Discord melarang konten artificial intelligence (AI) yang berbau kekerasan seksual terhadap anak dan menutup server kencan online remaja. Keputusan ini diambil setelah NBC News menyelidiki keamanan anak-anak ketika menggunakan Discord. Mencuatnya isu ini juga menjadi peringatan bagi orangtua untuk memahami cara menjaga anak-anaknya dari child groom
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
20 Jul 2023
Penting bagi orangtua untuk mewaspadai fenomena grooming di dunia maya yang menargetkan anak berusia dini.
Table of Content
Isu kekerasan seksual pada anak berbasis artificial intelligence (AI) dan fenomena pelecehan seksual dalam server kencan online sedang ramai dibicarakan. Hal ini membuat Discord mengubah serta mengklarifikasi kebijakan terkait keselamatan penggunanya yang masih berusia dini.
Advertisement
Keputusan itu diambil setelah NBC News melakukan penyelidikan terkait keselamatan anak dalam platform komunikasi dan chat asal Amerika Serikat tersebut.
John Redgrave, selaku Vice President of Trust and Safety dari Discord, mengatakan bahwa perusahaannya sedang memperluas kebijakan untuk melarang fitur AI yang bisa memproduksi konten palsu dan seksualitas terhadap anak-anak.
Mereka juga secara khusus melarang penggambaran pelecehan seksual anak oleh AI, bahkan seksualisasi anak-anak dalam obrolan teks.
Dirinya juga menegaskan bahwa Discord melakukan perubahan kebijakan untuk menutup server kencan online remaja, yang berpotensi menjadi tempat bagi orang dewasa untuk mengeksploitasi anak-anak atau melakukan child grooming.
Dalam investigasinya, NBC News menemukan ratusan server Discord yang melabeli diri sebagai server kencan online khusus anak-anak dan remaja. Setelah diselidiki lebih lanjut, sebagian server itu dimanfaatkan oleh penggunanya untuk meminta gambar tidak senonoh dari anak di bawah umur.
Seiring berkembangnya pengguna Discord di Indonesia, orangtua perlu lebih berhati-hati dan terus mewaspadai anak-anaknya ketika menggunakan berbagai platform komunikasi, termasuk Discord. Tujuannya adalah melindungi buah hati dari tindakan child grooming dan kekerasan seksual yang bisa membahayakan mereka.
Child grooming adalah perilaku menyimpang yang bertujuan membangun hubungan dengan anak atau remaja yang berisiko, sehingga pelaku dapat menyalahgunakan dan memanipulasi korban demi melakukan tujuan yang dikehendakinya. Jenis pelecehan ini biasanya bersifat seksual, finansial, dan tindakan ilegal lain.
Tidak hanya di dunia nyata, grooming juga bisa terjadi di dunia maya. Misalnya, di media sosial atau platform komunikasi. Oleh karena itu, orangtua perlu waspada dalam menjaga si kecil.
Berikut sejumlah cara melindungi anak dari child grooming dan pelecehan online yang bisa orangtua lakukan:
Salah satu cara mencegah grooming anak adalah selalu memberikan perhatian lebih pada mereka. Sebisa mungkin, jadilah pendengar yang baik untuk anak.
Hal ini dapat membuat anak merasa dicintai, dihargai, dan dihormati. Dengan ini, anak mau berbicara secara terbuka dan menceritakan hal-hal yang sedang terjadi pada dirinya tanpa takut dihakimi atau dihukum.
Ketika anak bisa berbicara dengan terbuka, hal ini diharapkan bisa membantu orangtua untuk menyelidiki siapa lawan bicara anak dalam dunia maya sehingga mencegah child grooming.
Ajarkan anak untuk melapor apabila mereka menemukan hal-hal yang mencurigakan atau yang sifatnya merundung (bullying) di internet.
Selain itu, cari tahu cara melaporkan hal-hal yang berbau grooming, entah itu ke pihak platform yang sedang digunakan maupun pihak berwajib.
Langkah ini diharapkan dapat membuat anak mengetahui ke mana dan kapan harus melapor jika diganggu atau dilecehkan secara seksual di dunia maya oleh orang yang lebih dewasa.
Sebagai orangtua, Anda dianjurkan untuk mengetahui dan mempelajari apa yang anak gunakan atau game apa yang sedang ia mainkan di internet.
Jika memungkinkan, tanyalah pada anak dan biarkan mereka "mengajari" Anda tentang media sosial, platform komunikasi, atau game tersebut.
Untuk mengurangi risiko grooming atau jenis pelecehan seksual lain di dunia maya, orangtua perlu membatasi waktu penggunaan gawai pada anak (screen time).
Dengan terbatasnya durasi penggunaan gawai, risiko child grooming dan pelecehan seksual secara online diharapkan bisa dihindari.
Jangan lupa juga untuk sering mengajak anak bermain di luar rumah dan melakukan aktivitas yang menyenangkan. Dengan ini, mereka tidak asyik sendiri dengan gawainya.
Orangtua perlu mengenali tanda-tanda grooming pada anak agar bisa segera melakukan tindakan bila pelecehan ini dialami oleh si kecil.
Waspadai beberapa tanda grooming di bawah ini:
Minta si kecil untuk tidak mengirimkan informasi pribadi pada orang tak dikenal atau yang baru ditemui di dunia maya. Contohnya, nama, usia, jenis kelamin, nomor telepon, alamat rumah, nama sekolah, hingga foto.
Timbulnya larangan terkait konten pelecehan seksual terhadap anak berbasis AI dan ditutupnya server kencan online dari Discord, perlu menjadi peringatan bagi orangtua untuk lebih waspada terhadap aktivitas-aktivitas anak di jaringan internet.
Karena itu, orangtua disarankan untuk selalu memantau apa yang dilakukan oleh anak di dunia maya dan mencari tahu teman-teman daringnya. Dengan begitu, child grooming serta pelecehan terhadap anak bisa dicegah.
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Ketiadaan sosok ayah dalam membesarkan anak perempuan berpotensi menyebabkan berbagai masalah. Beberapa dampak psikologia anak perempuan tanpa ayah, di antaranya rentan terhadap depresi dan gangguan makan, hingga fatherless daughter syndrome.
11 Sep 2021
Tak mendapat asupan nutrisi yang tepat bisa membuat anak kurang gizi. Padahal makanan bergizi dapat membuat otak dan organ vital anak berkembang dengan sempurna.
2 Jun 2019
Terdapat beberapa cara menghilangkan bau badan anak yang ampuh, seperti mengoleskan perasan air lemon, mandi secara teratur, hingga mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi kondisi medis tertentu.
22 Mei 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved