Eating disorder bisa jadi masalah kesehatan mental yang kompleks. Pada kasus yang parah, eating disorders bisa menyebabkan gangguan kesehatan atau bahkan hingga kematian.
2023-03-29 06:53:15
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Eating disorder dapat membuat penderitanya makan terlalu sedikit
Table of Content
Eating disorder atau gangguan makan merupakan serangkaian kondisi psikologis yang menyebabkan munculnya kebiasaan makan tidak sehat. Gangguan ini dapat dimulai dengan obsesi terhadap makanan, berat badan, atau bentuk tubuh.
Advertisement
Dalam kasus yang parah, eating disorder yang tidak ditangani bisa menyebabkan gangguan kesehatan serius atau bahkan kematian. Ada sejumlah gejala yang ditimbulkan oleh gangguan mental ini, tetapi beberapa tanda yang paling umum meliputi:
Seluruh bentuk eating disorder dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan tubuh Anda. Beberapa jenis eating diorder yang paling sering ditemukan kasusnya, yakni:
Penderita anorexia nervosa selalu merasa bahwa berat badannya berlebihan, walaupun orang lain melihat mereka sangat kurus.
Mereka cenderung terus-menerus memantau berat badannya, meskipun sudah jauh di bawah batas berat ideal. Penderita gangguan makan ini sangat membatasi kalori dan menghindari jenis-jenis makanan tertentu.
Ada dua tipe anoreksia nervosa, di antaranya:
Anoreksia dapat menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan berbahaya, seperti penipisan tulang, gangguan kesuburan, gagal jantung, hingga kematian.
Penderita bulimia nervosa cenderung makan berlebihan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, saat pesta atau perayaan, penderita mengonsumsi sebanyak-banyaknya makanan yang biasa dihindarinya.
Setelah selesai, penderita eating disorder ini berusaha membuang makanan yang sudah dikonsumsi. Cara-cara yang biasanya dilakukan adalah memuntahkan makanan secara paksa, puasa, minum obat-obatan pencahar, atau olahraga berlebihan.
Penderita bulimia nervosa biasanya memiliki berat badan relatif normal dan tidak terlalu kurus seperti penderita anoreksia.
Bulimia dapat menyebabkan radang tenggorokan, refluks asam lambung, gigi berlubang, dehidrasi, hingga ketidakseimbangan elektrolit yang menyebabkan stroke dan serangan jantung.
Binge eating disorder menyebabkan penderitanya makan dalam jumlah luar biasa banyak dan tidak terkontrol dalam waktu relatif singkat. Mereka bisa tetap makan berlebihan bahkan saat tidak merasa lapar tanpa membatasi kalori yang masuk.
Penderita binge eating disorder cenderung merasa bersalah, malu, dan rendah diri dengan perilakunya. Namun, mereka tidak bisa mengontrol dirinya. Eating disorder ini bisa menyebabkan obesitas sehingga meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti gangguan jantung dan stroke.
Pica adalah jenis eating disorder di mana penderitanya mengonsumsi sesuatu yang tidak dianggap makanan, seperti tanah, sabun, kertas, rambut, dan sebagainya.
Akibat mengonsumsi hal-hal yang bukan makanan dan berbahaya, penderita pica sangat berisiko mengalami keracunan makanan, cedera usus, kekurangan nutrisi, bahkan hingga kematian.
ARFID, yang juga di kenal sebagai selective eating disorder, adalah gangguan makanan di mana penderitanya memilih-milih makanan secara berlebihan. Sebelumnya kondisi ini hanya ditujukan bagi anak di bawah 7 tahun. Namun, walaupun diawali saat masih bayi dan anak-anak, kondisi ini bisa bertahan hingga usia dewasa dan tidak mengenal jenis kelamin.
Penderita ARFID menghindari jenis makanan tertentu karena tidak suka dengan aroma, rasa, tekstur, warna, suhu, atau lainnya. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa mengganggu kesehatan fisik, mental, bahkan membatasi kehidupan sosial seseorang.
Selain kelima jenis eating disorder di atas, masih banyak jenis gangguan makan lainnya yang tidak begitu umum. Jika tidak segera ditangani, eating disorder berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan fisik atau mental.
Baca Juga
Untuk mengatasi eating disorder, diperlukan bantuan medis dan psikolog. Setiap kasus eating disorder harus ditangani secara khusus sesuai kondisi masing-masing penderitanya.
Memulihkan kondisi penderita eating disorder memerlukan waktu jangka panjang. Oleh sebab itu, dukungan orang-orang terdekat sangat diperlukan.
Setidaknya ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk menangani eating disorder, yakni:
Penderita eating disorder biasanya menyangkal bahwa mereka mengalami gangguan ini. Walaupun orang terdekat telah menyadari gejala pada kebiasaan makannya, penderitanya masih tidak mengakui atau bahkan menghindari untuk membicarakannya.
Fase kontempasi ditandai dengan penderita eating disorder mulai mengakui gangguan yang dialami sekaligus membuka diri untuk mendapatkan perawatan dan penanganan yang dibutuhkan.
Penderita eating disorder bersiap untuk melakukan pengobatan. Tim ahli (psikolog, ahli gizi, dan dokter) dapat membuat rencana perawatan yang sesuai.
Penderita eating disorder mulai melakukan perubahan dan perawatan sesuai dengan arahan tim medis. Mereka juga harus belajar menghadapi berbagai ketidaknyamanan yang ditimbulkan dalam proses pengobatan.
Penderita eating diorder telah berhasil menjalankan perawatan setidaknya selama 6 bulan. Mereka telah menjalankan kebiasaan baru yang lebih sehat bagi fisik dan mentalnya.
Walaupun demikian, pasien dan orang-orang terdekat harus terus waspada akan kemungkinan terjadinya kemunduran atau bahkan terulangnya eating disorder yang sama.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut soal eating disorder, jangan ragu untuk tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store maupun Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Retardasi mental atau cacat mental adalah gangguan perkembangan otak di mana kecerdasan atau kemampuan mental seseorang berada di bawah rata-rata.”
Terjalinnya hubungan keluarga adalah salah satu kunci kebahagiaan. Jika keharmonisan keluarga tak dijaga, kerugian bisa datang, seperti stres, konflik, hingga penyakit.
Cara bersikap lapang dada adalah mulai berbicara pada diri sendiri dengan kata-kata positif. Mulai berlapang dada juga menurunkan risiko depresi
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved