logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Mental

Existential Crisis atau Krisis Eksistensial dalam Hidup, Begini Cara Mengatasinya

open-summary

Existential crisis adalah kondisi saat seseorang mempertanyakan keberadaan mereka dalam hidup. Kondisi ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental penderitanya apabila tidak ditangani dengan baik.


close-summary

2023-03-25 23:27:20

| Bayu Galih Permana

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Existential crisis atau krisis eksistensial adalah kondisi saat seseorang bertanya-tanya terkait keberadaan mereka dalam hidup

Krisis eksistensial rentan memicu stres dan kecemasan

Table of Content

  • Apa itu existential crisis?
  • Tanda-tanda mengalami existential crisis
  • Jenis-jenis existential crisis
  • Bagaimana cara mengatasi existential crisis?

Hampir semua orang pasti pernah berada pada titik di mana mereka merasa stres, cemas, dan depresi dalam hidup. Bagi orang yang mampu menangani kondisi tersebut dengan baik, emosi negatif yang dirasakan umumnya hanya berlangsung sementara dan tidak terlalu mengganggu kualitas hidup mereka.

Advertisement

Di sisi lain, emosi negatif yang diakibatkan stres, kecemasan, dan depresi dapat menyebabkan keputusasaan dan mempertanyakan eksistensi mereka dalam hidup. Jika Anda termasuk salah satu orang yang merasakan hal tersebut, kondisi ini dikenal dengan istilah existential crisis.

Apa itu existential crisis?

Existential crisis atau krisis eksistensial adalah kondisi saat seseorang bertanya-tanya terkait keberadaan mereka dalam hidup. Orang yang mengalami kondisi ini mungkin mencoba untuk memahami apakah hidup mereka memiliki makna atau tujuan.

Saat orang yang mengalami krisis eksistensial tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan dalam diri mereka, hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap kondisi kesehatan mental mereka. Penderita existential crisis berpotensi mengalami stres, merasa sedih dan terisolasi, kecemasan, depresi, hingga keputusasaan.

Beberapa kondisi yang dapat membuat orang bertanya-tanya mengenai eksistensi mereka, antara lain:

  • Menderita sakit parah
  • Kehilangan pekerjaan
  • Dikucilkan secara sosial
  • Ketidakpuasan terhadap diri sendiri
  • Kehilangan orang yang sangat dicintai
  • Perasaan bersalah terhadap sesuatu hal
  • Tantangan dan tekanan yang diterima sehari-hari
  • Perubahan besar dalam hidup, seperti ditinggalkan oleh anak-anaknya

Tanda-tanda mengalami existential crisis

Ketika Anda mengalami krisis eksistensial, beberapa gejala mungkin akan dirasakan. Gejala tersebut umumnya akan memengaruhi kondisi psikologis penderitanya. Berikut ini sejumlah gejala yang menjadi tanda-tanda existential crisis:

  • Depresi
  • Kesendirian
  • Kecemasan
  • Kurangnya motivasi dan energi
  • Kekhawatiran yang obsesif 
  • Merasa kewalahan dalam menjalani hidup
  • Perasaan terisolasi dari teman dan orang yang dicintai

Perlu diingat, gejala yang dirasakan masing-masing oleh orang mungkin akan berbeda satu sama lain. Untuk mencari tahu kondisi yang mendasarinya, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental.

Jenis-jenis existential crisis

Existential crisis terbagi ke dalam beberapa jenis. Masing-masing jenis mempunyai pemicu berbeda yang berkontribusi pada berkembangnya krisis eksistensial dalam diri seseorang, antara lain:

1. Kebebasan dan tanggung jawab

Setiap orang memiliki kebebasan dalam membuat pilihan yang bisa mengubah hidup mereka menjadi lebih baik atau buruk. Meskipun begitu, kebebasan dalam menentukan pilihan harus disertai dengan tanggung jawab. Setiap keputusan mempunyai konsekuensinya masing-masing dan Anda tidak dapat menyalahkan orang lain jika semua tidak berjalan dengan baik.

Bagi beberapa orang, kebebasan dalam menentukan pilihan ini dapat memicu kecemasan eksistensial. Kondisi ini merupakan bentuk kecemasan secara menyeluruh terkait makna dan pilihan hidup.

2. Kematian

Krisis eksistensial bisa saja muncul saat Anda telah memasuki usia tertentu. Sebagai contoh, seseorang mungkin akan bertanya-tanya mengenai pondasi hidupnya ketika merayakan ulang tahun yang ke-50.

Anda mungkin juga akan merenungkan soal makna hidup dan mempertanyakan soal apa yang terjadi setelah kematian. Jenis krisis eksistensial ini juga dapat terjadi setelah Anda didiagnosis menderita penyakit mematikan atau saat kematian sudah dekat.

3. Isolasi dan keterhubungan

Manusia adalah makhluk sosial. Hubungan yang kuat dengan sesama dapat mendukung Anda secara mental dan emosional, serta membawa kepuasan maupun kegembiraan batin. 

Namun, tak semua hubungan bersifat permanen. Sebagai contoh, kematian orang yang dicintai dapat membuat Anda merasa kesepian dan terisolasi. Kondisi tersebut kemudian memunculkan pikiran bahwa hidup sudah tidak lagi berarti.

4. Makna dan tujuan hidup

Banyak orang yang mengalami krisis eksistensial usai merenungkan makna dan tujuan hidup mereka. Ketika seseorang tidak berhasil mencapai sesuatu yang diinginkan, kondisi tersebut dapat membuat mereka mempertanyakan keberadaannya .

5. Emosi, pengalaman, dan perwujudan

Tidak membiarkan diri Anda merasakan emosi negatif terkadang bisa menyebabkan existential crisis. Beberapa orang merasa, mereka akan selalu bahagia apabila tak membiarkan rasa sakit dan penderitaan masuk dalam hidupnya.

Mengakui dan menerima perasaan sakit hati, ketidaksenangan, maupun ketidakpuasan dapat membuat Anda tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Kondisi tersebut juga bisa meningkatkan pandangan hidup.

Bagaimana cara mengatasi existential crisis?

Existential crisis yang tidak ditangani dengan baik dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental, bahkan memicu munculnya pikiran untuk mengakhiri hidup. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengetahui cara menjadikan krisis eksistensial sebagai pengalaman positif untuk mengarahkan atau mencapai tujuan hidup.

Sejumlah tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasi existential crisis, di antaranya:

  • Ubah pola pikir

Krisis atau masalah seringkali dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Mulai sekarang, ubahlah pola pikir tersebut. Pakailah pengalaman buruk yang Anda alami dalam hidup sebagai pelajaran untuk melakukan perubahan yang dapat menambah kebahagiaan.

  • Mempraktikkan meditasi

Meditasi membantu menghilangkan pikiran negatif dalam kepala Anda. Teknik relaksasi satu ini juga bermanfaat untuk mencegah kecemasan serta kekhawatiran obsesif, yang berkaitan dengan krisis eksistensial.

  • Meminta dukungan dari orang tercinta

Berbicara dengan orang-orang terkasih mengenai kecemasan yang Anda rasakan bisa membantu memberikan perspektif hidup berbeda. Orang terdekat dapat mengingatkan dampak positif yang Anda berikan dalam kehidupan mereka.

Jika kondisi Anda tidak kunjung membaik dan krisis eksistensial sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, segera berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental. Penanganan sedini mungkin dapat mencegah kondisi Anda bertambah parah.

Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.

Advertisement

depresigangguan kecemasan

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved