logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Mengenal Manfaat dan Risiko Transplantasi Organ serta Tahapan Prosesnya

open-summary

Transplantasi organ adalah proses memindahkan organ sehat dari tubuh pendonor ke tubuh penerima (recipient) yang organnya rusak dan tidak bisa berfungsi lagi. Organ yang bisa ditransplantasi antara lain hati, ginjal, kornea mata, dan jantung.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

17 Jul 2023

Operasi transplantasi organ bisa dilakukan untuk mengganti ginjal, hati, jantung, dan organ tubuh lainnya

Transplantasi organ bisa menyelamatkan nyawa seseorang namun juga berisiko

Table of Content

  • Apa itu transplantasi organ?
  • Manfaat transplantasi organ
  • Risiko transplantasi organ
  • Proses transplantasi organ
  • Hukum transplantasi organ di Indonesia
  • Pesan dari SehatQ

Organ tubuh manusia bisa saja rusak dan tidak dapat lagi berfungsi, sehingga perlu diganti agar tetap bisa bertahan hidup. Dalam dunia medis, hal ini mungkin saja dilakukan dengan proses transplantasi organ. Namun, tidak semua jenis organ bisa ditransplantasi. Proses ini juga memiliki manfaat dan risiko yang perlu dipertimbangkan, baik oleh penerima maupun pendonor. 

Advertisement

Apa itu transplantasi organ?

Transplantasi organ adalah proses memindahkan organ tubuh dari satu manusia ke manusia lain yang membutuhkan, melalui operasi. Organ didapatkan dari pendonor dan ditempatkan pada penerima (recipient).

Transplantasi organ merupakan salah satu prosedur medis yang penting dilakukan apabila organ tubuh seseorang mengalami kerusakan berat, sehingga sudah tidak bisa berfungsi lagi. Pada dasarnya tujuan transplantasi organ adalah sebagai usaha terakhir dalam tahap pengobatan bagi pasien, setelah usaha pengobatan yang lainnya mengalami kegagalan.

Beberapa jenis organ yang bisa ditransplantasi adalah:

  • Hati 
  • Ginjal
  • Pankreas
  • Jantung
  • Paru-paru
  • Usus
  • Kornea
  • Telinga tengah
  • Kulit
  • Tulang
  • Sumsum tulang
  • Katup jantung
  • Jaringan ikat
  • Rahim

Prosedur pemindahan organ ini bisa menyelamatkan nyawa penerimanya. Namun di sisi lain, tindakan tersebut juga berisiko tinggi karena “penolakan” dari tubuh rentan terjadisebab, organ baru tersebut dianggap sebagai benda asing yang harus dilawan. 

Hal ini membuat tubuh justru akan memperlakukannya layaknya penyakit dan akibatnya, organ baru itu tidak bisa bekerja dengan baik.

Baca juga: Prosedur Transplantasi Penis dan Prosesnya

Manfaat transplantasi organ

Prosedur transplantasi organ umumnya dilakukan apabila kerusakan yang terjadi pada organ tersebut sudah parah, sehingga fungsinya tidak lagi bisa berjalan dengan normal, bahkan hampir berhenti sama sekali. 

Sehingga dengan mengganti organ yang rusak dengan organ yang masih sehat, pasien penerima donor bisa mendapatkan beberapa manfaat, seperti:

  • Menghindari prosedur tertentu yang memakan waktu lebih panjang seperti dialisis atau cuci darah
  • Meningkatkan angka harapan hidup.
  • Menjalani hidup dengan lebih sehat dan rasa sakit yang sebelumnya dirasakan bisa hilang
  • Meningkatkan kualitas hidup 
  • Mengurangi risiko terjadinya kecacatan
  • Mengurangi jenis operasi yang harus dilakukan
  • Mengurangi jenis obat yang harus diminum
  • Mengurangi waktu yang harus dihabiskan di rumah sakit

Risiko transplantasi organ

Meski memiliki banyak manfaat dan bisa menyelamatkan nyawa penerima, operasi transplantasi organ juga memiliki beberapa risiko yang mungkin muncul, seperti:

  • Komplikasi dari obat bius yang diberikan
  • Perdarahan saat operasi
  • Komplikasi setelah operasi, misalnya infeksi
  • Peningkatan risiko infeksi akibat konsumsi obat yang harus dikonsumsi setelah transplantasi
  • Penolakan organ oleh tubuh
  • Gagal organ

Manfaat dan risiko selalu ada di setiap prosedur medis, termasuk transplantasi organ. Namun sejauh ini, manfaat yang bisa didapatkan melalui prosedur ini lebih banyak ketimbang risiko yang mungkin terjadi.

Sehingga, transplantasi organ masih menjadi salah satu pilihan perawatan bagi orang-orang yang membutuhkannya. Sebab apabila transplantasi tidak dilakukan, banyak orang yang akan meninggal dunia akibat penyakitnya.

Baca Juga: Syarat Menjadi Donor Jantung

Proses transplantasi organ

Proses transplantasi organ bisa dibilang cukup rumit karena ada banyak hal yang harus dipastikan sebelum seseorang bisa menerima organ yang cocok. Secara umum, ada tiga hal yang akan dilalui pasien yang akan menerima prosedur ini, yaitu menunggu organ yang cocok, panduan sebelum dan saat operasi, serta tatalaksana setelah operasi.

1. Menunggu organ yang cocok

Untuk bisa menjalani prosedur transplantasi organ, seseorang harus mendapatkan donor organ yang cocok. Organ bisa didapatkan dari orang yang baru meninggal dunia atau orang yang masih hidup dan bersedia menyumbangkan organnya.

Biasanya, orang yang memerlukan donor harus menunggu antrean karena ketersediaan organ yang bisa didonorkan tidaklah sebanyak orang yang memerlukan. Waktu menunggu bisa bervariasi, mulai dari beberapa hari hingga bertahun-tahun.

Lama atau tidaknya seseorang bisa mendapatkan organ yang cocok bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti:

  • Golongan darah penerima. Bagi penerima dengan golongan darah yang langka, biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan organ yang cocok.
  • Jenis jaringan transplantasi
  • Tinggi dan berat badan penerima
  • Ukuran organ yang akan didonorkan
  • Kegawatdaruratan medis. Pasien yang kondisinya gawat, bisa didahulukan.
  • Jumlah orang yang mengantre untuk mendapatkan organ
  • Jumlah orang yang bersedia menjadi donor organ.

2. Panduan sebelum dan saat operasi transplantasi organ

Operasi transplantasi organ akan dijadwalkan dari jauh-jauh hari. Dalam jangka waktu tersebut, penerima donor, pendonor, maupun tim medis akan melakukan beberapa persiapan, seperti:

  • Menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap 1-2 minggu sebelum operasi
  • Pendonor dan penerima donor akan tiba di rumah sakit dalam waktu yang kurang lebih sama untuk menjalani persiapan operasi.
  • Setelah masuk rumah sakit, petugas operasi akan menjalani berbagai protokol yang harus dijalankan sebelum operasi
  • Pendonor dan penerima donor mungkin akan menjalani tes ulang untuk benar-benar memastikan kecocokan organ.
  • Petugas akan menjelaskan secara detail pada pasien mengenai tahapan yang akan dilalui.

Operasi transplantasi organ dilakukan di bawah pengaruh bius total maupun lokal. Sehingga, penerima maupun pendonor tidak merasakan sakit saat operasi berjalan. Teknik yang dilakukan untuk transplantasi bisa berbeda-beda, tergantung dari jenis organnya.

3. Tatalaksana setelah operasi transplantasi organ

Setelah operasi, tim dokter dan perawat akan menempatkan penerima donor di ruang ICU untuk mendapatkan pengawasan ketat. Selain itu, pasien juga akan diberi obat-obatan yang akan mendukung pemulihan.

Biasanya, pasien masih akan kesulitan untuk makan beberapa hari setelah operasi. Pasien akan dirawat hingga pemulihannya dinilai sudah cukup baik. Biasanya, perawatan di rumah sakit memakan waktu kurang lebih satu minggu.

Setelah diperbolehkan pulang, maka pasien harus mengikuti arahan yang diberikan oleh dokter, seperti:

  • Mandi setiap hari dan membersihkan area bekas operasi dengan sabun dan air, lalu mengeringkannya perlahan
  • Mengonsumsi makanan bergizi dan mengikuti pola makan yang disarankan dokter
  • Perlahan-lahan kembali menjalani aktivitas seperti biasa
  • Mulai berolahraga ringan dengan berjalan santai dan hindari melakukan olahraga kontak
  • Tidak mengangkat beban dengan berat lebih dari 2 kg selama 6 minggu pertama setelah operasi

Baca juga: Serba-Serbi Donor Organ, Bagian Tubuh yang Bisa Didonorkan hingga Syarat Menjadi Pendonor

Hukum transplantasi organ di Indonesia

Hukum transplantasi organ di Indonesia diatur dalam UU No.36 Tahun 2019 tentang kesehatan. Pelaksanaan transplantasi organ diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.53 Tahun 2021 tentang Transplantasi Organ dan Jaringan Tubuh. 

Salah satu aturan yang dimuat dalam UU tersebut adalah proses transplantasi harus dilakukan di rumah sakit yang berstandar dan dikerjakan oleh tenaga kesehatan yang resmi. Tahapan donor organ juga memiliki beberapa syarat yang perlu dipenuhi baik oleh resipien maupun pendonor.

Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menerbitkan fatwa mengenai transplantasi organ atau jaringan tubuh manusia dalam fatwa MUI No.13 Tahun 2019. 

Dalam fatwanya MUI menjelaskan bahwa transplantasi organ atau jaringan tubuh pendonor hidup kepada orang lain dibolehkan dengan ketentuan terdapat kebutuhan mendesak yang dibenarkan secara syariah. Lalu, tidak ada transaksi yang merugikan bagi pendonor karena pengambilan organ atau jaringan tubuh baik sebagian maupun keseluruhan.

Karena pengambilan dan transplantasi organ tubuh tanpa adanya alasan secara syar’i hukumnya adalah haram. 

Baca Juga: Kisah Artis yang Membutuhkan Donor Ginjal, Termasuk Selena Gomez

Pesan dari SehatQ

Sebelum melalui proses transplantasi organ, pastikan kamu sudah mengenal semua manfaat yang akan didapatkan dan risiko yang mungkin terjadi. Dokter akan membantu menjelaskan secara detail semua hal yang perlu kamu lewati, termasuk tingkat keberhasilan operasi transplantasi organ yang akan dijalani.

Advertisement

donor ginjalproses donor ginjaltransplantasi ginjalpenyakit jantunggagal hati

Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved