Beberapa fakta anak kedua yang menarik untuk diketahui adalah memiliki standar pendidikan lebih tinggi, mempunyai kebebasan lebih besar daripada anak pertama, hingga dinilai lebih nakal.
3 Jan 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Ada banyak fakta anak kedua yang unik dan menarik untuk diketahui orangtua.
Table of Content
Seorang peneliti bernama Alfred Adler mencetuskan teori yang menyatakan bahwa urutan lahir memiliki peran penting dalam perkembangan dan kepribadian anak. Menurutnya, aspek lain seperti keluarga, komunitas, dan sosial juga berkontribusi terhadap pembentukan kepribadian.
Advertisement
Lantas, bagaimana teori ini mempengaruhi sifat, karakter dan masa depan anak kedua? Untuk mengetahui jawabannya, simak fakta-fakta anak kedua berikut ini.
Berdasarkan sebuah studi yang dimuat dalam The Journal of Population Economics, anak kedua disebut memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan kakaknya.
Ini kerap disebabkan performa akademis anak pertama yang mungkin tidak terlalu baik sehingga orangtua ingin anak keduanya lebih berprestasi dalam bidang akademis.
Alhasil, orangtua membebankan standar pendidikan yang lebih tinggi kepada anak kedua.
BACA JUGA: Mengenal 4 Tipe Pola Asuh Anak dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan
Mempunyai kebebasan yang lebih besar adalah fakta tentang anak kedua yang tidak kalah menarik.
Sebagai orangtua, sudah sewajarnya untuk mengurus anak pertama dengan sangat hati-hati. Sebagian bahkan bisa lebih mengontrol dan memantau segala hal yang dilakukan anaknya.
Berbeda dengan anak kedua, di mana orangtua cenderung lebih rileks dan tidak mengekang mereka. Hal ini juga dinilai membuat anak nomor dua menjadi lebih tangguh.
Fakta anak kedua perempuan dan laki-laki ini juga diperkuat penelitian dalam The Journal of Adolescence, yang mengungkapkan bahwa anak kedua diberikan kebebasan lebih besar dibandingkan anak pertama.
Akan tetapi, kebebasan itu tidak berlangsung selamanya. Setelah anak pertama bisa mengurus dirinya sendiri, maka fokus dan energi orangtua beralih pada anak kedua dan kebebasan yang mereka miliki jadi berkurang.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Birth Order and Delinquency di tahun 2017 menyebutkan bahwa anak kedua laki-laki cenderung lebih nakal dibandingkan kakaknya.
Sifat anak kedua laki-laki ini dapat terjadi karena mereka ingin mendapatkan perhatian.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, kenakalan kerap ditunjukkan dengan melakukan hal-hal yang negatif supaya mendapatkan kepedulian dari orangtua.
Demi menyiasati karakter anak kedua yang nakal, orangtua perlu banyak memberikan perhatian dan kasih sayang, serta rutin menjalin komunikasi agar anak merasa dipedulikan.
BACA JUGA: Ciri Pola Asuh Otoriter dan Dampaknya Buruknya bagi Anak
Ciri-ciri anak kedua selanjutnya adalah tidak difavoritkan seperti kakaknya.
Dalam buku berjudul The Evolution of Personality and Individual Differences, anak kedua disebut tidak begitu difavoritkan seperti anak pertama dan tidak menerima banyak perhatian secara keseluruhan.
Hal ini membuat sifat anak kedua perempuan ataupun laki-laki menjadi lebih mandiri dan cerdik dalam pendekatan terhadap kehidupannya.
Menurut studi dalam The American Journal of Epidemiology, sifat anak kedua cenderung lebih aktif dibandingkan anak pertama.
Para ahli dalam riset tersebut juga mengemukakan kalau anak kedua memiliki tekanan darah dan berat badan yang lebih rendah dibandingkan kakaknya.
Ada banyak penelitian yang menyebutkan bahwa anak pertama lebih pintar dalam bidang akademis dibandingkan anak kedua, salah satunya berasal dari studi dalam jurnal The National Academy of Sciences of The United States of America.
Studi tersebut menjelaskan bahwa anak pertama mendapatkan nilai yang sedikit lebih baik dalam tes kognitif daripada anak kedua.
Akan tetapi, ini baru terbukti dalam satu area studi saja. Penelitian di atas tidak menjelaskan tentang dorongan belajar, kreativitas, serta kesediaan untuk menjadi pasif-agresif sepenuhnya terhadap orangtua.
BACA JUGA: Memahami Ciri-ciri Pola Asuh Permisif dan Dampaknya bagi Anak
Sejumlah ahli asal Inggris dalam Journal of Population Economics menemukan korelasi antara urutan lahir dan pencapaian pendidikan.
Mereka menyebutkan bahwa anak kedua sedikit lebih berpeluang untuk tidak masuk atau menyelesaikan perguruan tinggi.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh fakta bahwa sumber daya milik orangtua telah banyak dihabiskan untuk anak sulung.
Anak kedua adalah anak yang dipercaya lihai dalam bernegosiasi. Kelebihan anak kedua ini bisa semakin terasah seiring bertambahnya usia mereka.
Kemampuan bernegosiasi yang dimiliki anak kedua bisa muncul ketika mereka harus berdebat dengan kakak atau orangtua agar keinginannya dikabulkan.
BACA JUGA: Memahami Arti Parenting dan Jenis-jenisnya, Orang Tua Perlu Tahu
Salah satu keluhan yang kerap dilontarkan anak kedua adalah kurangnya perhatian dari orangtua, terutama jika mereka juga mempunyai adik.
Alasannya, orangtua dari anak kedua cenderung lebih memfokuskan perhatian kepada anak pertama dan ketiga.
Atas dasar itu, anak kedua cenderung mencari teman untuk bersosialisasi di luar rumah sehingga mereka terus melatih kemampuan bersosialisasinya.
Ini juga menjadi kesempatan yang baik bagi anak kedua untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
Walaupun fakta-fakta anak kedua di atas terkesan ilmiah, kamu perlu ingat bahwa sifat, karakter, hingga masa depan anak lebih dipengaruhi oleh beberapa aspek, misalnya pergaulan, pendidikan, dan pola asuh orangtua.
Jadi, penjelasan di atas tidak bisa dijadikan acuan utama untuk semua anak kedua.
Punya pertanyaan lain seputar parenting? Kamu bisa konsultasi langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ada banyak cara membuat slime yang aman untuk anak, mulai dari menggunakan marshmallow, tepung kanji, hingga pisang!
Terdapat segudang aktivitas untuk anak-anak di rumah yang seru dan bisa mendukung tumbuh kembang mereka, mulai dari bermain peran, berdansa, hingga mempraktikkan gerakan yoga.
Mulai dari sekarang, stop membandingkan anak! Sebab, ada dampak buruk yang dapat dirasakan oleh si kecil jika terus dibandingkan, seperti meningkatkan persaingan antarsaudara, menjauh dari orangtua, hingga menghambat talenta anak.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved