Faktor penyebab bullying atau perundungan cukup beragam. Selain karena minimnya rasa empati, masalah ini dapat diakibatkan hubungan anak dengan orangtua yang buruk, memiliki saudara kandung yang abusif, hingga tidak percaya diri. Waspadalah, dampak buruk bullying bisa bersifat jangka Panjang.
12 Mei 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Ada banyak penyebab bullying yang harus diwaspadai, salah satunya haus akan kekuasaan.
Table of Content
Bullying atau perundungan adalah tindakan agresif secara fisik dan verbal yang dapat menyebabkan korbannya merasa tidak nyaman atau bahkan terluka. Salah satu cara untuk mencegah perilaku buruk ini adalah memahami penyebabnya. Kenali berbagai faktor penyebab bullying agar si kecil tidak menjadi pelaku atau korbannya.
Advertisement
Faktor penyebab bullying bisa datang dari lingkungan sosial, keluarga, hingga diri sendiri. Sebelum terlambat, berikut adalah berbagai penyebab terjadinya bullying yang perlu Anda ketahui.
Orang yang pernah menyaksikan dan merasakan kekerasan di rumah lebih berisiko melakukan tindakan bully kepada orang lain.
Jika ada anak atau anggota keluarga yang melakukan bullying, jangan buru-buru menghakiminya. Cari tahu apakah mereka sedang memiliki masalah internal dengan keluarganya.
Apabila ini yang jadi penyebabnya, cobalah untuk memberikan mereka dukungan dan bimbingan.
Orangtua yang bersifat permisif atau serba mengizinkan, dinilai menjadi salah satu alasan mengapa bullying bisa terjadi.
Sebab, orangtua dengan faktor bullying ini cenderung tidak membuat peraturan yang bisa mengawasi anak-anaknya sehingga mereka bebas melakukan apa saja, termasuk perundungan di luar rumah.
Memiliki hubungan atau komunikasi yang buruk dengan orangtua dipercaya dapat membuat seorang anak berisiko melakukan tindakan bullying.
Dengan memiliki hubungan yang erat dengan orangtua, si kecil diharapkan dapat memiliki rasa empati dan mengenal rasa kasih sayang. Dengan begitu, dirinya dipercaya tidak akan melakukan tindakan perundungan.
Anak-anak yang memiliki kakak kandung abusif atau sering melakukan kekerasan fisik, cenderung akan mencontoh perbuatan saudaranya.
Ditambah lagi, faktor terjadinya bullying ini dapat membuat si kecil merasa tidak punya kekuatan.
Untuk mendapatkan kekuatan dan dominasi, akhirnya mereka melampiaskan kepada orang lain di luar rumah.
Anak-anak yang tidak percaya diri cenderung akan melakukan bullying. Sebab, tindakan ini dapat membuat mereka merasa memiliki kekuatan dan dominasi.
Tidak hanya itu, anak-anak yang tidak percaya diri ini juga cenderung berbohong mengenai kemampuan dirinya, demi menutupi rasa kurang percaya diri yang mereka miliki.
Kebiasaan mengejek orang lain dinilai sebagai faktor penyebab bullying menurut para ahli. Ejekan ini dapat mengarah pada penampilan, kemampuan, ras, budaya, dan gaya hidup orang lain.
Penindasan yang dilakukan oleh pelaku bullying ini sering kali datang dari rasa takut atau kurangnya pemahaman terhadap lingkungan di sekitarnya.
Anak-anak yang selalu haus akan kekuasaan dan terus ingin memegang kontrol juga cenderung melakukan tindakan bullying.
Mereka hanya mau bekerja sama jika yang orang lain mengikuti peraturan yang dibuatnya. Jika segala sesuatu tidak berjalan sesuai rencananya, maka mereka dapat mulai melakukan tindakan bullying.
Anak-anak yang ingin dikenal atau menjadi populer di lingkungannya dinilai berisiko melakukan tindakan bullying.
Mereka akan menunjukkan sifat ingin memerintah, mengontrol, dan menuntut teman-temannya demi popularitas dan pengakuan dari orang-orang di sekitarnya.
Minimnya bekal pendidikan empati dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya bullying.
Tanpa empati, anak tidak bisa atau bahkan tidak mau mengerti apa yang dirasakan oleh orang lain. Mereka pun bisa menyalahkan korban-korbannya.
Kurangnya rasa empati ini dapat membuat anak-anak merasa bahwa tindakan bullying-nya hanyalah candaan semata, di saat orang lain merasa sakit hati akibat tindakan tak terpuji itu.
Di saat anak-anak tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka cenderung akan merasa frustrasi.
Sebagian anak dapat menerima situasi ini dengan lapang dada. Namun, beberapa anak tidak kuat menahan perasaan tersebut. Hasilnya, mereka dapat melakukan tindakan bullying demi kepentingan pribadi.
Umumnya, hal ini disebabkan oleh sifat perfeksionis. Sebagai orangtua, cobalah ajarkan kepada mereka bahwa segala sesuatu tidak harus menjadi sempurna.
Tubuh besar dan fisik yang kuat dapat disalahgunakan anak-anak untuk mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara bullying.
Mereka akan mengontrol situasi dengan membuat anak-anak yang lain merasa lemah.
Salah satu penyebab bullying di sekolah yang perlu diwaspadai adalah dorongan untuk bisa berbaur dengan teman-temannya.
Dorongan untuk berbaur ini dapat membuat anak melakukan berbagai cara agar bisa dikenal di sekolahnya, salah satunya menggunakan kekerasan dan melakukan tindakan bullying.
Sebenarnya, anak-anak yang melakukan bullying untuk berbaur dengan temannya dapat merasa tidak nyaman dengan perilaku buruknya. Hanya saja, mereka rela melakukannya demi bisa diterima teman-temannya di sekolah.
Faktor bullying di sekolah yang tak boleh disepelekan adalah kurangnya perhatian sekolah terhadap fenomena bullying.
Faktor penyebab bullying menurut para ahli ini membuat siswa dan siswi menganggap bahwa tindakan bullying adalah hal yang biasa. Sehingga, mereka terus melakukannya di sekolah.
Untuk mengatasinya, peran guru dan pihak sekolah lainnya sangat diperlukan. Sekolah disarankan untuk menanggapi masalah bullying secara serius.
Dampak buruk akibat dari bullying tidak hanya dirasakan korbannya, tapi juga pelakunya. Berikut adalah penjelasan mengenai efek negatif dari tindakan perundungan.
Supaya tidak ada lagi korban perundungan di sekitar kita, Anda sebagai orangtua juga perlu memahami cara mengatasi bullying.
Berikut adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk menghentikan tindakan perundungan:
Salah satu tindakan pertama yang perlu dilakukan untuk mengatasi bullying adalah berbicara dengan anak Anda.
Jika Anda melihat ada sesuatu yang tidak biasanya pada anak, cobalah ajak ia berbicara. Pasalnya, korban bullying sering kali tidak mau berbicara tentang pengalamannya ketika dirundung.
Perhatikan perasaan anak dan buat mereka tahu bahwa kedua orangtuanya sangat peduli kepadanya.
Supaya anak tidak menjadi pelaku bullying di lingkungannya, orangtua perlu menjadi role model atau panutan yang baik untuknya.
Pasalnya, pelaku bullying sering kali melakukan tindakan tak terpujinya itu karena melihat perilaku bullying di sekitarnya, entah itu dari orangtua, teman-teman, atau bahkan adegan-adegan film yang mereka tonton di televisi.
Cobalah berikan contoh perilaku sosial yang baik kepada anak-anak sejak dini. Dengan begitu, mereka diharapkan dapat terhindar dari perilaku bullying ketika beranjak dewasa.
Adanya sosialisasi terkait dampak dan bahaya bullying menjadi salah satu kunci penting untuk menghentikan kasus perundungan di lingkungan.
Orangtua, guru, atau masyarakat secara umum perlu mensosialisasikan bahaya bullying dan tindakan apa saja yang termasuk dalam kategori bullying.
Selain itu, orangtua, guru, dan masyarakat secara umum disarankan untuk mengetahui cara merespons kasus bullying dan bagaimana cara mencegahnya agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan.
Terkadang, orang-orang di sekitar tidak tahu harus berbuat apa ketika melihat tindakan bullying di sekitar. Jika terus dibiarkan, hal ini justru bisa membuat kasus bullying semakin marak.
Orangtua, teman-teman, guru, dan masyarakat secara umum perlu bergerak dan melakukan inisiatif ketika melihat kasus bullying di sekelilingnya.
Tidak hanya fokus kepada korban kita juga perlu berbicara dengan pelaku bullying untuk menghentikan tindakan perundungan.
Pelaku bullying umumnya melakukan tindakan tak terpuji ini karena tidak memiliki rasa empati atau memiliki masalah keluarga di rumah. Jika ini kasusnya, bantulah mereka untuk mengatasi masalah tersebut.
Selain itu, pelaku bullying juga perlu memahami bahwa tindakan mereka termasuk dalam kategori bullying. Kemudian, mereka juga harus tahu bahwa perundungan dapat membahayakan kesehatan mental dan bahkan fisik korbannya.
Baca Juga
Jika Anda memerhatikan adanya faktor penyebab bullying pada diri Si Kecil, janganlah menganggap enteng isu ini. Bantulah dia untuk bisa menghilangkan sifat bullying dan ajari mereka sifat empati.
Jika Anda khawatir dengan kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penting bagi orangtua untuk memahami perkembangan emosi remaja. Dengan begitu, Anda dapat memberikannya bimbingan dan saran agar mereka tidak terjerumus ke hal-hal negatif.
Pilih kasih terhadap anak dapat berdampak buruk, mulai dari merusak hubungan antarsaudara, memupuk amarah, hingga menyebabkan permusuhan. Orang tua perlu waspada karena dampaknya bisa terasa hingga anak beranjak dewasa.
Salah satu peraturan baru dari Kemendikbudristek, Nadiem Makarim menyatakan calon peserta didik baru untuk kelas 1 SD harus memenuhi persyaratan 7 tahun atau paling rendah 6 tahun per tanggal 1 Juli pada tahun yang sama.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved