Dari ratusan ribu sel telur wanita, hanya sekitar 500 sel yang akan dimatangkan setiap bulannya, di indung telur atau ovarium. Semakin bertambah usia, jumlahnya akan semakin berkurang dan menyebabkan kesuburan wanita juga berkurang.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
18 Okt 2019
Sel telur wanita diproduksi di ovarium sebelum dilepaskan untuk pembuahan
Table of Content
Sel telur wanita tidak bisa dipisahkan dari proses reproduksi serta kesuburan. Bisa dibilang, perannya setara dengan sperma pada pria. Sedikit saja ada gangguan pada sel telur wanita, maka kesuburannya bisa terpengaruh.
Advertisement
Mengenali lebih jauh seputar sel telur wanita, akan membuka mata Anda lebih jauh seputar kehamilan, menstruasi, kesuburan, hingga kemandulan.
Berbeda dari sperma yang dapat diproduksi secara berkala, sel telur wanita hanya di produksi satu kali seumur hidup. Saat seorang bayi perempuan lahir, ia sudah memiliki sejumlah sel telur yang tidak akan bertambah lagi seumur hidupnya.
Saat lahir, terdapat sekitar 700.000 hingga dua juta sel telur wanita yang ada di tubuh. Jumlah tersebut terus berkurang seiring bertambahnya usia. Setiap bulannya, anak perempuan akan kehilangan sekitar 11.000 sel telur hingga ia mencapai masa pubertas.
Memasuki usia remaja, sisa sel telur wanita yang ada di tubuh sudah banyak berkurang, menjadi sekitar 300.000-400.000 buah. Dari semua itu, hanya sekitar 500 sel telur yang akan digunakan dalam proses ovulasi, atau pelepasan sel telur untuk pembuahan.
Memasuki masa pubertas dan seterusnya, wanita akan kehilangan sekitar 1.000 sel telur setiap bulannya. Saat sel telur wanita sudah habis, maka ia tidak lagi subur. Kondisi ini umumnya terjadi pada usia 40 tahun, diikuti dengan menopause sepuluh tahun kemudian.
Perlu diingat, usia menopause setiap wanita bisa berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor, seperti riwayat penyakit dan gaya hidup. Beberapa wanita, bisa kehilangan sel telurnya lebih cepat, dan beberapa lainnya lebih lambat.
Bisa dibilang, sel telur merupakan salah satu penentu utama kesuburan seorang wanita. Sel telur wanita diproduksi dalam ovarium atau indung telur. Di tempat yang sama, sel telur dimatangkan.
Apabila sel telur dianggap sudah siap untuk dibuahi, maka sel tersebut akan dilepas, menuju ke tuba falopi, untuk kemudian bertemu dengan sperma yang siap membuahi. Proses inilah yang dinamakan dengan ovulasi.
Jika pembuahan berhasil terjadi, sel telur yang telah dibuahi kemudian akan bergerak menuju rahim. Di sana, sel telur akan menempel di dinding rahim yang sudah menebal, karena sudah dipersiapkan untuk kehamilan. Setelah itu, sel telur wanita akan terus berkembang menjadi janin.
Penebalan dinding rahim tersebut terjadi setiap bulan. Namun, jika tidak ada sel telur yang menempel, dinding tersebut akan luruh dan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk darah. Proses inilah yang dinamakan dengan menstruasi.
Kondisi atau penyakit yang berhubungan dengan sel telur, akan berpengaruh pada kesuburan wanita. Berikut ini beberapa kondisi gangguan yang bisa terjadi pada sel telur wanita.
Saat sel telur tidak bisa dilepaskan keluar dari ovarium, maka pembuahan tidak dapat terjadi. Kegagalan ovulasi dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti penuaan, kelainan endokrin, hingga penyakit seperti polycystic ovary syndrome (PCOS).
Selain tidak dapat mengalami ovulasi, sel telur wanita juga bisa tidak matang dengan sempurna. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya obesitas. Sel telur yang tidak matang, bisa saja tidak dilepaskan dalam waktu yang tepat, dan tidak dapat dibuahi.
Implantasi adalah proses menempelnya sel telur wanita yang telah dibuahi di dinding rahim, sebagai awal proses kehamilan. Namun, pada kondisi tertentu, sel telur bisa gagal menempel di dinding rahim.
Penyebabnya bisa beragam, mulai dari endometriosis, kelainan genetik di embrio, hingga adanya resistensi hormon progesteron.
PCOS adalah salah satu gangguan yang paling sering menyebabkan infertilitas atau kemandulan pada wanita. PCOS merupakan gangguan yang disebabkan karena produksi hormon androgen berlebih di ovarium maupun kelenjar adrenal. Kelebihan hormon ini bisa mengganggu pelepasan sel telur wanita saat ovulasi.
Primary ovarian insufficiency (POI) adalah kondisi saat ovarium tidak dapat berfungsi secara normal, meski wanita yang mengalaminya masih berusia di bawah 40 tahun. Hal ini terjadi akibat folikel, bagian yang di ovarium yang digunakan untuk mematangkan sel telur, mengalami gangguan.
Berbeda dari menopause dini, wanita dengan POI masih memiliki kemungkinan untuk hamil, meski menstruasinya tidak teratur. Sebab, wanita dengan POI masih bisa memproduksi sel telur dan wanita yang sudah menopause maupun menopause dini, tidak.
Baca Juga
Produksi sel telur wanita, hanya terjadi satu kali seumur hidup, yaitu saat berada di dalam kandungan. Saat lahir, jumlah sel telur wanita berada di tingkat tertingginya. Seiring bertambahnya usia, jumlah sel telur akan terus berkurang. Itulah sebabnya wanita yang berusia di atas 40 tahun, biasanya mengalami penurunan kesuburan.
Sel telur, bersama sperma, merupakan dua faktor utama untuk menghasilkan embrio atau bakal janin. Jika sel telur mengalami gangguan, maka pembuahan akan sulit terjadi dan kesuburan pun akan menurun.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Ada kalanya, sudah 3 bulan tidak haid tapi negatif hasilnya. Ini bisa terjadi karena kondisi medis seperti PCOS, konsumsi pil KB, atau faktor hormonal.
6 Okt 2020
Penyebab nyeri panggul saat hamil adalah otot dan ligamen yang kendur akibat perubahan hormon. Cara mengatasinya bisa dengan terapi fisik hingga obat.
16 Sep 2021
Ciri-ciri wanita mandul harus diketahui sejak dini agar Anda bisa mencari solusi efektif untuk meningkatkan kesuburan dan mendapatkan momongan.
4 Jan 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved