Ganja sintetis atau synthetic cannabinoids adalah zat kimia buatan yang kerap dijadikan alternatif mariyuana. Efek samping dari penggunaannya sangat berbahaya.
2023-03-21 11:25:51
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Ganja sintetis
Ganja sintetis atau synthetic cannabinoids adalah zat kimia buatan yang kerap dijadikan alternatif mariyuana. Sekilas mungkin terlihat aman, padahal faktanya efek samping dari ganja sintetis ini sangat serius bahkan bisa menyebabkan kematian.
Advertisement
Lebih jauh lagi, tembakau yang punya nama lain spice atau K2 ini bisa menyebabkan keracunan. Orang yang menghirup asapnya bisa mengalami detak jantung sangat cepat, muntah, hingga halusinasi.
Ganja sintetis merupakan tembakau yang diberi zat kimia dengan cara dikeringkan atau disemprotkan sehingga dapat dihisap seperti rokok. Selain itu, ada juga ganja sintetis yang dijual dalam bentuk cairan dan digunakan dengan media vape atau e-cigarette.
Secara kategori, ganja sintetis termasuk dalam kelompok narkotika golongan 1 yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (berdasarkan Lampiran I Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika).
Efek yang ditimbulkan setelah mengonsumsinya sama seperti obat-obatan ilegal. Ganja jenis ini telah dijual sejak tahun 2004.
Zat kimia ini bernama cannabinoids karena sangat mirip dengan zat kimia yang ada di tanaman ganja. Namun, jangan samakan keduanya karena efek sampingnya begitu berbeda.
Lebih berbahaya lagi, banyak produsen yang memasarkan ganja sintetis dengan embel-embel aman dan legal. Padahal, ganja sintetis sama sekali tidak aman dan berpengaruh pada otak secara lebih signifikan.
Tidak sedikit produsen yang memasarkan produk ganja sintetis dengan klaim terbuat dari bahan alami berupa tanaman. Padahal, bagian alami dari ganja sintetis adalah tanaman yang telah dikeringkan saja. sementara zat kimia aktifnya justru dibuat di laboratorium.
Ganja sintetis menjadi sangat berbahaya karena apa yang terjadi sama sekali tidak bisa diprediksi. Bahkan pada beberapa kasus, bisa menyebabkan kematian.
Alasan lain mengapa ganja sintetis dianggap berbahaya adalah karena aksesnya terbilang mudah. Selama bertahun-tahun, ada banyak sekali merek ganja sintetis dengan kemasan yang dibuat semenarik mungkin.
Ada aturan hukum yang melarangnya. Hanya saja, produsen tentu tak kehabisan akal untuk mengubah formula zat kimia dalam komposisinya sehingga tidak melanggar hukum.
Mudahnya akses serta propaganda bahwa ganja sintetis berasal dari bahan alami kerap menjebak penggunanya, terutama anak muda. Banyak pula yang sengaja tetap mengonsumsinya karena tidak mudah terdeteksi dalam tes narkoba biasa.
Jika penasaran bagaimana cara orang mengonsumsi ganja sintetis, yang paling aman adalah dengan menghirup seperti rokok. Selain itu, ada juga yang menggabungkan bahan keringnya dan diseduh sebagai teh. Ada pula yang membeli produk ganja sintetis dalam bentuk cairan dan dikonsumsi dalam bentuk vape.
Tidak ada istilah aman untuk konsumsi obat-obatan semacam ini, termasuk ganja sintetis. Pasti ada risiko yang mengikuti. Lebih jauh lagi, dampak dari ganja sintetis bisa berbeda antara satu orang dan lainnya.
Faktor yang turut berpengaruh mulai dari berat badan, kondisi kesehatan, kebiasaan mengonsumsi ganja sintetis, dosis, dan kekuatan zat kimia di dalamnya.
Dalam jangka panjang, konsumsi ganja sintetis dapat menimbulkan ketergantungan.
Bukan hanya fisik, mental juga menjadi taruhan bagi orang yang mengonsumsi ganja sintetis. Utamanya bagi yang memiliki gangguan mental atau ada riwayat dalam keluarga mengalami hal semacam ini. Ganja sintetis dapat membuat gejala cemas berlebih dan paranoia menjadi lebih intens.
Ganja sintetis bekerja pada reseptor sel di otak sebagai THC atau delta-9-tetrahydrocannabinol. Mereka bekerja dengan cara mengubah kondisi otak atau mind-altering.
Menurut para ahli, zat kimia dalam ganja sintetis mengikat sel-sel di otak lebih kuat ketimbang tanaman ganja alami. Efeknya pun jauh lebih kuat. Bahkan, dampaknya bagi kesehatan tidak bisa diprediksi dan bisa saja berbahaya.
Terlebih mengingat komposisi zat kimia di dalam ganja sintetis tidak diketahui apa saja dan bisa berubah-ubah, efeknya bisa lebih dramatis ketimbang ekspektasi.
Beberapa efek yang mungkin muncul di antaranya:
Sementara pada fisik, muncul gejala seperti muntah dan detak jantung sangat cepat. Namun lagi-lagi, tidak bisa diprediksi apa dampak yang mungkin muncul saat mengonsumsi ganja sintetis.
Lebih parahnya lagi, overdosis ganja sintetis sangat mungkin terjadi. Ketika seseorang mengonsumsi terlalu banyak ganja sintetis, bisa terjadi keracunan, kejang, hingga gagal ginjal.
Baca Juga
Perlu diingat pula bahwa konsumsi ganja sintetis bisa jadi semakin berbahaya apabila dikonsumsi bersamaan dengan alkohol dan obat lain, utamanya ekstasi.
Selain itu, orang yang mengonsumsi ganja sintetis juga harus tahu betul efeknya tak bisa ditebak. Jika dilakukan sendirian tanpa ada orang sadar di sekitar, bisa saja terjadi hal yang membahayakan nyawa.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar efek konsumsi ganja sintetis dan bagaimana proses withdrawal berlangsung, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Multigrain rice atau kongbap adalah campuran beras, gandum, biji-bijian, dan kacang-kacangan yang dinilai memiliki lebih banyak nutrisi dari nasi biasa. Benarkah demikian?
Orang yang tanpa sadar membuat gerakan-gerakan kecil seperti di kaki dan tangannya disebut juga dengan kebiasaan fidgeting. Biasanya, fidgeting muncul ketika seseorang merasa tidak nyaman, jenuh, atau tidak lagi fokus pada apa yang terjadi di depannya. Dengan melakukan fidgeting, seseorang menjadi lebih waspada
Desensitisasi sistematis adalah pendekatan terapi untuk orang yang mengalami phobia. Proses ini menggunakan kombinasi teknik relaksasi dan terapi paparan. Seperti apa prosesnya? Ini dia.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved