logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Mental

Drop Out Dialami Anak, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

open-summary

Drop out tidak semata-mata dialami anak akibat masalah akademis. Orangtua sebaiknya mengenali berbagai faktor penyebabnya dan tidak langsung menghakimi anak.


close-summary

2023-03-29 01:52:45

| Asni Harismi

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Drop out tidak seharusnya jadi alasan orang tua untuk menghakimi anak

Jangan langsung menghakimi anak ketika mengalami drop out

Table of Content

  • Drop out bisa terjadi akibat kondisi ini
  • Apa saja yang harus dilakukan oleh orangtua untuk mencegah anak drop out?
  • Catatan dari SehatQ

Drop out alias dikeluarkan dari sekolah bisa membuat anak sekaligus orangtua terpukul. Dengan mengetahui faktor penyebabnya, orangtua diharapkan bisa mengurangi kemungkinan anak putus sekolah serta efek negatif yang ditimbulkannya.

Advertisement

Pemutusan hubungan studi atau drop out (DO) adalah pemutusan hak pelajar maupun mahasiswa berupa dihentikannya status sebagai peserta didik di sekolah atau universitas tertentu karena suatu sebab.

Penyebab drop out ini bisa bermacam-macam, mulai dari faktor akademis hingga faktor internal berupa kesehatan mental anak.

Drop out bisa terjadi akibat kondisi ini

no caption
Gangguan kecemasan berisiko membuat anak di-DO

Ketika anak harus drop out dari sekolah atau universitas, jangan dulu menghakimi apalagi menghukumnya. Orangtua harus mengetahui penyebab DO ini sendiri terlebih dahulu, seperti:

1. Masalah akademis

Penyebab utama anak drop out tidak lain adalah persoalan akademis, seperti nilai ulangan yang selalu jeblok, IPK tidak memenuhi standar, hingga ketidakmampuan anak untuk memenuhi tuntutan kurikulum yang ditetapkan sekolah atau universitas.

2. Merawat keluarga

Sekitar 22% mahasiswa drop out atau tidak melanjutkan studinya karena harus merawat anggota keluarga yang sakit. Hal ini membuat mereka tidak mungkin lagi melanjutkan studi, baik secara fisik, emosi, maupun finansial. Apabila anak mengalami DO akibat alasan ini, tentu Anda tidak boleh serta-merta menghukumnya.

3. Kesulitan ekonomi

Bagi siswa atau mahasiswa dari kalangan ekonomi yang kurang mampu, drop out bisa terjadi karena mereka harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan dasar. Kondisi finansial yang kurang bagus juga tidak memungkinkan mereka untuk membeli peralatan sekolah atau kuliah.

4. Penyalahgunaan narkoba

Bagi mayoritas sekolah, penyalahgunaan narkoba merupakan pelanggaran berat yang tidak bisa ditoleransi. Jadi, siswa atau mahasiswa yang terlibat harus dikeluarkan dari institusi pendidikan tersebut.

5. Masalah mental

Faktor internal dari anak pun bisa menuntunnya pada drop out. Menurut riset yang dipublikasikan American Psychological Association (APA), kondisi mental yang bisanya membuat anak didik dikeluarkan dari sekolah adalah gangguan kecemasan (41,6%), depresi (36,4%), dan faktor lainnya (35,8%).

Tidak semua anak dengan masalah di atas pasti mengalami drop out. Hanya saja, faktor risiko tersebut sebaiknya diminimalisir oleh orangtua sehingga anak bisa fokus menyelesaikan studi, bahkan melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.

Baca Juga

  • Cara Membangun Secure Attachment Antara Anak dan Orangtua
  • 7 Akibat Anak Sering Dipukul dan Dimarahi oleh Orangtua
  • 9 Cara Menjadi Ibu Mertua yang Baik, Ini Rahasia Hubungan Harmonis dengan Menantu

Apa saja yang harus dilakukan oleh orangtua untuk mencegah anak drop out?

no caption
Jadikan rumah sebagai tempat berlindung anak

Sebelum anak drop out, ada hal-hal preventif yang dapat dilakukan oleh orangtua, seperti:

  • Membangun komunikasi dengan anak. Dengarkan keluhan anak selama berada di sekolah, dan berikan pujian jika ia mencapai target tertentu.
  • Menjadikan rumah sebagai tempat berlindung anak. Jangan hakimi anak di rumah saat nilai ulangannya jelek atau tidak bisa mengikuti tuntutan akademis di sekolah.
  • Mendukung anak. Sebisa mungkin dukung semua kegiatan positif anak, mulai dari lingkaran pertemanannya, kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya, hingga tempat les yang diinginkannya.
  • Memberi perhatian. Perhatian bukan hanya berbentuk materi, melainkan juga kepedulian yang menunjukkan orangtua tidak lepas tangan atas perkembangan anak.
  • Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Jika anak memperlihatkan gejala gangguan mental yang mengancam dirinya dikeluarkan dari sekolah, jangan ragu untuk mendampinginya ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Drop out bukan hanya terasa menyesakkan dada orangtua, tapi juga dapat mengganggu kondisi mental anak. Oleh karena itu saat anak dikeluarkan dari sekolah karena alasan apapun, orangtua wajib memastikan anak tidak mengalami gejala depresi.

Jaga pola makannya dengan memberi makanan bergizi, pastikan anak tidur cukup, berolahraga, dan melakukan aktivitas yang positif. Jangan lupa juga untuk mendukung inisiatif yang dilakukan anak, selama itu positif. Termasuk jika ia ingin merawat orangtua, memulai bisnis, atau bahkan mengambil pendidikan jalur lain seperti kursus.

Jika drop out terjadi akibat penyalahgunaan narkoba, anak harus diperiksakan ke dokter dan menjalani proses rehabilitasi. Jauhi juga ia dari pengaruh lingkungan, termasuk memotong rantai pertemanannya yang buruk dengan penyuplai barang haram tersebut.

Catatan dari SehatQ

Jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain dalam mengatasi masalah ini. Selain membawa anak berkonsultasi dengan dokter atau ahli kejiwaan, orangtua juga dapat melakukan hal yang sama karena drop out juga berisiko menimbulkan efek kejiwaan maupun penurunan kondisi fisik bagi siapapun yang mengalaminya.

Setelah kondisi relatif tenang, Anda bisa mulai menyusun kembali rencana masa depan anak, terutama dari sisi akademis. Drop out bukanlah akhir dari dunia Anda dan buah hati Anda. Untuk berkonsultasi dengan psikolog maupun psikiater, Anda bisa melakukan booking secara online di SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

tips parentingdepresistrestumbuh kembang anakgaya parenting

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved