Virus Ebola pertama kali ditemukan di Benua Afrika tahun 1976. Saat seseorang tertular virus ini, tanda dan gejalanya tidak akan langsung muncul, dan virus belum bisa ditularkan antar manusia. Virus baru bisa menular saat gejala sudah mulai muncul. Meskipun demikian, risiko menyebarkan Ebola ke Indonesia bukan sama sekali tidak ada.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
18 Jun 2019
Virus Ebola sangatlah mematikan dan bisa menular, melalui kontak langsung dengan penderita.
Table of Content
Kasus Ebola pernah merebak pada tahun 2014, hingga ditetapkan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Tahun ini, penyebaran penyakit tersebut kembali terjadi. Setelah memakan korban sebanyak 1.400 orang di Kongo, penyakit ini kembali menyebar ke negara tetangganya, Uganda.
Advertisement
Di Uganda, sudah ada dua korban jiwa akibat Ebola. Meski korban yang berjatuhan sudah banyak, WHO belum mengumumkan kejadian ini sebagai kegawatdaruratan global.
Hingga saat ini, negara-negara yang paling berisiko terkena penyebaran virus mematikan ini adalah negara tetangga dari Republik Demokratik Kongo, yaitu Uganda, Rwanda, dan Burundi.
Dilansir dari Scinece Mag, di Uganda, dua orang yang meninggal dunia akibat Ebola, adalah seorang anak dan neneknya, yang baru saja pulang dari Kongo. Nenek tersebut diketahui menderita Ebola dan baru saja meninggal dunia akibat penyakit ini.
Dalam hal ini, terlihat bahwa jarak memang berperan sebagai faktor yang mempermudah penyebaran penyakit ini. Lalu, apakah hal ini membuat Indonesia yang berjarak sangat jauh dari benua Afrika, kemudian benar-benar terbebas dari ancaman Ebola?
Jawabannya, tidak. Memang, hingga saat ini belum pernah ada laporan terkait penyakit Ebola di Indonesia. Namun, risiko menyebarnya penyakit ini ke Indonesia, bukan sama sekali tidak ada, melainkan berada pada kemungkinan yang sangat rendah.
Sebab, Kongo yang saat ini telah menjadi daerah rawan Ebola, merupakan wilayah terpencil dan sulit dijangkau. Selain itu, di negara lain sekitarnya pun, belum pernah ada kasus Ebola yang dilaporkan. Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan RI menyebut bahwa belum ada kasus Ebola yang terkonfirmasi di Indonesia.
Baca Juga
Penyakit Ebola disebabkan oleh virus yang sangat mematikan, dan ditemukan pertama kali pada tahun 1976 di benua Afrika bagian tengah. Pada waktu itu, penggunaan jarum suntik di rumah sakit di Kongo (dahulu bernama Zaire), tidak dilakukan secara steril.
Para tenaga kesehatan di daerah yang menjadi lokasi menyebarnya Ebola, menggunakan 5 jarum suntik untuk 300-600 pasien per harinya. Kontak langsung dengan darah yang terkontaminasi pasien yang terinfeksi Ebola, penggunaan ulang jarum suntik, dan teknik perawatan yang tidak baik menjadi jalan awal tersebarnya virus mematikan itu di Kongo.
Selain kontak langsung dengan darah penderita, Ebola juga dapat menyebar melalui:
Saat seseorang tertular virus ini, maka ia tidak akan langsung mengalami gejala. Masa inkubasi virus ebola sendiri bisa bervariasi mulai dari 2-21 hari dengan rata-rata 8-10 hari. Masa inkubasi adalah periode sejak virus pertama kali menginfeksi tubuh hingga gejala pertama kali muncul.
Pada fase ini, virus ini belum bisa ditularkan antarmanusia. Virus baru menular, saat gejala sudah mulai muncul. Gejala yang bisa muncul saat seseorang terinfeksi ebola antara lain:
Jika harus bepergian ke negara terjangkit Ebola, sebaiknya Anda menundanya terlebih dahulu. Apabila tidak memungkinkan, maka Anda perlu benar-benar mempersiapkan perlindungan diri, agar tidak terinfeksi virus mematikan ini, saat tiba di tempat tujuan.
Hindari kontak langsung dengan penderita maupun jenazah penderita Ebola. Gunakan alat pelindung diri sesuai dengan standar medis yang telah ditetapkan. Anda juga disarankan untuk mendapatkan vaksinasi, sebelum bepergian ke negara yang rawan Ebola.
Sejauh ini, belum pernah ada laporan mengenai infeksi Ebola di Indonesia. Penyakit mematikan ini, saat ini baru menyebar di negara-negara benua Afrika dan sangat jarang terjadi di Asia, terutama Asia Tenggara. Meski begitu, Anda tetap perlu mewaspadai penyakit ini dengan tidak bepergian ke negara-negara yang terjangkit Ebola. Sebab, penularan virus ini bisa terjadi dengan cukup mudah melalui darah atau cairan tubuh.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Beredar rumor bahwa tocilizumab dapat menyembuhkan pasien virus corona Covid-19 yang sudah kritis. Namun, efektivitas obat radang sendi ini dibantah oleh para peneliti Amerika Serikat.
14 Sep 2020
Molnupiravir adalah antivirus baru yang berpotensi menjadi obat Covid-19. Obat ini dapat melawan RNA ragam virus corona termasuk SARS-Cov-2 penyebab pandemi.
8 Okt 2021
Hantavirus adalah penyakit baru yang muncul ditengah pandemi corona. Penyakit ini disebabkan oleh urine maupun kotoran yang dikeluarkan oleh tikus dan hewan pengerat lainnya.
26 Mar 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved