Efek obesitas pada pria bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, kanker prostat, disfungsi ereksi, gangguan kesuburan, diabetes, hingga sleep apnea. Penyebabnya bisa karena pola hidup tidak sehat.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
20 Jan 2023
Efek obesitas pada pria salah satunya meningkatkan risiko penyakit jantung
Table of Content
Tak hanya mengganggu penampilan dan aktivitas sehari-hari, efek obesitas pada pria juga bisa menimbulkan berbagai penyakit berbahaya, termasuk gangguan sistem reproduksi. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menurunkan kesejahteraan dan kualitas hidup pria dewasa secara keseluruhan.
Advertisement
Lantas, apa saja bahaya obesitas pada pria dan penyebabnya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak tubuh yang mengakibatkan berat badan berlebih. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan bagi pengidapnya, baik pria ataupun wanita.
Berikut ini beberapa efek obesitas pada pria yang perlu kamu waspadai:
Penyakit jantung dan stroke merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada pria. Pria yang obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit kronis.
Pada penderita obesitas, jantung perlu bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, timbullah hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Selanjutnya, tekanan darah tinggi bisa membuat pembuluh darah yang membawa darah ke jantung menjadi keras dan menyempit, atau disebut aterosklerosis. Kondisi ini bisa mengakibatkan serangan jantung dan stroke.
Efek obesitas pada pria juga bisa meningkatkan risiko kanker prostat.
Melansir Harvard Medical School, obesitas mengubah metabolisme hormon seks yang memengaruhi pertumbuhan kanker prostat.
Selain itu, kelebihan lemak tubuh juga meningkatkan produksi faktor pertumbuhan di tubuh yang bisa meningkatkan laju penggandaan sel. Kondisi ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat pada pria obesitas.
Disfungsi ereksi juga merupakan efek obesitas pada pria yang perlu diwaspadai. Bahkan, pria obesitas yang memiliki kadar testosteron normal pun berisiko lebih besar untuk terkena disfungsi ereksi.
Kelebihan berat badan termasuk penumpukan lemak di tubuh dikaitkan dengan perubahan metabolik tubuh yang terlibat dalam gangguan fungsi ereksi pada pria obesitas.
Bahaya obesitas juga berdampak buruk pada kesuburan pria. Kondisi obesitas sering dikaitkan dengan rendahnya jumlah dan kualitas sperma. Kondisi ini bisa berpengaruh pada gangguan kesuburan pada pria obesitas.
Sleep apnea merupakan penyakit akibat obesitas yang umum terjadi, termasuk pada pria obes.
Gangguan pernapasan ini terjadi akibat penumpukan lemak yang tersimpan di leher menyebabkan jalan napas terlalu kecil sehingga membuat sulit bernapas saat tidur di malam hari.
Penyakit akibat obesitas selanjutnya adalah diabetes. Diabetes terjadi ketika terjadi peningkatan kadar gula dalam darah. Seiring waktu, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan lain hingga berisiko kematian
Kondisi obesitas atau kelebihan berat badan, terutama di bagian perut atau disebut sebagai obesitas sentral bisa meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengecilkan Perut Buncit pada Pria
Penyebab obesitas yang paling umum adalah gaya hidup tidak sehat, seperti terlalu banyak konsumsi makanan tinggi kalori dan lemak, serta kurangnya aktivitas fisik.
Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab obesitas yang perlu kamu ketahui:
Faktor genetik menjadi pemicu obesitas yang banyak dialami pria maupun wanita. Ternyata, gen yang ada pada tubuh seseorang bisa berpengaruh pada jumlah lemak dan pendistribusian lemak di dalam tubuh.
Tidak hanya itu, genetik juga memengaruhi seberapa normal pembakaran kalori menjadi energi selama seseorang melakukan olahraga.
Jika kamu termasuk orang yang malas bergerak dan sering mengonsumsi makanan berkalori tinggi, maka risiko mengalami obesitas pun akan semakin meningkat.
Sebaiknya, batasi konsumsi makanan yang tidak sehat seperti junk food, minuman bersoda, makanan tinggi gula dan garam, serta makanan berlemak dan berminyak, serta makanan tinggi kalori lainnya. Tujuannya untuk menjaga jumlah kalori yang masuk ke tubuh tidak berlebihan dan sesuai kebutuhan.
Penyebab obesitas pada pria yang mungkin jarang diperhatikan adalah sering bergadang, mengonsumsi alkohol, dan kebiasaan merokok. Kebiasaan di atas adalah hal yang tidak sehat dan bisa mengganggu fungsi biologis tubuh.
Sering terbangun tengah malam juga meningkatkan kemungkinan kamu makan tengah malam, sehingga lemak semakin menumpuk di tubuh.
Pria dengan aktivitas fisik yang kurang atau cenderung tidak suka bergerak lebih berisiko terkena obesitas.
Aktivitas fisik yang seimbang bisa membantu pembakaran kalori dan membantu mengubah nutrisi makanan menjadi energi. Kedua proses tersebut bisa mengurangi lemak dalam tubuh dan membuat berat badan tubuh tetap normal.
Ada beberapa jenis obat yang ternyata bisa memicu berat badan naik hingga seseorang mengalami obesitas.
Jenis obat-obatan seperti antidepresan, antiepilepsi, dan steroid, ternyata menjadi penyebab obesitas. Sebab, obat-obatan tersebut bisa membuat perkembangan hormon tidak stabil.
Baca Juga
Obesitas pada pria bisa berdampak buruk bagi kesehatan karena dapat memicu berbagai penyakit, mulai dari penyakit degeneratif hingga gangguan pada sistem reproduksi. Memahami bahaya dan penyebab obesitas pada pria bisa jadi langkah awal mencegah sekaligus mengatasi kelebihan berat badan.
Mulailah menerapkan pola hidup sehat untuk mempertahankan berat badan ideal sekaligus menunjang kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Jika kamu merasa kesulitan dalam memulainya, jangan ragu berkonsultasi pada dokter maupun ahli gizi. Kamu juga bisa berkonsultasi melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Ditulis oleh Yanita Nur Indah Sari
Referensi
Artikel Terkait
Cara menghitung berat badan ideal bisa dengan kalkulator BMI, Rumus Broca, hingga mengukur lingkar pinggul.
8 Okt 2019
Kegemukan menjadi salah satu faktor risiko munculnya masalah-masalah pada kulit, seperti bisul. Jika butuh alasan lebih untuk mulai mengurangi berat badan, simak deretan masalah kulit yang bakal berkurang dengan menurunnya bobot tubuh berikut ini.
15 Jul 2019
Hormon ghrelin bertugas mengatur rasa lapar. Gangguan pada hormon ini bisa menyebabkan kelebihan berat badan hingga obesitas. Apa saja?
9 Sep 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved