dengar bahwa ibu hamil tidak boleh mandi air panas atau sauna? Anggapan ini bukannya tidak beralasan.
Pasalnya, meningkatnya suhu tubuh ibu hamil lewat mandi air panas atau sauna berpotensi menjadi penyebab spina bifida. Peningkatan suhu tubuh lain juga bisa disebabkan oleh demam.
Jika Anda merasa memiliki faktor risiko spina bifida di atas dan sedang merencanakan kehamilan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan ini, Anda bisa menurunkan potensi melahirkan bayi dengan spina bifida.
Dikutip dari Mayo Clinic, berikut jenis spina bifida berdasarkan lokasi dan ukuran celah yang terbentuk:
Jenis ini ditandai dengan terbentuknya celah kecil di antara ruas tulang punggung dan tidak memengaruhi saraf. Gejala yang biasa ditunjukkan biasanya gejala ringan dan memiliki ciri fisik seperti muncul jambul atau rambut di pagian punggung, hingga lesung pipit atau tanda lahir di bagian tubuh yang terdampak.
Jenis spina bifida meningokel satu tingkat lebih parah dibandingkan okulta. Kondisi ini ditandai dengan terbentuknya kantung berisi selaput dan sumsung tulang belakang yang menonjol keluar. Dalam kasus yang berat, kantung tersebut bisa mengalami infeksi sehingga dapat mengancam nyawa bayi.
Kondisi mielomeningokel adalah kondisi yang paling serius dibandingkan dengan meningokel dan okulta. Spina bifida jenis ini ditandai dengan terbentuknya kantung berisi selaput dan sumsum tulang belakang yang menonjol keluar pada daerah punggung. Pada kasus yang berat, kantung ini tidak memiliki kulit sehingga rentan mengalami infeksi.
Baca juga: Masalah Perkembangan Anak dengan Spina Bifida dan Pilihan Terapinya
Langkah pencegahan sangatlah penting karena spina bifida adalah kelainan bawaan yang dapat mengakibatkan cacat fisik maupun mental pada penderitanya.
Sementara tingkat keparahannya bergantung pada dua hal, yakni ukuran dan posisi celah yang terbentuk di tulang belakang serta ada atau tidaknya saraf dan sumsum tulang belakang yang terkena dampaknya.
Jika ingin berkonsultasi langsung dengan dokter seputar penyebab spina bifida dan ragam jenisnya, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Saat perut sudah kenyang tapi nafsu makan masih tinggi, berhati-hatilah. Nafsu makan berlebih bisa membuat Anda makan terlalu banyak. Akibatnya, obesitas pun mengintai. Kenali cara mengurangi nafsu makan berlebih ini, untuk menghindari obesitas.
27 Feb 2020
Asam folat untuk promil penting dikonsumsi untuk menghindari risiko cacat tabung saraf pada bayi. Saat merencanakan kehamilan, asam folat juga berpotensi meningkatkan kesempatan hamil dan meningkatkan kesuburan calon ayah.
30 Okt 2020
Bibir sumbing pada bayi adalah kelainan bawaan di mana ada celah di bibir bagian atas saat bayi lahir. Kondisi ini perlu diatasi karena dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang.
27 Agt 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved