Walau memiliki banyak efek samping, kemoterapi menjadi salah satu pilihan pengobatan paling utama, pada pasien kanker. Apa saja efek samping kemoterapi yang paling umum?
2023-03-29 19:54:07
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Salah satu efek samping kemoterapi adalah mual-mual dan muntah, yang bisa terjadi sesaat setelah pasien menjalaninya.
Table of Content
Kemoterapi adalah jenis perawatan untuk mengobati kanker, dengan menggunakan obat-obatan, yang bisa mematikan sel kanker, pada tubuh pasiennya. Kemoterapi tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari pil atau cairan yang bisa langsung ditelan, cairan yang diinfus langsung ke dalam organ, hingga suntikan.
Advertisement
Dalam memilih pengobatan kanker, beberapa orang memilih untuk menjalani kemoterapi. Walau begitu, ada banyak efek samping kemoterapi, yang harus diantisipasi, selagi melawan sel kanker yang menggerogoti.
Walau memiliki banyak efek samping, proses kemoterapi untuk mematikan sel kanker, sangat dipercaya. Sebab, prosedur ini dianggap bisa memperpanjang hidup pasien, dan berpotensi mengalahkan kanker yang ada pada tubuh. Apa saja efek samping kemoterapi yang paling umum terjadi?
Sebelum mengenal lebih jauh efek samping kemoterapi, ada baiknya Anda mengetahui, beberapa faktor berikut ini, yang mengharuskan kemoterapi dilakukan, pada pasien kanker.
Penyakit lain yang berdampak pada sumsum tulang, terkadang juga mengharuskan kemoterapi. Selain itu, penyakit sistem kekebalan tubuh, biasanya membutuhkan obat-obatan kemoterapi dosis rendah untuk mengendalikan sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif, seperti pada penyakit lupus dan rheumatoid arthritis.
Beberapa faktor yang menyebabkan kemoterapi harus dijalankan ini, menjadi pengantar bagi Anda, untuk mengenal lebih jauh, efek samping kemoterapi yang umum terjadi pada pasien kanker. Berikut ini adalah efek samping kemoterapi yang biasa terjadi.
Kemoterapi dapat merusak folikel rambut, membuatnya melemah, rapuh, hingga akhirnya rontok. Rambut yang akan tumbuh, setelah terkena efek samping kemoterapi, akan terlihat tipis. Warnanya juga bisa berbeda. Hal ini akan terus terjadi, selama efek kemoterapi dijalani. Setelah kemoterapi selesai, pertumbuhan rambut akan kembali seperti sedia kala.
Kanker,serta efek samping kemoterapi, bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh pasien. Sebab, kemoterapi akan membunuh sel kekebalan tubuh yang sehat. Akibatnya, pasien akan lebih rentan terserang infeksi.
Selain itu, karena sistem kekebalan tubuh pasien akan sulit dalam melawan kuman dan bakteri, biasanya infeksi akan bertahan lebih lama, pada tubuh pasien.
Neuropati adalah nyeri saraf yang disebabkan oleh saraf yang rusak. Pasien kemoterapi, biasanya akan merasakan efek samping ini.
Neuropati menyebabkan tangan dan kaki merasakan kesemutan, mati rasa, dan sensasi tersetrum yang tidak biasa. Beberapa orang juga merasakan adanya kelemahan dan telinga berdenging.
Efek samping kemoterapi juga bisa merusak paru-paru pasien, karena mengurangi kapasitas paru-paru. Tidak heran, pasien kemoterapi kerap kesulitan bernapas.
Dokter akan meminta pasien untuk tetap tenang, mengambil napas yang dalam, dan duduk dengan bantal menopang tubuh bagian atas, untuk mengurangi kesulitan bernapas.
Efek samping kemoterapi dapat memicu masalah pencernaan. Sebab, kemoterapi mampu merusak sel yang membantu pencernaan pasiennya.
Mual-mual yang disebabkan oleh kemoterapi, juga memaksa pasien untuk mengubah menu makanannya. Perubahan mendadak dari menu makanan ini dapat menyebabkan masalah pencernaan.
Akibat perubahan pada sistem kekebalan tubuh, efek samping kemoterapi akhirnya memicu ruam dan perubahan lainnya pada kulit.
Ruam yang parah, bisa menimbulkan rasa gatal yang menyakitkan, dan risiko munculnya infeksi juga besar, jika pasien kemoterapi menggaruk area yang gatal, hingga berdarah.
Setiap selesai sesi kemoterapi, mual dan muntah bisa terjadi. Bahkan, efek samping kemoterapi ini, bisa terjadi di berbagai waktu. Biasanya, dokter akan memberikan obat antimual, sesaat setelah pasien menyelesaikan sesi kemoterapinya.
Obat-obatan kemoterapi dikenal bisa berdampak pada hormon pria dan wanita. Pada wanita, perubahan hormon bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur, atau bahkan timbulnya menopause secara tiba-tiba. Vagina yang kering juga bisa terjadi, sehingga menyebabkan hubungan seksual jadi tidak nyaman.
Dokter akan menyarankan pasien untuk tidak hamil, saat menjalani pengobatan kemoterapi. Faktanya, sebagian wanita bisa mengalami ketidaksuburan sementara atau permanen, sebagai efek samping kemoterapi. Obat kemoterapi yang diberikan pada masa kehamilan, juga bisa menyebabkan keguguran.
Pada pria, obat kemoterapi sangat berbahaya bagi sperma. Bahkan, bisa menurunkan jumlah sperma pada pria. Sama seperti wanita, pria juga bisa mengalami infertilitas sementara atau permanen akibat menjalani kemoterapi.
Pada 2015 silam, ada kasus yang menunjukkan efek samping kemoterapi langka, yang dialami seorang wanita. Ia kehilangan sidik jarinya, setelah menjalani kemoterapi. Selain itu, beberapa hal di bawah ini, juga menjadi efek samping kemoterapi yang langka terjadi:
Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, efek samping kemoterapi di atas, bisa bersifat permanen pada pasien kanker. Contohnya, kerusakan saraf permanen, yang dapat menimbulkan rasa kesemutan kronis di tangan dan kaki.
Baca Juga
Berbicara dan berkonsultasi dengan dokter, sebelum menjalani kemoterapi, adalah hal yang sangat disarankan. Jadi, pasien bisa mengetahui efek samping kemoterapi, yang akan dihadapi. Dengan begitu, pasien dapat mempersiapkan segala hal untuk menghadapi berbagai kemungkinan efek samping, yang bisa terjadi padanya.
Selain itu, ada pengobatan yang bisa dilakukan, untuk meredakan efek samping kemoterapi. Jika pasien sudah merasa kewalahan dalam mengontrol efek samping kemoterapi, ada baiknya langsung meminta rekomendasi perawatan lanjutan kepada dokter.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
TBC kulit disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium yang juga menyebabkan TBC paru. Meskipun jarang terjadi, penyakit ini tetap perlu diwaspadai. Seperti apa gejala dan tipe dari TBC kulit ini?
Muka kesemutan tentunya sangat mengkhawatirkan. Sebab, kesemutan umumnya dirasakan di kaki ataupun tangan. Kira-kira, apa penyebabnya?
Hemiparesis adalah kondisi satu sisi tubuh yang lebih lemah dan tidak berfungsi optimal. Bukan hanya fisik, kondisi mental juga harus menjadi prioritas bagi orang yang berada dalam situasi ini.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved