Menjadi salah satu alat kontrasepsi yang aman dan efektif, ada efek samping setelah mengggunakan KB IUD atau spiral. Salah satunya, menstruasi tidak teratur.
2023-03-23 20:42:45
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Sebagian orang mungkin akan mengalami efek samping setelah pemasangan KB IUD
Table of Content
Dikenal sebagai alat kontrasepsi yang efektif dan aman, KB IUD alias spiral tetap memiliki risiko efek samping yang juga perlu Anda pertimbangkan.
Advertisement
Apalagi, mengingat penggunaan IUD ini cukup diminati bagi yang menunda atau merencanakan kehamilan. Apa saja efeknya dan bagaimana cara mengatasinya? Simak lengkapnya dalam artikel ini.
IUD atau KB spiral adalah salah satu jenis alat kontrasepsi berupa perangkat kecil yang dimasukkan le dalam rahim untuk mencegah kehamilan.
Dalam Planned Parenthood dijelaskan bahwa IUD menjadi kontrasepsi jangka panjang, bisa dicabut, sekaligus, metode mencegah kehamilan yang paling efektif.
Ada dua jenis KB IUD, yaitu hormonal dan tembaga. Keduanya memiliki efek samping umum yang bisa terjadi pada sebagian orang.
Biasanya, efek samping ini akan berkurang atau hilang dalam beberapa bulan. Beberapa efek samping IUD yang mungkin muncul, antara lain:
Anda bisa saja merasakan efek samping pada saat alat dimasukkan atau setelah pemasangan KB spiral.
Seperti rasa sakit, nyeri, kram, timbul bercak, dan pusing.
Ada beberapa alasan yang mungkin membuat Anda merasakan sakit. Contohnya, nyeri saat alat spekulum dimasukkan ke dalam vagina.
Selain rasa sakit saat pemasasangan, efek samping yang mungkin Anda rasakan setelah pemasangan KB IUD adalah perut kram. Kemungkinan rasa kram muncul karena alat IUD mengenai area serviks.
Memasang KB IUD pada saat ovulasi atau pada saat siklus menstruasi mungkin akan meminimalisasi rasa sakit serta kram, karena area serviks lebih terbuka.
Kram perut ringan adalah kondisi normal. Jika rasa sakit semakin intens, segera ke dokter.
Salah satu efekk samping penggunaan KB IUD hormonal atau tembaga adalah siklus menstruasi yang jadi tidak teratur.
KB IUD hormonal sering kali membuat menstruasi lenih ringan dan durasi pendek. Terkadang, Anda tidak mengalami menstruasi sama sekali.
Sedangkan KB IUD tembaga dapat menyebabkan menstruasi berat selama beberapa bulan pertama.
Tak hanya siklus menstruasi tidak teratur, efek samping lainnya yang umum adalah timbul bercak.
Timbulnya bercak atau perdarahan kemungkinan akan terjadi pada 3 bulan hingga 6 bulan pertama.
Setelah 6 bulan, sekitar 95% pengguna akan mengalami menstruasi yang sudah mulai teratur, tingan, dan tidak ada perdarahan berlebihan.
Baca Juga
KB IUD bergeser adalah salah satu efek samping yang sangat dikhawatirkan oleh banyak wanita umumnya di satu bulan pertama. Saat pemasangan, dokter sengaja membiarkan 1 atau 2 benang menjuntai ke dalam saluran vagina.
Tujuannya agar Anda bisa memeriksa dengan ujung jari apakah posisi benang masih tepat atau tidak. Saat spiral lepas atau bergeser, Anda biasanya akan merasakan setidaknya satu dari beberapa tanda IUD bergeser ketika mengecek benang:
Bagi wanita yang menggunakan IUD, disarankan untuk mengecek benang setiap bulan guna memastikan posisi IUD masih pada tempatnya.
Sekitar 1 dari 10 wanita mungkin akan mengalami kantung berisi cairan pada indung telur, pada tahun pertama memasang KB IUD. Efek samping kista ini biasanya hilang sekitar 3 bulan.
Kebanyakan kista ovarium tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala apa pun.
Namun, sebagian orang mengalami gejala perut kembung, bengkak, atau nyeri perut bagian bawah.
Jika nyeri terasa parah, segera pergi ke dokter untuk mencegah terjadinya kista pecah.
Ada lagi efek samping lainnya dari pemasangan KB IUD, yaitu infeksi akibat masuknya bakteri.
Walaupun jarang terjadi, ini bisa meningkatkan peluang infeksi rahim, saluran tuba, atau ovarium yang biasa disebut sebagai penyakit radang panggul (PID).
Saat timbul gejala nyeri perut, sakit saat berhubungan seks, vagina bau, demam, hingga perdarahan hebat, segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Mengutip American College of Obstetricians and Gynecologists, karena bentuknya yang kecil dan seperti huruf T, KB spiral mungkin saja menusuk dinding rahim.
Hal ini dapat menyebabkan perdarahan hingga infeksi. Kondisi ini juga dikenal sebagai perforasi uterus. Namun, kasus ini terbilang jarang terjadi.
Apabila terjadi, segera konsultasi ke dokter untuk mengeluarkannya. Ada kemungkinan alat kontrasepsi berpindah tempat dan melukai organ lain.
Dalam kasus yang parah, dibutuhkan operasi untuk mengeluarkan alat tersebut dari rahim Anda.
Baca Juga
Umumnya, efek samping KB IUD ini terjadi dalam beberapa bulan pertama setelah pemasangan. Ingatlah bawa setiap orang mungkin akan merasakan hal yang berbeda.
Berikut adalah beberapa cara mengatasi efek samping KB spiral, yaitu:
Baca Juga
Terdapat hal-hal yang sebaiknya Anda hindari atau tidak boleh dilakukan setelah pemasangan KB IUD, seperti:
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai efek samping KB IUD atau spiral? Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kencing sakit setelah berhubungan intim bisa disebabkan karena infeksi saluran kemih, uretritis, infeksi jamur vagina, hingga prostatitis.
Perbedaan radang vagina dan kanker serviks bukan hanya bisa dilihat dari lokasi awal terjadinya penyakit. Radang vagina bisa menyebabkan keputihan yang berbau amis, sementara kanker serviks menyebabkan perdarahan dari vagina.
Perbedaan bralette dan bra terutama terletak pada modelnya. Bralette adalah bra yang tidak terstruktur, biasanya tidak bergaris, tidak berlapis dan tidak berkawat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved