Salbutamol adalah obat untuk mengatasi penyempitan dan pembengkakan saluran udara di paru-paru atau bronkospasme. Dokter akan meresepkan dosis salbutamol sesuai kebutuhan pasien. Namun, perlu diingat efek samping salbutamol yang serius bisa berdampak pada kesulitan bernapas.
27 Sep 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Salbutamol adalah obat untuk mengatasi penyempitan dan pembengkakan saluran udara di paru-paru
Salbutamol adalah obat untuk mengatasi penyempitan dan pembengkakan saluran udara di paru-paru atau bronkospasme. Dokter akan meresepkan dosis salbutamol sesuai kebutuhan pasien. Namun, perlu diingat efek samping salbutamol yang serius bisa berdampak pada kesulitan bernapas.
Advertisement
Penggunaan obat salbutamol juga dapat bereaksi dengan obat medis, herbal, atau vitamin lain yang tengah dikonsumsi. Jika tidak cocok, obat bisa tidak bekerja secara optimal atau menimbulkan efek berbahaya.
Obat salbutamol hanya boleh dikonsumsi atas resep dokter. Bentuknya bisa berupa tablet, suspensi inhalasi, cairan nebulizer, atau sirup. Salbutamol digunakan untuk melegakan bronkospasme pada anak-anak dan orang dewasa yang menderita asma.
Bagi penderita asma, obat salbutamol dapat digunakan sebagai bagian dari terapi penggunaan kortikosteroid, long-acting beta agonist, dan bronchodilators. Selain itu, salbutamol juga digunakan untuk mencegah bronkospasme atau penyempitan saluran pernapasan saat berolahraga.
Setelah mengonsumsi salbutamol, cara kerja obat ini adalah membuat otot saluran pernapasan menjadi lebih terbuka. Efek obat salbutamol bekerja selama 6-12 jam. Ketika otot saluran pernapasan lebih terbuka, maka pasien bisa bernapas lebih mudah.
Baca Juga
Salbutamol tidak menyebabkan kantuk, namun dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti:
Beberapa efek samping ringan dan umum terjadi setelah mengonsumsi salbutamol adalah detak jantung tak teratur, nyeri dada, tremor, sakit kepala, mual, muntah, panas dalam, juga hidung berair.
Efek samping ringan ini umumnya akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Namun jika efek samping ringan menjadi semakin parah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Meski obat salbutamol digunakan untuk mengatasi bronkospasme, ada efek samping serius yaitu penyempitan otot saluran pernapasan. Gejalanya adalah kesulitan bernapas hingga suara pernapasan dengan frekuensi tinggi.
Ada pula risiko efek samping salbutamol berupa reaksi alergi serius. Gejalanya adalah muncul ruam, pembengkakan di wajah, kelopak mata, lidah, sulit menelan, sulit bernapas, hingga hilang kesadaran.
Efek samping salbutamol lainnya bisa berdampak pada jantung. Gejalanya seperti detak jantung lebih cepat hingga tekanan darah menjadi semakin tinggi. Konsultasikan pada dokter apabila muncul efek samping ini setelah mengonsumsi dosis salbutamol.
Orang yang mengonsumsi salbutamol juga bisa mengalami reaksi kulit cukup parah. Namun, efek samping ini lebih jarang terjadi pada anak-anak. Gejalanya seperti sensasi gatal dan terbakar di kulit, muncul ruam merah di sekujur tubuh, disertai dengan demam dan menggigil.
Baca Juga
Dosis salbutamol bisa berbeda pada setiap orang. Ada banyak faktor yang berpengaruh mulai dari usia, kondisi kesehatan, seberapa parah penyakit yang diderita, dan bagaimana reaksi ketika mengonsumsi salbutamol untuk pertama kalinya.
Selain itu, dosis salbutamol ketika diberikan untuk penderita asma yang mengalami bronkospasme tentu berbeda dengan pemberian obat untuk mencegah asma saat berolahraga.
Sangat penting mengonsumsi salbutamol sesuai dengan dosis, risiko yang mungkin muncul akibat dosis tidak sesuai adalah:
Kondisi asma bisa memburuk apabila pasien tak lagi mengonsumsi salbutamol di tengah rangkaian pengobatan. Hal ini dapat menyebabkan luka di saluran pernapasan yang tak bisa kembali ke bentuk semula. Selain itu, akan muncul gejala lain seperti kesulitan bernapas, batuk, dan napas dalam frekuensi nyaring.
Ketika asma kambuh, obat salbutamol harus dikonsumsi 3-4 kali sehari bergantung pada dosis yang diresepkan oleh dokter. Namun jika obat ini tidak dikonsumsi sesuai dengan jadwal, ada kemungkinan mengalami gangguan pernapasan.
Sama seperti risiko penyalahgunaan obat lain, mengonsumsi salbutamol terlalu banyak akan menimbulkan dampak berbahaya. Beberapa di antaranya seperti detak jantung cepat dan tidak teratur serta tubuh gemetar. Segera cari bantuan medis apabila hal ini terjadi.
Apabila tanpa sengaja melewatkan jadwal minum obat salbutamol, segera konsumsi obat setelah mengingatnya. Jangan menggabungkan dua dosis sekaligus dengan mengonsumsinya di saat bersamaan karena bisa menyebabkan efek samping serius.
Obat salbutamol dapat digunakan dalam jangka pendek maupun panjang. Jangka pendek yaitu salbutamol dikonsumsi ketika asma mulai kambuh. Sementara untuk jangka panjang, salbutamol digunakan untuk melegakan kesulitan bernapas, batuk karena asma, atau bernapas dengan frekuensi nyaring.
Baca Juga
Pengobatan dengan salbutamol dikatakan efektif apabila gejala asma seperti kesulitan bernapas, batuk, atau napas dengan frekuensi tinggi tidak lagi muncul.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Manfaat lengkuas untuk kesehatan di antaranya dapat mengurangi peradangan dan nyeri, melindungi diri dari infeksi, hingga mendukung kesehatan otak. Di dalamnya terkandung berbagai nutrisi yang luar biasa.
Selamat! Anda sudah sembuh dari Covid. Namun, jangan sampai lengah karena risiko reinfeksi masih ada. Perawatan apa saja agar bisa kembali sehat setelah kena covid?
Berbeda dengan vitamin lainnya, vitamin D adalah hormon steroid yang muncul ketika kulit terpapar sinar matahari. Itulah sebabnya berjemur kerap disebut sebagai cara efektif untuk mendapatkan suplai vitamin D. Ada beberapa jenis vitamin D. Apa bedanya?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R Hakbar Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved