Varian baru Corona B117 yang merupakan hasil mutasi virus corona di Inggris dikabarkan lebih menular. Namun, ahli melaporkan mutasi ini memengaruhi efektivitas vaksin.
2023-03-15 20:31:54
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
varian baru Corona B117 lebih menular, tapi tidak menimbulkan gejala yang lebih parah
Table of Content
Berita mengenai temuan varian baru Corona B117 yang masuk ke Indonesia, tepatnya 2 kasus di Karawang, membuat banyak orang khawatir. Laporan terkini mewartakan bahwa mutasi virus Corona dari Inggris ini lebih menular.
Advertisement
Akankah jenis baru dari SARS Cov-2 menghambat usaha vaksinasi COVID-19 yang hingga kini masih terus dilakukan untuk mengakhiri pandemi? Lantas, bagaimana dengan mutasi terbaru? Berikut ini penjelasannya untuk Anda.
Mutasi virus corona penyebab Covid-19 sebenarnya bukan pertama kali terjadi. Sejak kemunculannya pada akhir 2019, para peneliti telah merekam banyak modifikasi kecil pada virus tersebut di seluruh dunia.
Namun mengingat tren perkembangan virus SARS Cov-2, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sifat dari mutasi virus corona yang baru ini.
Berikut adalah beberapa fakta yang perlu diketahui mengenai varian baru Corona B117:
Mutasi virus corona jenis baru, dilaporkan di Inggris bagian tenggara. Penemuan jenis baru dari penyebab Covid-19 ini diawali dari kecurigaan para pakar karena area tersebut mengalami kenaikan kasus secara signifikan.
Setelah sampel virus dari para pengidap Covid-19 di area tersebut diteliti, ditemukan bahwa sebagian besar dari mereka terinfeksi oleh virus corona SARS-CoV-2 yang sudah bermutasi.
Virus tersebut dinamakan sebagai SARS-CoV-2 VUI 202012/01. Virus ini, memiliki perbedaan struktur pada spike protein atau tonjolan-tonjolan yang terlihat seperti paku pada permukaan virus corona.
Badan pencegahan dan penyebaran penyakit Eropa (ECDC) mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian awal yang telah dilakukan, mutasi virus corona asal Inggris ini 70% lebih menular dibanding virus corona biasa.
Melansir CNN Indonesia yang mengutip Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, varian baru virus B.1.1.7 bersifat super shedder.
Dikatakan super shedder karena varian baru corona hasil mutasi ini menyebabkan shedding virus yang lebih intens. Shedding virus yang lebih intens artinya virus yang mampu bereplikasi jauh lebih banyak di saluran pernapasan orang yang terinfeksi. Sifat tersebut membuat virus B.1.1.7 lebih mudah menular ke banyak orang.
Namun lebih lanjut ia mengklaim bahwa virus ini tidak menyebabkan kematian lebih banyak. Meski lebih menular, hingga saat ini juga belum ada laporan mengenai kemampuan virus B.1.1.7 dalam meningkatkan keparahan gejala Covid-19.
Faktanya, hingga saat ini belum ada jenis mutasi SARS-CoV-2 yang terbukti meningkatkan tingkat keparahan infeksi Covid-19.
Perubahan yang terjadi pada virus corona ini membuat banyak orang khawatir mengenai efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi tersebut.
Namun para ahli berpendapat bahwa vaksin yang saat ini diproduksi, terutama dengan metode mRNA seperti vaksin corona buatan Pfizer dan Moderna, masih bisa melindungi tubuh dari mutasi virus corona.
Lebih lanjut Zubairi menjelaskan bahwa kecepatan penularan virus yang sudah bermutasi itu hampir 70% di Inggris. Namun, kata dia, ketika sudah banyak yang divaksinasi, angka kasus aktif di sana menurun secara signifikan.
Sebab, vaksin akan memicu sistem kekebalan tubuh yang kompleks untuk membangun pertahanan yang kuat dan tidak benar-benar spesifik untuk satu jenis virus SARS-Cov-2 saja.
Dengan demikian saat ada mutasi, tembok pertahanan imun yang sudah terbangun, masih bisa menahan serangan virus tersebut.
Di masa mendatang, bukan tidak mungkin mutasi virus corona bisa menembus kekebalan tubuh yang sudah dibangun oleh vaksin. Hanya saja, sejauh ini para ahli memprediksi hal tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Badan kesehatan Amerika Serikat CDC menyebutkan bahwa ini bukan pertama kalinya mutasi virus corona terjadi. Faktanya, virus ini bermutasi secara reguler.
Namun, kebanyakan mutasi yang terjadi tidak berdampak pada sifat dari penyakit Covid-19 sendiri. Artinya, mutasi yang selama ini terjadi kebanyakan tidak menyebabkan terjadinya perubahan struktur protein virus.
Saat perubahan struktur protein tidak terjadi, maka kemampuan virus untuk menginfeksi sel di tubuh tidak bertambah, tidak juga berkurang. Oleh karena itu, mutasi virus corona tidak semuanya berujung pada meningkatnya keparahan penyakit.
Penularan setiap jenis virus corona bisa dicegah selama Anda disiplin menjalani protokol kesehatan, terutama 3M, yaitu memakai masker saat keluar rumah, mencuci tangan dengan baik dan benar, serta menjaga jarak sosial.
Batasilah aktivitas di luar rumah dan jangan lalai menggunakan masker dengan baik dan benar, terutama ketika berada di tempat umum seperti bis, kereta, kantor, maupun tempat ibadah. Pastikan gunakan masker hingga menutupi seluruh hidung hingga dagu.
Jaga juga daya tahan tubuh Anda dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan olahraga teratur. Untuk bayi dan anak-anak, pastikan mereka telah mendapatkan semua imunisasi yang direkomendasikan oleh dokter.
• Gejala Covid-19: Gejala Baru Covid-19 yang Harus Diwaspadai: Ruam Kulit
• Vaksin Corona: Menilik Kehalalan Vaksin Corona di Indonesia
• Perawatan Covid-19: Daftar Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Di Jakarta dan Beberapa Wilayah di Indonesia
Penelitian mengenai mutasi baru dari virus corona masih terus dilakukan. Covid-19 adalah penyakit baru, sehingga di masa depan masih akan banyak penemuan mengenai sifat-sifatnya yang selama ini belum diketahui.
Sebagai masyarakat, hal yang bisa kita lakukan adalah terus menjaga diri dan orang-orang tersayang dengan disiplin menjalani 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan baik dan benar, serta menjaga jarak sosial dengan orang lain.
Ini adalah cara pencegahan universal untuk bisa terhindar dari berbagai penyakit, termasuk Covid-19 yang disebabkan oleh virus yang sudah bermutasi.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang infeksi Covid-19 mulai dari gejala, jenis pemeriksaan, hingga protokol kesehatannya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Covid-19 dilaporkan memicu gejala lain, yakni Covid toes atau lesi pada kuku kaki pasiennya. Gejala ini disebutkan cenderung terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Apa kata ahli?
Apa yang harus dilakukan jika positif Covid-19? Ada tiga kemungkinan kondisi kesehatan yang dialami oleh Anda apabila dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan serangkaian pemeriksaan coronavirus.
Setelah ngeyel menyelenggarakan turnamen saat pandemi Covid-19, Novak Djokovic akhirnya tertular corona. Tidak hanya itu, ada beberapa kebodohan lainnya yang pernah dilakukan petenis nomor 1 di dunia ini.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved