Salah satu efek samping yang mungkin muncul saat minum obat TBC adalah keringat, urine, dan liur yang berwarna merah. Obat antituberkulosis ini (OAT) juga punya sifat hepatotoksik yang berisiko merusak hati.
2023-03-18 00:32:42
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Salah satu efek samping obat TBC yang rentan paling umum adalah urine berwarna merah
Table of Content
Penderita tuberkulosis perlu tahu apa saja efek samping obat TBC, mengingat cukup lamanya masa pengobatan. Umumnya, perawatan TBC minimal berlangsung selama 6 bulan tanpa putus.
Advertisement
Tuberkulosis alias TBC (TB), adalah salah satu penyakit infeksi bakteri yang umumnya menyerang paru-paru.
Efek samping obat tuberkulosis bisa jadi berat bagi sebagian orang. Namun tenang saja, dokter telah mempertimbangkan risiko dan manfaat pemberian obat. Agar tidak kaget dan bingung, berikut adalah beberapa efek samping obat antituberkulosis (OAT) yang mungkin saja terjadi.
Mengutip National Health Service, umumnya penyakit TBC hampir selalu dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan disiplin. Ada beberapa macam obat khusus yang perlu Anda konsumsi setidaknya 6-9 bulan.
Selain itu, dokter juga akan terus memantau terapi pengobatan, karena kemungkinan ada efek samping dari obat yang biasa disebut sebagai obat antituberculosis (OAT).
Tentunya, efek samping ini akan berbeda dan bervariai untuk setiap orang. Tergantung dari jenis obat serta kondisi tubuh pasien yang meminumnya.
Berikut adalah beberapa jenis obat TBC beserta dengan kemungkinan efek sampingnya.
Isoniazid adalah antibiotik yang dapat melawan bakteri, digunakan untuk mengobati dan mencegah tuberkulosis.
Efek samping dari obat TB isoniazid yang umum terjadi adalah kehilangan selera makan, warna urine gelap, mati rasa, kesemutan, rasa nyeri terbakar di tangan atau kaki.
Anda juga bisa merasa kelelahan yang tidak biasa, mual, sakit perut, hingga muntah.
Berikut adalah beberapa efek samping serius, yang membuat Anda perlu segera ke dokter, yaitu:
Informasikan kepada dokter bila Anda memiliki penyakit hati aktif. Biasanya, dokter akan menggantinya dengan obat lain apabila Anda memiliki penyakit hati aktif.
Rifampin atau rifampisin juga menjadi salah satu jenis obat OAT. Sebelum mengonsumsinya, beri tahu dokter jika Anda mempunyai kondisi diabetes, penyakit hati, hingga masalah perdarahan.
Efek samping rifampin atau rifampisin sebagai salah satu obat TBC yang paling umum adalah menyebabkan cairan tubuh berwarna merah atau oranye, seperti urine dan keringat. Warna gigi juga mungkin saja berubah.
Namun, perubahan warna ini sifatnya sementara dan tidak berbahaya.
Anda juga mungkin akan merasa kebingungan, mati rasa, mual, sakit perut, dan demam.
Sebaiknya, segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius, seperti:
Fungsi ethambutol sebagai antibiotik adalah mencegah pertumbuhan bakteri tuberkulosis.
Etambutol sebagai obat TBC bisa menyebabkan masalah penglihatan yang serius. Segera hentikan pengobatan dan konsultasikan ke dokter bila ini terjadi.
Informasikan pula dengan dokter jika Anda sedang menyusui, karena bisa membahayakan bayi.
Efek samping paling umum dari obat TBC ini termasuk gatal, ruam, nyeri sendi, sakit kepala, pusing, mual, muntah, gangguan pencernaan, hingga kehilangan nafsu makan.
Ada pula efek samping serius yang bisa terjadi pada tubuh Anda, seperti:
Pyrazinamide digunakan untuk mengobati TBC pad aorang dewasa dan anak-anak. Umumnya, dikonsumsi bersamaan, alias sebagai kombinasi dengan obat TB lainnya.
Sebelum mulai pengobatan, dokter mungkin akan melakukan tes enzim hati dan kadar asam urat. Hal ini dilakukan untuk memastikan Anda bisa menggunakannya dengan aman.
Informasikan pula pada dokter jika Anda sedang hamil dan menyusui.
Efek samping umum dari obat TBC pirazinamid, kemungkinan adalah nyeri sendi, nyeri otot, mual, muntah, hingga kehilangan selera makan.
Sedangkan efek samping serius yang mungkin timbul dari obat TB ini, meliputi:
Baca Juga
Tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh infeksi bakteri yang ditularkan melalui droplet (percikan air liur).
Orang dengan tuberkulosis aktif harus minum obat selama berbulan-bulan tanpa putus untuk menyingkirkan infeksi dan mencegah resistensi antibiotik. Pengobatan TBC membutuhkan waktu 6-9 bulan, bahkan kadang lebih lama.
Meski begitu, jika minum obat TBC secara teratur, hampir semua kasus tuberkulosis dapat disembuhkan.
Untuk mencegah efek samping, dokter biasanya akan memantau memantau kemajuan selama perawatan untuk memastikan obatnya bekerja.
Biasanya proses ini melibatkan tes darah, dahak atau urine, dan rontgen dada.
Baca Juga
Kerusakan hati adalah efek samping serius dari hampir sebagian besar obat anti TBC atau OAT.
Hal ini terjadi akibat hepatotoksisitas obat, yaitu reaksi yang timbul akibat penumpukan zat berbahaya di dalam hepar.
Enzim untuk metabolisme obat dalam sel hati bisa mengalami kelainan bawaan, malformasi, aktivitasnya cukup rendah, atau terhambat oleh obat. Maka dari itu, metabolisme obat berubah menjadi racun pada sel hati.
Gejala awal yang menyerupai hepatitis akibat efek samping obat TB, di antaranya adalah:
Segala bentuk efek samping obat OAT, baik yang ringan hingga berat, segera langsung konsultasikan ke dokter agar terus dilakukan pemantauan.
Dalam kasus reaksi atau efek samping ringan, Anda bisa mengatasi efek sampingnya dengan cara meredakan gejalanya, seperti beristirahat untuk mengobati pusing.
Selama periode minum obat, Anda diwajibkan kontrol rutin untuk memantau kondisi. Dalam evaluasi rutin ini, dokter akan mengubah dosis atau jenis obat sesuai jika dirasa perlu dan lebih sesuai kondisi kesehatan. Adanya efek samping juga bisa jadi acuan dokter untuk mengubah pengobatan.
Tak hanya itu saja, dokter juga akan merekomendasikan untuk melakukan tes darah untuk melihat apakah ada risiko gangguan hati.
Jangan langsung berhenti minum obat tanpa berkonsultasi dengan dokter sekalipun Anda merasa jauh membaik. Anda justru harus taat aturan minum obat TBC. Sebab, pengobatan yang tidak tuntas malah membuat bakteri yang belum mati benar jadi kebal dengan antibiotik.
Ketika bakteri TBC kebal dengan antibiotik, Anda akan membutuhkan pengobatan lini dua dengan obat-obatan yang mungkin punya potensi efek samping lebih tinggi, serta waktu pengobatan yang lebih lama. Kondisi ini dikenal sebagai TB MDR.
Baca Juga
Beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat mengonsumsi obat TBC, antara lain:
Orang dengan HIV berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi TBC karena daya tahan tubuhnya yang menurun. Orang HIV yang menjalani terapi antiretroviral, berisiko mengalami lebih banyak efek samping obat TBC.
Penyesuaian dosis mungkin diperlukan dengan obat HIV.
Pastikan Anda mendiskusikan segala kemungkinan efek samping obat TBC dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Anda juga bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Terdapat sejumlah cara mengatasi mabuk perjalanan yang bisa Anda lakukan, mulai dari menghirup udara segar, mengubah posisi di dalam kendaraan, hingga memalingkan wajah ke depan.
Beberapa cara meredakan sakit gigi di rumah adalah berkumur dengan air garam, menggunakan kompres dingin, mengunyah daun jambu biji, hingga mengoleskan bawang putih.
Karbon disulfida adalah senyawa kimia yang sering ditemukan di kawasan industri. Pusing hingga gangguan organ tubuh merupakan bahaya karbon disulfida.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved