Bahaya garam Himalaya ternyata tidak lebih ringan dari garam biasa. Jika dikonsumsi berlebihan, garam ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung salah satunya.
18 Apr 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Bahaya garam himalaya tidak jauh berbeda dari garam biasa
Table of Content
Banyak orang menganggap, garam himalaya lebih sehat dari garam biasa atau garam laut. Sebab, garam ini dinilai memiliki kandungan sodium yang lebih rendah dan jenis mineral di dalamnya lebih banyak. Padahal, belum ada penelitian yang bisa mengamini manfaatnya dan bahaya garam Himalaya pun ternyata tetap perlu diperhatikan.
Advertisement
Garam Himalaya adalah jenis garam yang berwarna merah muda samar. Berbeda dari garam biasa yang berasal dari laut, garam ini bersumber dari pegunungan di Pakistan. Warna merah muda pada garam ini bisa muncul karena kandungan zat besi oksida di dalamnya.
Dari sisi kandungan nutrisi, garam Himalaya sangat mirip dengan garam biasa yang Anda konsumsi. Jadi, bahayanya yang bisa timbul saat Anda mengonsumsinya secara berlebihan pun tidak jauh berbeda dari garam biasa.
Sebenarnya, ada banyak sekali jenis garam yang biasa digunakan untuk memasak. Paling sering, kita menggunakan garam laut, namun akhir-akhir ini popularitas garam himalaya semakin meningkat. Garam Himalaya sendiri merupakan jenis garam yang dianggap lebih alami karena hanya melalui beberapa kali proses penyaringan sebelum bisa digunakan.
Banyak orang yang menganggap, mengonsumsi garam yang lebih natural, akan lebih sehat karena mineral yang ada di dalamnya tidak hilang dalam proses penyaringan tersebut. Memang, garam alami mengandung lebih banyak mineral, tapi jumlahnya tidak sebanyak yang dibayangkan, sampai bisa memberikan manfaat untuk tubuh kita.
Justru, klaim manfaat tersebut membuat suatu sugesti bahwa kita aman mengonsumsinya sebanyak apapun. Padahal, hal tersebut tidaklah benar. Jika dikonsumsi berlebihan, Anda tetap perlu waspada akan bahaya garam Himalaya berikut ini.
Garam yang beredar di supermarket, kebanyakan memang sudah melalui proses pengolahan berulang kali sebelum akhirnya bisa dikonsumsi. Namun, garam tersebut biasanya juga sudah diperkaya yodium yang penting untuk tubuh.
Sementera itu garam Himalaya, meski mengandung yodium, jumlahnya kurang untuk memenuhi kebutuhan kita.
Yodium penting untuk menjaga kesehatan kelenjar tiroid dan metabolisme sel. Jika kekurangan yodium, Anda berisiko terkena penyakit gondok, atau pembesaran kelenjar tiroid di leher.
Saat kita mengonsumsi lebih banyak natrium dari biasanya, termasuk garam Himalaya secara berlebihan, maka ginjal akan berusaha mengeluarkannya melalui urine. Tentu, ini akan membuat kerja ginjal lebih berat daripada biasanya.
Lalu, saat ginjal kewalahan untuk menyingkirkan semua garam berlebih yang kita konsumsi, sisanya akan menumpuk di cairan yang ada di antara sel-sel tubuh. Hal ini akan membuat volume air dan darah di tubuh akan meningkat menyebabkan jantung dan pembuluh darah harus bekerja lebih keras untuk memompanya.
Kondisi ini membuat orang yang makan terlalu banyak garam berisiko lebih tinggi terkena penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.
Tidak hanya gula yang memicu obesitas, tapi garam pun membawa efek serupa. Bahkan, meningkatkan asupan garam setiap hari sebanyak 1 gram lebih banyak dari yang seharusnya, bisa meningkatkan risiko obesitas sebanyak 25% baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Baik garam biasa maupun dari garam Himalaya, konsumsi berlebihan juga bisa memicu kerusakan hati dan osteoporosis. Tidak hanya itu, kebiasaan buruk ini juga bisa tingkatkan risiko Anda terkena penyakit autoimun seperti lupus, multiple sclerosis dan psoriasis.
Baca Juga
Seperti yang telah disebutkan di atas, mengonsumsi terlalu banyak garam atau sodium bisa picu berbagai kondisi yang berbahaya untuk kesehatan. Sehingga, kita perlu membatasi asupan garam per harinya.
Menurut kemenkes, orang dewasa yang sehat, direkomendasikan untuk tidak mengonsumsi sodium lebih dari 2300 mg per hari. Ini artinya, Anda tidak boleh mengonsumsi lebih dari satu sendok teh garam setiap harinya. Sementara itu, orang yang memiliki riwayat hipertensi, harus membatasi konsumsi sodium hanya 1.500 mg per hari.
Garam mengandung sekitar 40% sodium. Sehingga, agar tidak bingung membatasi asupannya, Anda bisa menggunakan konversi ukuran di bawah ini.
Ada banyak jenis garam yang ada di dunia, salah satunya adalah garam himalaya. Banyak orang menganggap garam ini lebih sehat. Padahal kenyataanya tidak begitu.
Bahaya garam Himalaya perlu diwaspadai siapapun, terutama Anda yang memiliki riwayat hipertensi atau penyakit jantung. Tidak jauh berbeda dari garam biasa, garam jenis ini juga akan meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hingga kerusakan ginjal. Sehingga, batasi penggunaan garam Himalaya dalam makanan sehari-hari Anda.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bahaya makan gorengan untuk kesehatan tidak baik untuk jantung dan pembuluh darah. Dalam prosesnya, makanan yang digoreng menyerap lemak jenuh dari minyak dan bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat.
Manfaat nasi merah bagi kesehatan sudah terbukti secara ilmiah, di antaranya adalah mencegah diabetes hingga penyakit jantung. Selain itu, masih ada lagi segudang manfaat yang tidak Anda duga-duga sebelumnya.
Jumlah kasus kematian Covid-19 varian Omicron bertambah jadi 5 orang. Selain karena penyakit komorbid, sebagian besar di antara pasien meninggal juga belum vaksin lengkap.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved