Setiap orangtua tentu ingin anak mereka memiliki karakter yang baik. Jangan sampai, perkenalan mereka dengan HP justru meluruhkan hal ini. Sebab, sangat mungkin anak menjadi terpengaruh paparan teks yang mereka baca hingga telepon yang mereka terima.
2023-03-21 13:31:41
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Orangtua perlu mengajarkan etika menggunakan hp pada anak
Table of Content
Memberikan tanggung jawab dan kepercayaan baru kepada anak remaja dengan memberikan ponsel bukan sekadar pemberian barang saja. Mereka juga perlu tahu bahwa ada etika menggunakan HP terutama berkaitan dengan cara berkirim pesan. Orangtua adalah gerbang pertama yang perlu mengajarkan hal ini.
Advertisement
Ini penting mengingat bertukar pesan teks punya sisi kelam. Dunia digital yang begitu anonim merupakan ruang bagi predator seksual yang mengincar anak-anak remaja. Bekali anak dengan pengetahuan seputar etika ini agar mereka bisa bijak menggunakan handphone.
Setiap orangtua tentu ingin anak mereka memiliki karakter yang baik. Jangan sampai, perkenalan mereka dengan HP justru meluruhkan hal ini. Sebab, sangat mungkin anak menjadi terpengaruh paparan teks yang mereka baca hingga telepon yang mereka terima.
Berikut ini beberapa etika menggunakan HP yang perlu ditanamkan kepada anak remaja Anda:
Tekankan sejak awal bahwa bertukar pesan teks tidak pernah sepadan dengan berinteraksi langsung. Mereka tetap perlu memprioritaskan komunikasi secara tatap muka apabila memungkinkan.
Dengan demikian, hubungan anak dengan teman-temannya tetap terjaga dengan baik bukannya terlalu asyik di depan HP.
Ajarkan pula kepada anak untuk mengirimkan pesan teks secara singkat dan tepat sasaran. Tak perlu bertele-tele karena justru membingungkan orang yang menerima pesan. Apabila percakapan berlangsung cukup lama, minta mereka menelepon saja.
Anda juga bisa membiasakan anak untuk menulis pesan teks secara utuh tanpa disingkat-singkat. Bonusnya, anak bisa belajar bagaimana menulis yang sesuai dengan kaidah sejak remaja.
Berikan pemahaman pula kepada mereka bahwa phubbing tidaklah sopan. Ini adalah tindakan asyik sendiri dengan HP saat sedang mengobrol langsung dengan orang lain. Sangat tidak sopan dan bertentangan dengan etika menggunakan HP.
Baik pada anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang berusia lanjut sekalipun, tindakan semacam ini sangat tidak sopan. Sangat mungkin lawan bicara jadi tersinggung. Oleh sebab itu, orangtua perlu sampaikan bahwa tindakan mereka bisa berdampak pada orang lain.
Ajarkan pula anak untuk tidak mengirim pesan ketika sedang marah atau emosi. Tunggu hingga merasa cukup tenang. Kemudian, akan jauh lebih baik menyelesaikan konflik dengan berkomunikasi langsung atau lewat telepon.
Sebab, pesan teks rentan menimbulkan tafsir berbeda. Bukannya menyelesaikan masalah, justru situasi bisa jadi makin runyam. Belum lagi apabila mengirim pesan teks saat sedang emosi, kata-kata yang keluar kerap kali tidak sempat dipikir terlebih dahulu.
Hal lain yang membuat pesan teks rentan menimbulkan kesalahpahaman adalah tidak adanya ekspresi wajah atau bahasa tubuh yang turut mendukung ucapan. Bisa saja apa yang semula diniatkan bercanda justru menyebabkan seseorang sakit hati atau marah.
Nah, anak remaja perlu tahu bahwa pesan teks sangat rentan terjebak dalam hal ini. Tidak ada konteks yang menyertainya sehingga sebaiknya tidak menjadi pertimbangan utama atau pemicu masalah yang baru.
Sangatlah krusial untuk meminta anak bersikap baik sebagai salah satu etika menggunakan handphone. Mereka harus tahu betul bahwa apa yang mereka kirimkan ke orang lain sepenuhnya berada di tanggung jawab mereka. Jadi, sebaiknya selalu bersikap baik.
Ini juga berlaku pada aktivitas membicarakan orang lain terutama hal-hal buruk, mendiskusikan gosip yang tanpa dasar, hoax, dan sebagainya. Ingat, pesan teks sangat mudah disebarluaskan dan menimbulkan fitnah dengan anak Anda sebagai korbannya.
Ketika anak sudah berada di usia boleh menyetir sendiri, ajarkan bahwa bertukar pesan teks dan berkendara tidak boleh dilakukan bersamaan. Ini juga berlaku pada aktivitas lain yang perlu fokus penuh seperti bermain skateboard, menyeberang jalan, bersepeda, dan seluruh aktivitas yang perlu kewaspadaan.
Anak juga harus tahu kapan etika menggunakan HP terutama berkirim pesan teks di waktu yang tepat. Tidak saat sedang sekolah. Tidak tengah malam. Tidak di waktu orang beribadah. Begitu seterusnya
Ini juga berlaku pada diri mereka. Dengan menghormati waktu yang dimiliki orang lain, anak pun tidak akan asyik tenggelam dalam HP-nya sendiri ketika sedang berinteraksi bersama keluarga.
Ketika memutuskan memberi HP ke anak, sampaikan bahwa ini adalah sebuah kemewahan bukan hak. Artinya, ketika mereka gagal menuruti etika menggunakan HP, orangtua bisa kapan saja mengambil kemewahan yang dimilikinya ini. Itu merupakan bagian dari tanggung jawab dan proses menjadi dewasa.
Dengan tahu apa saja etika menggunakan HP, ini akan menjadi dasar mereka saat tumbuh dewasa kelak. Mereka akan menjadi orang yang tahu cara menghormati orang lain, tidak memaksa orang untuk membalas pesan teks saat itu juga.
Selain itu, anak juga tidak akan mudah terjebak dalam obrolan hal buruk tentang orang lain atau gosip tidak jelas. Belum lagi maraknya hoax dan berita bohong yang sebaiknya ditelaah terlebih dahulu sebelum disebarluaskan.
Baca Juga
Anda juga bisa menuliskan etika menggunakan HP ini sehingga mereka lebih mudah mengingatnya. Jangan lupa selalu terbuka dengan dialog seputar hal ini.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar mengapa anak berusia di bawah 25 tahun terkadang masih suka bertindak impulsif, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bayi boleh naik pesawat mulai usia 2 minggu setelah lahir. Namun, membawa bayi berpergian naik pesawat butuh persiapan ekstra agar ia tidak rewel selama terbang di udara.
Peran adik dalam keluarga ternyata tak kalah penting. Adik dapat membantu anggota keluarga lain, mencairkan suasana keluarga, hingga menjadi tempat bercerita.
Umumnya, anak-anak pada fase preschool memang asyik menyerap berbagai hal yang terjadi di sekelilingnya. Tak hanya mengembangkan keterampilan, anak pun akan belajar memecahkan masalah. Oleh karena itu, orangtua memiliki andil besar dalam mendukung perkembangan anak.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved