2023-03-20 17:46:07
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ekspresi marah dapat muncul akibat sederet penyebab
Mengeluarkan ekspresi marah sesekali disebut-sebut merupakan salah satu cara menjaga kewarasan mental. Namun, sering marah-marah juga tidak bagus untuk kesehatan karena dapat mengakibatkan serangan jantung hingga stroke. Lalu, apa yang harus Anda lakukan agar kemarahan tidak membabi-buta?
Advertisement
Pertama, yang harus Anda lakukan adalah mengidentifikasi penyebab munculnya kemarahan itu sendiri. Ada banyak hal yang dapat memicu kemarahan, mulai dari rasa stres akibat pekerjaan menumpuk, kehilangan kesabaran akan perilaku seseorang, merasa tidak dihargai, maupun diperlakukan tidak adil.
Ekspresi marah juga bisa muncul karena faktor internal, seperti ketidakmampuan untuk menyalurkan kemarahan sehingga rasa frustrasi itu menumpuk kemudian meledak pada satu waktu. Selain itu, adanya gangguan kesehatan tertentu juga bisa mengakibatkan lekas marah, misalnya depresi, gangguan kompulsif obsesif, dan gangguan bipolar.
Tahukah Anda bahwa ekspresi kemarahan bisa berbeda-beda tergantung penyebabnya? Ya, setidaknya ada 4 tipe kemarahan yang dikenal dalam ilmu psikologi.
Tipe ekspresi marah ini misalnya orang yang meluapkan amarahnya karena rasa kebencian moral terhadap ketidakadilan dunia, misalnya pada perusak lingkungan, penindas hak asasi manusia, orang yang kejam terhadap hewan, dan lain-lain. Ekspresi marah ini bisa dibenarkan karena berpotensi membawa manfaat dalam jangka pendek.
Meskipun demikian, kemarahan yang bisa dibenarkan pun bisa merusak jati diri Anda jika dibiarkan berlarut-larut. Oleh karena itu, tetap lakukan manajemen kemarahan sehingga Anda tidak akan menyakiti diri sendiri dan membahayakan kesehatan dalam jangka panjang.
Ini adalah jenis ekspresi marah yang paling umum dialami banyak orang. Tipe kemarahan ini bisa muncuk ketika Anda mendapat gangguan dan merasa frustrasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat Anda terjebak macet saat harus buru-buru menghadiri meeting, pasangan Anda mengatakan sesuatu yang tidak sensitif, melihat orang yang tidak menerapkan protokol kesehatan, dan sebagainya.
Ketika berfokus pada hal negatif dan memasukkannya dalam hati, Anda akan mudah tersulut dan sering marah-marah. Jika kemarahan karena jengkel ini tidak dikontrol, Anda akan mendapat label sebagai orang yang pemarah. Lebih buruk lagi, tanpa disadari Anda membiarkan masalah orang lain menjadi masalah pribadi juga.
Tipe ekspresi marah ini sering digunakan seseorang saat ia ingin mendominasi, mengintimidasi, memanipulasi, atau mengendalikan orang lain. Ketika diekspresikan berulang kali dalam hubungan, misalnya pernikahan, kemarahan agresif bisa menjadi bentuk perisakan atau bullying, penindasan, kekerasan psikologis, dan pelecehan emosional terhadap pasangan.
Kemarahan agresif yang kronis (berlangsung dalam jangka panjang) hanya akan merusak segala sendi kehidupan, mulai dari hubungan personal, reputasi, hingga kesehatan. Satu-satunya cara menghindarkan Anda dari efek buruk kemarahan agresif adalah menyadari sifat buruk Anda, bila perlu dengan meminta bantuan profesional.
Ekpresi kemarahan ini menggambarkan kepribadian egois. Pasalnya, seseorang bisa marah besar dan membabi-buta ketika keinginannya tidak terpenuhi, tidak peduli permintaan itu tidak masuk akal atau tidak pantas.
Tantrum identik dengan sifat anak pada fase ‘terrible two’ pada usia 2 tahun dengan situasi yang sama, yakni kadang mengamuk tanpa alasan yang jelas. Namun, beberapa orang dewasa tidak mampu keluar dari tahap perkembangan emosional ini sehingga masih menunjukkan ketidakdewasaan yang sama dengan anak-anak.
Seeprti halnya kemarahan agresif, kemarahan tantrum tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena akan merusak banyak hal. Jika Anda atau kerabat sering menunjukkan ekspresi kemarahan ini, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter atau psikolog.
Baca Juga
Idealnya, kemarahan diekspresikan dengan konstruktif. Artinya, Anda menyatakan penyebab kemarahan pada seseorang secara langsung dan jelas, tanpa menyakiti perasaan orang tersebut, dan tidak sampai mengakibatkan diri sendiri menyimpan dendam.
Kendati demikian, jika terus-menerus tidak mampu mengontrol emosi, Anda sangat disarankan meminta bantuan dokter atau psikolog. Baik dokter maupun psikolog akan terlebih dahulu menentukan penyebab kemarahan Anda, kemudian menganjurkan perawatan yang tepat, seperti:
Semakin cepat mendapatkan bantuan, semakin cepat pula Anda bisa mengontrol ekspresi marah sehingga tidak melukai orang lain maupun diri sendiri.
Apabila Anda mengalami kesulitan untuk mengendalikan ekspresi kemarahan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Apa itu insecure? Insecure adalah perasaan tidak aman yang membuat seseorang merasa cemas, takut, dan tidak percaya diri. Perasaan insecure bisa muncul terhadap pekerjaan, penampilan, kondisi sosial, hingga hubungan percintaan. Penyebab insecure banyak yang berawal dari rasa takut akan penolakan atau trauma.
Aquaphobia adalah kondisi yang memicu kecemasan dan ketakutan berlebih terhadap air. Fobia air bisa disembuhkan dengan kombinasi antara terapi pemaparan dan terapi perilaku kognitif.
Orang yang banyak pikiran dapat terlihat jelas dari wajahnya. Ciri-ciri wajah orang stres adalah muncul jerawat, kantong mata, keriput, dan banyak lagi hal-hal yang muncul tanpa diundang.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved