LSD adalah obat yang bersifat halusinogenik. Artinya, bisa ada perubahan kesadaran, emosi, dan pola pikir orang yang mengonsumsinya. Dikenal juga dengan julukan yellow sunshine, zen, California sunshine, hippie, serta Lucy in the sky with diamonds,
19 Agt 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
LSD adalah obat halusinogenik yang dapat membuat penggunanya berhalusinasi
Table of Content
Perubahan perasaan secara dramatis hingga merasakan beberapa emosi sekaligus di satu waktu hanya beberapa efek dari konsumsi lysergic acid diethylamide (LSD). Jika situasinya tak terkendali, LSD adalah salah satu obat berbahaya yang bisa mengubah mood seseorang secara signifikan. Bahkan, distorsi persepsi akibat konsumsi LSD bisa berlangsung hingga 12 jam kemudian.
Advertisement
Dikenal dengan julukan yellow sunshine, zen, California sunshine, hippie, serta Lucy in the sky with diamonds, LSD adalah obat yang bersifat halusinogenik. Artinya, bisa ada perubahan kesadaran, emosi, dan pola pikir orang yang mengonsumsinya.
LSD biasanya dijual dalam bentuk tablet atau kapsul. Namun, bisa juga dalam bentuk cairan yang dikemas dalam kertas menyerap air disebut window pane. LSD telah mengalami proses sintesis sejak tahun 1938.
Menurut para peneliti, LSD bekerja dengan memengaruhi reseptor yang menghasilkan serotonin, salah satu neurotransmitter di otak. Padahal, serotonin bertugas dalam mengendalikan perilaku, persepsi, dan sistem regulasi seorang individu.
Akibatnya, persepsi sensori, rasa lapar, temperatur tubuh, perilaku seksual, aspek motorik, hingga mood juga ikut terpengaruh. Ketika sistem ini terganggu karena adanya LSD, maka penggunanya akan mengalami distorsi terhadap realita. Halusinasi menjadi dampak yang paling nyata dirasakan.
Orang yang mengonsumsi LSD bisa melihat, mendengar, dan merasakan sensasi yang seakan nyata meski sebenarnya tidak ada.
Selain itu, halusinasi sensori ini juga disertai dengan perubahan emosi yang cepat dan intens. Penggunanya bisa merasa bahagia lalu di detik berikutnya berubah 360 derajat. Itu sebabnya, LSD adalah obat-obatan termasuk NAPZA dengan dampak tak terprediksi.
Baca Juga
Seseorang bisa merasakan efek LSD dalam waktu 20-90 menit setelah mengonsumsinya. Efek ini bisa bertahan hingga 12 jam, bahkan perlu waktu 24 jam hingga penggunanya kembali “normal”.
Ada studi yang selama 25 tahun terakhir meneliti bagaimana dampak LSD terhadap seseorang. Hasilnya adalah:
Memang benar bahwa efek halusinogenik dari LSD terkesan menyenangkan. Akan tetapi, persepsi yang terdistorsi ini kerap membuat seseorang merasa lebih kreatif dan spesial. Bahayanya, dalam jangka panjang penggunanya merasa hanya bisa mencapai tahapan itu hanya jika sudah mengonsumsi LSD.
Masalah terbesar dari penggunaan LSD adalah tidak bisa diprediksinya efek yang muncul. Bahkan, konsusmi LSD dengan dosis yang sama bisa berpengaruh berbeda antara satu orang dan lainnya.
Ketika dicoba konsumsi untuk kali kedua dan seterusnya, dampaknya pun bisa berbeda lagi. Tak hanya itu, bisa muncul efek samping yang berbahaya, seperti:
Persepsi yang mengalami perubahan pada pengguna LSD dapat menyebabkan kepanikan. Itu sebabnya, beberapa pengguna LSD mengalami ketakutan seperti takut akan kematian, kehilangan kendali, menjadi gila, hingga putus asa.
Tak sedikit pula pengguna LSD yang merasakan flashback kembali ke masa lalu tanpa peringatan sebelumnya. Kapan periode flashback terjadi juga tidak bisa diprediksi.
Secara fisik, efek samping konsumsi LSD dapat menyebabkan hilang nafsu makan, sulit tidur, tremor, mulut kering, kejang, dan juga mual. Apabila ada seseorang yang terdeteksi mengalami gejala-gejala ini, segera cari bantuan medis sesegera mungkin.
Salah satu mitos seputar konsumsi LSD adalah membuat seseorang bisa lebih mengenal dirinya alias membuka akses ke inner mind. Saat efek LSD mulai bekerja, penggunanya merasa bisa mengenal rahasia dalam dirinya. Padahal, hal ini tidak terbukti. Perasaan bisa lebih mengenal diri ini sangatlah subjektif. Mengonsumsi obat seperti LSD bukan cara untuk bisa memahami diri sendiri.
Mitos lain yang kerap berkembang adalah bahwa konsumsi LSD dapat menyebabkan seseorang mengalami masalah mental. Ini tidak benar. Meskipun dampaknya secara psikologis cukup signifikan, namun konsumsi LSD atau substansi lain yang ada di magic mushroom tidaklah berhubungan dengan masalah kesehatan mental.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Daun kari memiliki sederet manfaat kesehatan yang sayang jika dilewatkan. Bahkan, daun ini dipercaya bisa menurunkan berat badan!
Tahu adalah salah satu lauk dari kacang kedelai favoritnya orang Indonesia. Selain tinggi protein, manfaat tahu juga untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Hampir semua orang tahu bahwa penyebab rambut putih atau uban selalu dikarenakan usia. Namun apakah Anda sudah tahu kaitan antara usia dan kemunculan uban? Sebenarnya, saat usia sudah semakin tua, pigmen melanin yang bertugas memberikan warna pada kulit dan rambut akan berkurang. Hal tersebutlah yang menjadi penyebab rambut putih pada kaum lansia.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved