Erotomania adalah gangguan delusi cinta yang membuat penderitanya yakin bahwa ada individu lain yang mencintainya. Kondisi ini bisa terjadi sebentar atau dalam jangka waktu lama, yang kadang bisa membahayakan penderitanya dan objek cintanya.
3 Apr 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Penderita erotomania meyakini bahwa ada orang lain yang jatuh cinta kepadanya
Table of Content
Erotomania adalah sindrom yang membuat penderitanya berpikir bahwa seseorang jatuh cinta dengannya padahal kenyataannya tidak.
Advertisement
Orang tersebut bahkan mungkin saja belum pernah bertemu langsung dengan penderitanya dan bisa jadi merupakan sosok terkenal, seperti selebritis atau politisi.
Saat mengalami erotomania, penderitanya sangat yakin dengan adanya cinta kepada orang yang menjadi objek delusi sehingga menganggap sedang menjalin hubungan dengannya.
Penderitanya juga dapat kesulitan untuk menerima fakta yang membuktikan sebaliknya.
Sindrom delusi cinta seperti erotomania merupakan kondisi yang jarang terjadi. Gangguan ini bisa dialami baik pria maupun wanita, biasanya setelah pubertas dan usia paruh baya.
Erotomania bisa muncul secara tiba-tiba dengan gejala yang sering terjadi dan terus menerus dalam jangka waktu lama.
Kondisi ini juga dikenal dengan sindrom De Clerambault. Istilah ini diambil dari nama psikiater Perancis yang pertama kali mendeskripsikannya sebagai gangguan yang terpisah, yakni Gaëtan Henri Alfred Edouard Léon Marie Gatian de Clérambault (1872-1934).
Sindrom erotomania dapat terjadi sebagai gangguan yang berdiri sendiri, tetapi juga dapat berkaitan dengan gangguan kejiwaan lain.
Erotomania dapat menjadi gejala dari kondisi-kondisi mental berikut ini.
Pada beberapa penelitian studi kasus, media sosial dan situs/aplikasi jejaring sosial dapat menjadi pemicu erotomania.
Alasannya, media sosial menghilangkan batasan dan mengurangi privasi. Seseorang dapat mengamati dan ‘mengintip’ aktivitas orang lain dengan mudah lewat sana.
Beberapa studi juga menyimpulkan bahwa erotomania dapat terjadi sebagai cara mengendalikan stres dan trauma yang ekstrem.
Selain itu, faktor genetik seperti memiliki keluarga dengan riwayat delusi, mungkin berkaitan dengan erotomania.
Lingkungan, gaya hidup, dan kesehatan mental secara keseluruhan juga dapat berperan meningkatkan risiko masalah ini.
Secara umum, seseorang dengan erotomania memiliki ciri-ciri berupa perasaan rendah diri, merasa ditolak atau kesepian, mengalami isolasi sosial, serta kesulitan melihat sudut pandang orang lain.
BACA JUGA: Sering Cemburu Berlebihan, Benarkah Ciri Sindrom Othello?
Gejala utama dari erotomania adalah keyakinan yang keliru bahwa ia sedang dicintai seseorang walaupun tidak ada buktinya.
Selain itu, berikut adalah gejala dan perilaku lain yang dapat muncul.
BACA JUGA: Memahami Waham, Gejala Psikotik yang Sering Dialami Pengidap Skizofrenia
Sebagai gangguan delusi, dokter mungkin berusaha mengatasi gejala delusional atau psikosis pada penderita erotomania.
Metode penanganannya dapat berupa kombinasi terapi dan obat-obatan. Diagnosis biasanya dapat disimpulkan setelah konseling dan psikoterapi.
Obat antipsikotik tipikal, seperti pimozide, umumnya bisa membantu menangani erotomania. Selama terapi dan konseling, dokter mungkin juga memberikan obat antipsikotik atipikal sebagai berikut.
Jika erotomania diakibatkan gangguan kejiwaan lain, dokter juga akan menangani penyebabnya.
Misalnya, dokter akan memberikan obat untuk menstabilkan mood, seperti lithium dan asam valproat, jika erotomania menjadi gejala gangguan bipolar.
Erotomania juga bisa jadi berbahaya. Sindrom ini dapat mendorong penderitanya untuk mencoba bertemu dan berbicara dengan orang yang dikira mencintainya meskipun orang tersebut tidak ingin dan tidak memiliki urusan dengannya.
Hal yang dilakukan penderitanya dapat membuat korban merasa takut, bahkan merasa diteror. Ini bisa menjadi hal serius dan berakhir di meja hijau karena penguntitan atau pelecehan yang mungkin dilakukan penderitanya.
Lebih jauh lagi, seseorang dengan erotomania memiliki kemungkinan untuk menyakiti diri sendiri ketika berusaha disadarkan bahwa keyakinannya selama ini tidak benar.
BACA JUGA: Obsessive Love Disorder atau Terobsesi dengan Orang yang Dicintai, Kenali Tanda-tandanya
Pada bulan Mei 1995, seorang pria bernama Robert Hoskins memiliki delusi bahwa Madonna seharusnya menjadi istrinya.
Robert bahkan memperingatkan bodyguard Madonna bahwa ia akan mengiris tenggorokan sang Ratu Pop jika ia tidak menikahinya.
Robert akhirnya dipenjara selama 10 tahun. Sebelum menghirup udara bebas, ia didiagnosis mengalami gangguan mental. Pada tahun 2011, Robert juga dimasukkan ke fasilitas kesehatan mental.
Punya masalah kesehatan mental yang sulit diungkapkan? Konsultasikan dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ saja.
Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Meski kelihatannya sehat, terlalu terobsesi dengan pola makan sehat bisa menjadi indikasi dari gangguan makan orthorexia. Penderita gangguan ini memperhatikan pola makannya secara berlebih dan bahkan mengikuti aturan makan yang sangat ketat. Alih-alih sehat, penderita orthorexia dapat mengalami berbagai gangguan fisik, mental, dan bahkan sosial.
Menurut psikologi, warna biru bisa melambangkan ketenangan dan kedamaian. Warna biru juga bisa berarti stabil, andal, aman, dan produktif. Namun, tidak sedikit juga orang yang mengaitkan warna biru dengan kesedihan atau tanda bahaya.
Mengingat kenangan masa kecil bisa sangat sulit untuk sebagian orang. Kondisi infantile amnesia bisa diatasi dengan melihat foto lama.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved