Ada beragam efek samping antasida jika dikonsumsi berlebihan, termasuk sembelit, diare, masalah otot, hingga gangguan pernapasan. Osteoporosis juga berisiko menjadi efek samping antasida.
2023-03-26 20:40:45
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Berlebihan mengonsumsi antasida akan menimbulkan efek samping seperti sembelit, diare, masalah otot
Table of Content
Antasida merupakan obat-obatan yang dapat menetralkan asam lambung. Obat ini dapat diminum untuk meredakan gejala gangguan asam lambung seperti refluks asam lambung, nyeri ulu hati, hingga dispepsia. Tak boleh dikonsumsi berlebihan, antasida menyimpan beberapa risiko efek samping yang harus Anda perhatikan. Simak daftar efek samping antasida jika diminum sembarangan dan berlebihan.
Advertisement
Berikut ini efek samping antasida jika penggunaannya berlebihan dan tak wajar:
Salah satu efek samping antasida yang dikonsumsi berlebihan adalah sembelit atau konstipasi. Biasanya, efek samping ini muncul dari konsumsi produk antasida yang mengandung kalsium dan aluminium.
Apabila mengalami sembelit setelah mengonsumsi antasida, Anda disarankan untuk mengganti jenis obat yang dikonsumsi. Pilihan lain yang bisa diresepkan dokter termasuk proton pump inhibitor (PPI) dan penghambat H2.
Selain konstipasi, antasida juga dapat menimbulkan gangguan pencernaan lain seperti diare. Biasanya, efek samping antasida ini dialami pasien yang mengonsumsi produk dengan kandungan magnesium.
Diare yang terjadi biasanya sebentar namun bisa kembali kambuh jika konsumsi antasida dilanjutkan.
Konsumsi antasida juga berisiko memicu gangguan otot, termasuk otot berkedut dan nyeri otot. Pasien juga akan merasakan tubuh lemah secara keseluruhan sebagai efek samping obat-obatan ini.
Efek samping antasida pada otot bisa terjadi karena pengaruhnya terhadap kadar elektrolit seperti kalsium, magnesium, dan fosfor di aliran darah. Perubahan kadar elektrolit di atas dapat berefek negatif terhadap fungsi otot dan saraf – sebagai risiko dari dari penggunaan antasida yang sembarangan.
Konsumsi antasida yang berlebihan ternyata juga berisiko memicu gangguan pernapasan, seperti laju respirasi menjadi lambat. Efek samping antasida ini biasanya dialami pasien yang mengonsumsi produk dengan kandungan natrium bikarbonat atau kalsium karbonat. Antasida dengan kandungan tersebut dapat menaikkan pH di aliran darah menjadi lebih basa.
Peningkatan pH di aliran darah membuat tubuh memperlambat laju pernapasan. Namun, jika laju pernapasan terlalu lambat, tubuh pasien berisiko mengalami penumpukan karbon dioksida dan menimbulkan rasa letih dan kantuk.
Penggunaan antasida kalsium bikarbonat yang berlebihan berisiko memicu hiperkalsemia. Hiperkalsemia merujuk pada menumpuknya kalsium di dalam tubuh. Akumulasi kalsium di ginjal, saluran pencernaan, dan paru-paru dapat mengganggu fungsi organ akibat terhambatnya aliran darah. Hiperkalsemia juga berisiko memicu kegagalan fungsi organ.
Beruntung, penyetopan konsumsi antasida dapat mencegah perburukan hiperkalsemia.
Penggunaan antasida secara berlebihan dapat “menetralkan” asam lambung dengan berlebihan pula. Padahal, selain membantu mencerna makanan, asam lambung sebenarnya juga melindungi tubuh dari bakteri yang terkandung dalam panganan yang Anda konsumsi.
Netralisasi asam lambung yang berlebihan membuat bakteri bisa lolos ke saluran pencernaan dan berisiko melemahkan sistem pertahanan tubuh. Infeksi bakteri yang lolos tersebut berisiko menimbulkan masalah seperti gastroenteritis, diare, bahkan gangguan pada saluran pencernaan bagian atas.
Antasida yang mengandung kalsium berisiko membuat tubuh mengeluarkan banyak mineral ini melalui urine. Namun, peningkatan pembuangan kalsium berisiko membuat mineral ini tertumpuk di ginjal dan memicu pembentukan batu ginjal.
Terbentuknya batu ginjal membuat penderitanya merasakan rasa sakit di punggung bagian bawah. Bahkan, kondisi ini juga menimbulkan munculnya darah di urine. Gejala batu ginjal dapat menyiksa bagi pasien yang terkadang juga menghambat aliran urine.
Efek samping antasida lain yang mungkin tak akan Anda sangka adalah osteoporosis. Efek samping ini berisiko dialami oleh pasien yang mengonsumsi antasida dengan kandungan aluminium. Pasalnya, antasida yang mengandung aluminium dapat melemahkan tulang karena memicu penurunan kadar kalsium dan fosfat di tubuh.
Efek samping antasida pada tulang ini utamanya harus diwaspadai pada pasien yang berisiko tinggi menderita osteoporosis, menderita osteopenia, atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat osteoporosis.
Ada berbagai jenis antasida yang tersedia untuk mengatasi masalah asam lambung. Beberapa produk antasida dijual dengan label merek. Sementara itu, beberapa antasida lain dijual dengan nama kandungan utamanya.
Beberapa jenis kandungan dalam antasida, yaitu:
Beberapa antasida lain juga mengandung zat lain seperti alginat dan simeticone. Alginat dapat memberikan lapisan protektif pada tenggorokan. Sementara itu, simeticone membantu mengurangi kembung pada perut.
Seperti yang sudah disinggung di atas, antasida bekerja dengan menetralkan asam lambung. Senyawa dalam antasida merupakan senyawa alkali atau basa – yang merupakan lawan dari asam. Netralisasi asam tersebut membuat kandungan di dalam lambung menjadi tidak terlalu korosif.
Baca Juga
Ada sejumlah efek samping antasida yang berisiko terjadi jika dikonsumsi berlebihan. Efek samping antasida mulai dari sembelit, diare, nyeri otot, hingga osteoporosis. Bila masih memiliki pertanyaan terkait efek samping antasida Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ tersedia gratis di Appstore dan Playstore yang berikan informasi terkait obat-obatan terpercaya.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Gula aren untuk asam lambung dapat bermanfaat saat dikonsumsi secukupnya tanpa berlebihan. Jenis makanan yang dikonsumsi bersama gula aren juga penting diperhatikan.
Tinta cumi hitam mampu membuat makanan lebih terasa kaya dan gurih. Manfaat tinta pada cumi untuk kesehatan mulai dari menurunkan tekanan darah hingga menghambat pertumbuhan kanker. Tapi tips mengolahnya juga tak boleh asal agar khasiatnya bisa optimal.
Perbedaan maag dan asam lambung kronis karena GERD perlu Anda ketahui untuk dapat ditangani dengan benar. Perbedaan GERD dan maag juga dapat dilihat dari gejalanya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved