Pesepakbola legendaris asal Argentina, Diego Maradona, meninggal dunia pada Rabu (25/11/20) akibat henti jantung atau cardiac arrest. Kenali gejala dan penyebab penyakit mematikan itu guna mencegahnya di kemudian hari.
2023-03-24 01:00:27
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Diego Maradona meninggal dunia setelah terserang henti jantung. (Sumber: https://www.instagram.com/maradona/)
Table of Content
Pemain sepak bola legendaris asal Argentina, Diego Maradona, telah meninggal dunia akibat henti jantung pada Rabu (25/11/20) di rumahnya.
Advertisement
Dilansir dari Detik, pesepakbola yang pernah membela klub Napoli dan Barcelona ini sempat didiagnosis penyakit hematoma subdural (kumpulan darah di antara dua lapisan pelindung otak) dan harus menjalani operasi. Kala itu, operasinya berjalan lancar dan Maradona diperbolehkan untuk pulang. Namun setelahnya, kabar kesehatan Maradona tak terdengar lagi.
Henti jantung atau cardiac arrest adalah penyakit jantung yang sangat serius. Kondisi ini menyebabkan detak jantung berhenti mendadak.
Saat henti jantung terjadi, penderitanya dapat berhenti bernapas dan hilang kesadaran. Jika tidak ditangani segera, henti jantung dapat menyebabkan kematian dalam waktu beberapa menit saja.
Beberapa kondisi medis lainnya dapat menyebabkan henti jantung adalah:
Jantung memiliki empat ruang. Dua ruang di bagian bawah jantung disebut sebagai ventrikel. Saat fibrilasi ventrikel terjadi, ruang-ruang ini bergetar di luar kendali. Kondisi ini kemudian menyebabkan ritme jantung berubah.
Selanjutnya, fungsi ventrikel dalam memompa darah menjadi terganggu. Jumlah darah yang dipompa ke seluruh tubuh pun menurun.
Dalam beberapa kasus, fibrilasi ventrikel dapat menyebabkan berhentinya sirkulasi darah secara total.
Fibrilasi atrium terjadi saat node sinotrial (sejumlah sel yang terletak di bagian atas kanan jantung) tidak mampu mengirimkan impuls listrik yang tepat. Hal ini menyebabkan ventrikel tak mampu memompa darah ke tubuh secara efisien.
Berbagai gejala henti jantung dapat muncul dengan cepat. Kondisi ini bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Berikut adalah tanda-tanda henti jantung yang perlu Anda ketahui.
Dalam beberapa kasus, terdapat beberapa pertanda bahwa henti jantung akan terjadi, seperti:
Waspadalah, sebagian besar kasus henti jantung terjadi tanpa adanya peringatan atau pertanda.
Kasus henti jantung umumnya akan ditangani dengan teknik resusitasi jantung paru atau RJP. Jika dilakukan sedini mungkin, RJP dapat meningkatkan tingkat keselamatan penderita henti jantung. Selain itu, defibrilasi juga bisa dilakukan pada kasus fibrilasi ventrikel. Berbagai teknik ini dilakukan agar jantung kembali berdetak.
Jika penderita henti jantung dapat terselamatkan, dokter akan mulai merekomendasikan beberapa metode penyembuhan guna mencegah datangnya serangan henti jantung di kemudian hari.
Terdapat berbagai macam hal yang bisa meningkatkan risiko henti jantung, di antaranya:
Sebuah studi juga menyatakan bahwa pria lebih berisiko mengalami henti jantung dibandingkan wanita. Di dalam studi itu dijelaskan, sekitar 1 dari 9 pria akan terserang henti jantung sebelum menginjak usia 70 tahun. Hanya 1 dari 30 wanita yang berisiko mengidap henti jantung.
Bagi Anda yang khawatir akan henti jantung, terdapat beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan.
Baca Juga
Henti jantung adalah penyakit mematikan yang tidak boleh disepelekan. Jalani pola hidup sehat sedari muda agar terhindar dari berbagai macam penyakit di hari tua.
Bagi Anda yang ingin tahu lebih dalam mengenai henti jantung, segeralah bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab perut kembung harus segera diketahui dan diatasi. Dengan mengetahui penyebab perut kembung, pengobatan terbaiknya pun dapat dicari. Kenalilah berbagai penyebab perut kembung yang bikin hari Anda tidak nyaman ini.
Paru-paru merupakan organ yang bekerja tanpa henti dan tidak jarang orang yang paru-parunya terserang penyakit. Ternyata, beberapa jenis pekerjaan dapat memicu penyakit paru-paru seperti bartender, tenaga kesehata hingga pekerja tambang batu bara.
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seseorang membutuhkan konsentrasi, untuk memproses segala hal yang terjadi. Bagi Anda yang merasakan penurunan konsentrasi, cobalah cara meningkatkan konsentrasi berikut ini, yang ternyata juga menyenangkan!
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved