Vaksin Zifivax punya efikasi sekitar 80% dan sudah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM. Vaksin ini dibuat dengan metode protein rekombinan dan efektif untuk varian delta.
2023-03-20 02:41:42
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Vaksin Zifivax efikasinya sekitar 80%
Table of Content
Guna memperkuat ketahanan masyarakat terhadap infeksi Covid-19, pemerintah mulai 12 Januari 2022 akan melaksanakan program vaksin booster. Melansir dari berbagai sumber, ada lima jenis vaksin yang sudah mengantongi emergency use of authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kelima vaksin tersebut adalah CoronaVac dari Sinovac, AstraZeneca, Pfizer BioNTech, Moderna, dan Zifivax.
Advertisement
Di antara jenis vaksin tersebut, Anda mungkin belum terlalu mengenal Zifivax yang memang termasuk vaksin jenis baru jika dibandingkan dengan keempat vaksin lain yang sudah cukup lama dipakai di Indonesia. Berikut beberapa fakta vaksin Covid-19 Zifivax yang perlu diketahui.
Vaksin Zifivax adalah salah satu vaksin Covid-19 terbaru yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat, alias emergency use of authorization (EUA), dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin ini juga diizinkan untuk dipakai sebagai vaksin booster atau suntikan lanjutan bagi orang-orang yang sebelumnya sudah pernah menerima vaksin Covid-19 dosis lengkap.
Agar tidak bingung, berikut informasi yang perlu Anda ketahui seputar Zifivax:
Zifivax merupakan vaksin yang dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical asal Tiongkok.
Vaksin ini dibuat dengan metode platform rekombinan protein sub-unit. Artinya, vaksin dibuat dengan memasukkan DNA virus yang dapat memicu respons sistem imun.
DNA virus yang dimasukkan telah diproses sedemikan rupa sehingga orang yang menerima vaksin tidak akan terinfeksi Covid-19 akibat proses vaksinasi.
Vaksin Zifivax adalah vaksin Covid-19 ke-10 yang mendapatkan EUA dari BPOM RI dengan PT Jakarta Biopharmaceutical Industry (JBio) sebagai pemegang izin.
Saat ini JBio sedang sedang dalam tahap membangun fasilitas produksi vaksin sendiri. Dengan demikian, kebutuhan dosis vaksin dalam negeri bisa terpenuhi dengan lebih mudah.
Sebelum mendapatkan EUA dari BPOM, vaksin Zifavax telah melalui uji klinis tahap III di beberapa negara, seperti Indonesia, Uzbekistan, Pakistan, Ekuador, dan Tiongkok dengan jumlah subjek uji mencapai 28.500 orang.
Di Indonesia sendiri, ada 4.000 subjek yang ikut serta dalam uji coba tersebut. Dua ribu orang diuji di Bandung dan 2.000 sisanya di Jakarta. Relawan yang ikut adalah orang dewasa berusia di atas 18 tahun.
Setelah melalui uji klinis tahap III, vaksin Zifivax ditemukan memiliki efikasi yang cukup tinggi.
Menurut data yang disampaikan oleh Satgas Penanganan Covid-19, efikasi vaksin Zifivax untuk virus Covid-19 varian Alfa mencapai 92,93%, Gamma 100%, varian Delta 77,47%, dan Kappa 90%.
Tujuh hari setelah vaksinasi lengkap, efikasi vaksin akan mencapai sekitar 81,71%. Dalam 14 hari setelah vaksin lengkap, efikasi rerata tercatat sebesar 81,4%.
Jika dilihat dari rentang usia, pada populasi dewasa usia 18-59 tahun, efikasi vaksin ini mencapai 81,51% dan lansia di atas 60 tahun sebesar 87,58%. Efikasi Zifavax secara keseluruhan untuk populasi Indonesia rata-rata adalah 79,88%.
Prosedur pemberian vaksin Zifavax sedikit berbeda dari jenis vaksin Covid-19 lainnya. Jika kebanyakan vaksin Covid-19, seperti Sinovac dan AstraZeneca hanya 2 dosis, Anda perlu menerima tiga kali suntikan untuk vaksin Zifavax.
Vaksin ini baru bisa diberikan pada orang dewasa berusia di atas 18 tahun. Penyuntikan dilakukan lewat injeksi intramuskular (pada otot) sebanyak masing-masing dosis 0,5 mL.
Jarak pemberian antar dosisnya adalah 1 bulan.
Dari hasil uji klinik tahap III, ditemukan hasil bahwa vaksin Zifivax secara umum tidak memicu efek samping berbahaya. Jenis efek samping yang paling sering muncul pada subjek uji adalah nyeri pada tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot, batuk, mual, dan diare ringan.
Baca Juga: Dapatkan Informasi Terbaru Seputar Vaksin Covid-19 di Sini
Setelah menerima vaksin Covid-19 jenis apa pun, Anda akan diinstruksikan untuk menunggu di ruang observasi selama kurang lebih 30 menit. Hal ini bertujuan sebagai bentuk antisipasi pada reaksi alergi ataupun efek samping lain (KIPI) berat yang mungkin saja memerlukan penanganan medis segera.
Jika setelah observasi selesai dan Anda tidak mengalami keluhan berarti, tim vaksinasi akan memperbolehkan Anda untuk pulang. Di rumah, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk bersiap menghadapi efek samping vaksin Covid-19 yang mungkin dirasakan:
Perlu diingat bahwa vaksin tidak langsung bekerja segera setelah penyuntikkan dilakukan. Tubuh membutuhkan waktu hingga akhirnya antibodi untuk mengatasi Covid-19 benar-benar terbentuk.
Vaksin juga bukan obat penyembuh ataupun produk yang bisa membuat Anda kebal Covid-19. Maka dari itu, setelah vaksin, Anda tetap harus menjalani protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah Covid-19.
Tetaplah pakai masker saat bertemu orang lain, menghindari tempat yang ramai, menjaga jarak dengan orang lain, rajin mencuci tangan, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan baik.
Jika masih ada dosis tambahan yang perlu didapatkan, jangan lupa untuk mencatat tanggalnya agar tidak lupa. Dengan segera mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap, maka risiko Anda mengalami keparahan akibat penyakit ini juga akan semakin cepat menurun.
Apabila Anda masih punya pertanyaan seputar Covid-19, bisa berdiskusi secara langsung dengan dokter di fitur Chat Dokter di Aplikasi Kesehatan SehatQ. Unduh secara gratis di Appstore dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Menjelaskan virus corona pada anak mungkin akan membingungkan bagi Anda. Jika tidak dijelaskan dengan mudah, anak akan sulit memahami dan merasa cemas.
Memahami cara mengatasi demam setelah vaksin akan membantu Anda lebih siap. Anda pun tak perlu ragu lagi untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Keberadaan penyakit virus corona atau Covid-19 memaksa sebagian masyarakat memproduksi hand sanitizer-nya sendiri. Namun, apakah bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya sudah terbukti aman untuk kulit?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved