Faktor lingkungan bisa berdampak signifikan pada kesehatan mental seseorang. Lingkungan berarti perpaduan faktor fisik seperti tempat tinggal dan juga orang yang ada di sekitar.
2023-03-30 04:56:18
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Faktor lingkungan dapat memengaruhi kesehatan mental
Table of Content
Faktor lingkungan bisa berdampak signifikan pada kesehatan mental seseorang. Lingkungan berarti perpaduan faktor fisik seperti tempat tinggal dan juga orang yang ada di sekitar.
Advertisement
Seseorang tentu menghabiskan sebagian besar waktunya di lingkungan. Dengan demikian, pengaruhnya baik secara fisik maupun mental sangatlah besar. Lingkungan yang kotor dan tidak baik bahkan meningkatkan risiko terjadinya depresi, begitu pula sebaliknya.
Ada banyak hal dari faktor lingkungan yang bisa berdampak pada kesehatan mental, beberapa di antaranya adalah:
Faktor estetika sangat berkaitan dengan bagaimana seseorang menata tempat tinggalnya. Itulah mengapa, terlalu banyak barang akan membuat seseorang merasa kewalahan karena distraksi berlebihan. Rasa kewalahan ini berkaitan erat dengan munculnya gangguan kecemasan.
Rekomendasinya adalah meletakkan objek hingga warna di lingkungan yang bisa berdampak positif pada mood. Dengan cara ini, seseorang bisa merasa rileks sekaligus meredakan stres saat pulang ke rumah.
Faktor sensori terkait erat dengan apa yang dirasakan indra ketika berada di sebuah lingkungan. Mulai dari pencahayaan, suara, aroma, hingga warna. Ini berpengaruh pada bagaimana seseorang bisa merasa nyaman, rileks, dan aman.
Sebagai contoh, cahaya terlalu terang dan suara bising dapat menyebabkan seseorang merasa gelisah. Begitu pula tempat dingin dan gelap bisa membuat seseorang hilang motivasi. Ini menunjukkan seberapa signifikannya pengaruh sensori terhadap kondisi mental.
Penting memasukkan cahaya matahari sebagai salah satu poin tersendiri dalam faktor lingkungan karena pengaruhnya yang signifikan. Kurangnya cahaya matahari terutama di negara yang memiliki musim dingin panjang bisa menyebabkan seasonal affective disorder.
Sementara dalam hal kebersihan, polusi udara dan sanitasi buruk akan meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi. Tentunya ini juga berdampak pada kesehatan fisik seperti risiko gangguan pencernaan hingga asma.
Komunikasi dengan orang sekitar juga merupakan faktor lingkungan yang sangat berdampak. Terlebih, manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi. Adanya konflik atau gesekan dengan orang lain di lingkungan sekitar bisa menjadi pemicu stres luar biasa.
Di sisi lain, memiliki orang tepercaya sekaligus terdekat di lingkungan akan memberikan rasa tenang. Contohnya tinggal bersama pasangan yang bisa mengelola emosi dengan baik serta komunikasi lancar, tentu menjadi sumber ketenangan tersendiri.
Untuk bisa terkoneksi dengan orang sekitar dalam lingkup luas seperti masyarakat atau etnis tertentu, ada nilai budaya yang dipegang bersama. Kesamaan nilai budaya ini membuat mereka bisa memaknai leluhur hingga keberadaan di muka bumi.
Jika tidak ada keterikatan budaya dan nilai-nilai lainnya, sangat rentan muncul rasa terisolasi. Saat terjebak dalam rasa kesepian, ada kemungkinan mengalami depresi.
Tentu ada persepsi – baik positif maupun negatif – yang muncul ketika seseorang berada di lingkungannya. Contohnya selalu merasa nyaman dan aman saat pulang ke rumah dari rantau.
Di sisi lain, ketika seseorang kerap mengalami hal negatif seperti kekerasan atau perundungan di tempat tinggalnya, ini bisa memunculkan persepsi masa-masa sulit. Tak menutup kemungkinan, kondisi ini memunculkan kecemasan berlebih.
Berdasarkan beberapa faktor lingkungan di atas, benang merahnya adalah memiliki sosok tepercaya dan dekat sangat penting untuk kesehatan mental. Mulai dari pernikahan sehat, persahabatan dekat, dan hubungan kerabat dengan keluarga. Semuanya merupakan faktor signifikan terhadap kesehatan fisik dan juga mental.
Sementara apabila hubungan tidak terjaga dengan baik, seseorang akan merasa kesepian. Ini dapat memicu stres kronis, mood buruk, serta kecemasan tak terkendali.
Baca Juga
Mengingat koneksi antara kondisi lingkungan dengan kesehatan mental begitu erat, Anda perlu memegang kendali atas hal itu. Apabila masih sulit mengubah nilai budaya atau persepsi yang sudah melekat sejak kecil, mulailah dari yang terlihat.
Beberapa cara untuk memegang kendali atas faktor lingkungan ini bisa dengan:
Agar semakin efektif, mulailah dari ruangan tempat Anda menghabiskan sebagian besar waktu. Atur agar kondisinya fungsional dan bebas dari benda-benda tak penting.
Ketika sudut-sudut rumah mulai tertata, maka Anda bisa lebih fokus menuntaskan segala pekerjaan. Bukan hanya itu, hubungan dengan orang terdekat pun bisa jadi lebih baik karena energi tidak terserap habis karena distraksi terlalu banyak barang di rumah.
Satu lagi yang juga sebenarnya berada di bawah kendali Anda adalah meninggalkan lingkungan yang toxic. Contohnya perlakuan kasar dari pasangan, teman yang manipulatif, dan semacamnya.
Tinggalkan lingkaran semacam ini demi kesehatan mental Anda sendiri. Ingat, bukan tanggung jawab Anda untuk mengubah sifat orang lain, yang merupakan hal sulit. Tapi, meninggalkan hal semacam ini ada di bawah kontrol Anda. Mulailah dengan berani berkata tidak.
Baca Juga
Namun ketika Anda tidak berada di posisi bisa mengubah lingkungan, saatnya mengubah sudut pandang. Coba temukan hal yang bisa diapresiasi dari lingkungan demi menjaga kesehatan mental. Fokus pada hal yang produktif ketimbang hal negatif.
Jika Anda ingin tahu lebih lanjut seputar aktivitas yang bisa menenangkan pikiran, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Minyak kacang tanah adalah minyak yang terbuat dari olahan kacang tanah yang bisa digunakan untuk menggoreng, menumis, dan berbagai teknik memasak lainnya. Minyak ini termasuk sehat.
Cara mencari topik pembicaraan yang menarik ternyata tidak sulit. Anda bisa memulai percakapan dengan membahas kabar, hiburan, makanan, hingga hobi.
Naif artinya terlalu polos dan lurus terhadap sesuatu. Orang yang terlalu naif terkadang mudah dipengaruhi dan dimanfaatkan orang lain. Ini cara mengatasinya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved