Menopause dapat memberikan efek baik fisik dan psikologis bagi wanita. Tidak selalu buruk seperti sebabkan hot flashes dan osteoporosis, dampak menopause juga bisa menyusutkan fibroid hingga tidak bisa hamil saat berhubungan intim.
27 Feb 2023
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Hot flashes adalah salah satu efek menopause pada wanita yang umum terjadi
Table of Content
Saat mencapai usia menopause, akan terjadi beberapa perubahan dalam tubuh wanita. Gejala menopause, seperti hot flashes, gangguan suasana hati, vagina kering, hingga risiko meningkatnya beberapa penyakit jadi salah satu efek samping yang dikhawatirkan.
Advertisement
Walau begitu, menopause juga dapat membawa dampak positif bagi kehidupan kaum hawa. Menopause bahkan dikatakan bisa memperkecil ukuran tumor jinak yang diidap oleh perempuan.
Menopause adalah proses biologis alami dalam tubuh yang ditandai dengan berakhirnya siklus menstruasi. Menopause pada wanita biasanya terjadi di usia 40 sampai 50an. Namun, gejalanya mungkin saja muncul beberapa tahun sebelumnya.
Ada beberapa efek menopause pada tubuh seorang wanita, baik negatif ataupun positif, yaitu:
Menopause ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi. Bagi banyak perempuan, hal ini dianggap melegakan. Pasalnya, rutinitas menstruasi setiap bulan mungkin merepotkan.
Berhentinya menstruasi juga berarti seorang wanita tidak perlu lagi mengalami sindrom pramenstruasi (PMS) yang mengganggu, tidak perlu membeli pembalut, dan tidak perlu khawatir darah menstruasi bocor lalu mengotori pakaian.
Menurut penelitian American College of Obstetricians and Gynecologists, sekitar 85% perempuan pasti mengalami satu atau lebih gejala sindrom pramenstruasi.
Memang pada masa perimenopause, gejala-gejala seperti sindrom pra-menstruasi dan perdarahan haid yang berat bisa muncul lebih parah. Namun, itu semua akan hilang setelah mencapai masa menopause.
Salah satu gejala menopause yang paling umum adalah hot flashes. Hot flashes menyebabkan kulit memerah, detak jantung terasa lebih cepat, dan tubuh mudah berkeringat.
Biasanya, hot flashes muncul selama beberapa waktu sebelum siklus menstruasi benar-benar datang, dan dapat berlangsung selama hitungan bulan hingga tahun.
Kondisi ini dapat diobati dengan mengonsumsi beberapa jenis obat yang berfungsi mengganti hormon dalam tubuh seperti antidepresan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI).
Vagina kering juga jadi salah satu efek menopause yang umum dirasakan wanita. Vagina kering jadi salah satu tanda seseorang mengalami genitourinary syndrome of menopause (GSM).
Selain vagina kering, gejala lain seperti vagina gatal atau terasa terbakar juga bisa terjadi. Kondisi ini dapat menyebabkan berhubungan intim menjadi tidak nyaman dan menyakitkan.
Selain itu, GSM juga bisa menyebabkan infeksi kandung kemih dan inkontinensia. Untuk mengatasinya, dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat topikal seperti krim dan pelumas atau obat minum untuk menyeimbangkan hormon.
Dampak negatif menopause lainnya adalah dapat menurunkan libido yang bisa memengaruhi hasrat seksual seseorang. Ini karena hormon yang mengatur gairah seksual juga akan menurun saat mengalami menopause.
Untuk mengatasi kondisi ini, dokter akan meresepkan obat yang dapat meningkatkan hormon testosteron pada wanita untuk dapat meningkatkan kembali gairah seksual yang hilang setelah memasuki masa menopause.
Salah satu efek samping dari menopause adalah meningkatkan risiko osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit yang disebabkan oleh hilangnya kepadatan tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya kadar hormon estrogen saat seorang wanita memasuki masa menopause. Hormon estrogen sendiri diketahui berfungsi untuk meningkatkan kepadatan tulang.
Salah satu efek positif dari menopause adalah menghilangkan fibroadenoma. Fibroadenoma adalah benjolan padat di payudara yang umumnya muncul saat perempuan berada pada usia reproduktif.
Benjolan fibroadenoma umumnya jinak dan tidak menimbulkan rasa sakit. Belum diketahui penyebab munculnya fibroadenoma, akan tetapi hormon yang mengatur siklus menstruasi disebut sebagai pemicunya.
Menurunnya hormon yang mengatur siklus menstruasi saat seorang wanita memasuki masa menopause inilah yang kemudian membuat benjolan di payudara tidak terbentuk lagi.
Fibroid atau mioma merupakan jenis tumor jinak yang tumbuh di dalam rahim. Salah satu penyebab tumor ini adalah tingginya kadar hormon estrogen dalam tubuh.
Fibroid bisa juga muncul karena kehamilan yang meningkatkan kadar estrogen dan progesteron. Demikian pula akibat perimenopause, di mana kadar estrogen dalam tubuh dapat naik dan turun secara drastis.
Saat memasuki masa menopause, kadar estrogen akan menurun. Hal ini membuat ukuran fibroid dapat mengecil.
Salah satu efek menopause saat berhubungan intim adalah perempuan sudah tidak lagi memiliki kemungkinan untuk hamil. Hubungan seks bisa dilakukan tanpa ada risiko mengalami kehamilan.
Bagi banyak perempuan, hilangnya kekhawatiran mengalami kehamilan tersebut membuat mereka lebih leluasa dalam menikmati hubungan intim sepenuhnya.
Efek samping menopause juga dapat menyebabkan penurunan daya ingat. Mengutip Harvard Medical School, menopause dapat menurunkan kadar glukosa dalam otak. Glukosa sendiri adalah makanan utama otak.
Selain itu, penelitian menunjukkan, wanita premenopause yang pernah menjalani operasi pengangkatan ovarium berisiko lebih tinggi mengalami penurunan ingatan dan demensia dibandingkan dengan mereka yang tidak menjalaninya. Hal ini mungkin disebabkan penurunan kadar estrogen. Ovarium sendiri merupakan tempat dihasilkannya hormon estrogen.
Untuk mengatasi kondisi ini, dokter biasanya akan merekomendasikan terapi hormon dan mendorong untuk gaya hidup sehat, seperti makan makanan yang sehat, tidur cukup, hingga rutin berolahraga.
Dampak negatif menopause, seperti perubahan mood, stres, hot flashes, hingga menurunnya ingatan dapat membuat seseorang mengalami insomnia atau gangguan sulit tidur. Kurang tidur juga bisa berdampak secara psikologis menyebabkan kamu menjadi lebih sensitif, mudah marah, tertekan, hingga mudah tersinggung.
Salah satu efek menopause adalah meningkatkan risiko inkontinensia urine. Ini terjadi akibat berkurangnya lapisan uretra pada kandung kemih yang dipicu oleh penurunan kadar estrogen dalam tubuh.
Seiring bertambahnya usia, wanita juga bisa mengalami relaksasi panggul, proses melemahnya otot panggul yang dapat meningkatkan risiko kebocoran urin tanpa disengaja.
Saat perempuan masuk usia menopause, biasanya ini diikuti dengan pertambahan usia yang tidak lagi muda. Agar tetap sehat dan bisa mengurangi efek samping negatif dari menopause, kamu bisa mulai terapkan beberapa tips berikut ini:
Mulailah menjadwalkan pemeriksaan kesehatan rutin dan deteksi dini dari penyakit kanker. Contohnya, pemeriksaan mamografi dan Pap smear.
Salah satu efek menopause terhadap tulang adalah osteoporosis. Untuk mengurangi risikonya, tingkatkan konsumsi kalsium menjadi 1.200 mg per hari.
Berjemurlah juga sebentar di bawah sinar matahari pagi. Langkah ini berguna untuk memperoleh vitamin D yang penting dalam penyerapan kalsium dan menjaga kesehatan tulang.
Menurut ahli, efek menopause pada perempuan dengan gaya hidup sedenter (minim gerak) adalah peningkatan berat badan, meningkatnya risiko sakit jantung, hipertensi, diabetes dan osteoporosis. Semua risiko bisa dikurangi dengan rutin berolahraga dengan intensitas sedang.
Tidak perlu olahraga yang rumit. Jalan kaki, jogging, bersepeda, mengikuti kelas tari, berenang, maupun angkat beban ringan bisa menjadi pilihan olahraga yang cocok untuk mengurangi efek menopause yang berdampak negatif terhadap kesehatan.
Menghadapi masa-masa menopause mungkin bisa terasa berat bagi sebagian wanita. Pasalnya, ini pertanda bahwa usia telah memasuki paruh akhir kehidupan.
Meski demikian efek menopause tidak selalu negatif. Dampak positif menopause di atas mungkin bisa menjadi penyemangat Anda dalam mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangannya.
Salah satu cara mengobati menopause adalah dengan mengonsumsi obat hormon seperti terapi estrogen. Kamu juga bisa mengonsumsi pil KB dan obat antidepresan seperti SSRI dan SNRI. Cara ini dapat mengatasi efek buruk dari menopause yang sebabkan hot flashes hingga perubahan suasana hati.
Jika kamu sudah memasuki masa menopause dan ingin berkonsultasi pada dokter, kamu bisa mencoba berkonsultasi online dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Tanda-tanda menopause biasanya muncul di usia 45-55 tahun. Gejala menopause yang mungkin dirasakan antara lain perubahan siklus menstruasi, hot flashes, vagina kering, mudah lupa, moody, sulit konsenterasi, rambut di wajah lebih banyak tumbuh, hingga gairah seks menurun.
Vagina lecet dapat terjadi karena banyak hal, namun umumnya hal ini terjadi setelah mencukur rambut di area kemaluan, berhubungan intim, dan juga melahirkan.
Untuk wanita berusia di atas 30 tahun, tes kesehatan wanita wajib dilakukan secara teratur. Tes kesehatan yang perlu dilakukan oleh wanita adalah penyakit jantung, pap smear, mammogram. kolonoskopi, dan pemeriksaan kulit.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved