Rahim kecil atau hiplopasia uteri ternyata memengaruhi kesuburan wanita. Gangguan reproduksi ini jarang disadari pada awalnya dan baru terdeteksi ketika hamil. Ukuran rahim yang kecil membuat wanita khawatir adanya dampak buruk yang ditimbulkan.
5
(3)
24 Sep 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Memiliki rahim kecil bukan merupakan halangan bagi Anda untuk bisa hamil
Table of Content
Rahim kecil atau hipoplasia uteri adalah salah satu gangguan organ reproduksi yang jarang disadari oleh wanita. Kebanyakan wanita biasanya baru menyadari bahwa mereka menderita gangguan ini ketika hamil. Hal itu tentunya akan membuat kekhawatiran tersendiri mengenai dampak yang dapat ditimbulkan terhadap kehamilan.
Advertisement
Hipoplasia uteri adalah sebuah kondisi di mana rahim wanita memiliki ukuran lebih kecil jika dibandingkan ukuran rahim pada umumnya. Sebenarnya, tidak ada ukuran pasti seberapa besar ukuran rahim wanita yang masuk dalam kategori normal. Menurut ilmu kedokteran, hal ini terjadi karena ukuran rahim wanita berbeda satu sama lain.
Namun, sebagian besar rahim wanita biasanya mempunyai panjang 7 hingga 8 cm. Sementara itu, lebar rahim wanita pada umumnya berada pada kisaran 4 hingga 5 cm. Meski begitu, perlu dicatat bahwa ukuran tersebut hanya dipakai sebagai referensi dan bukan merupakan patokan pasti.
Besar atau kecilnya rahim sebenarnya bukan merupakan sebuah masalah, asalkan fungsinya dapat bekerja dengan normal. Perbedaan fisik menjadi salah satu faktor penyebab rahim kecil. Wanita kurus atau berpostur tubuh pendek lebih berkemungkinan untuk memiliki ukuran rahim kecil.
Mempunyai rahim kecil bukan merupakan halangan bagi Anda untuk bisa hamil. Namun, ada sejumlah cara yang bisa Anda lakukan untuk memastikan agar pembuahan maupun kehamilan dapat berjalan dengan lancar, di antaranya:
Dokter akan memberikan rekomendasi untuk menjalani stimulasi hormonal guna meningkatkan kemungkinan pembuahan dalam rahim. Sebelum memberikan terapi ini dokter akan menjalankan beberapa tes untuk memastikan kondisi hormonal Anda. Terapi ini biasa diberikan ke wanita yang mengalami masalah rahim karena ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.
Untuk meningkatkan potensi pembuahan pada rahim kecil, Anda bisa menambahkan asupan vitamin dan mineral dalam tubuh. Jika Anda merupakan penderita hipoplasia uteri dan sedang dalam kondisi hamil, terapi vitamin menjadi salah satu cara tepat untuk menjaga kesehatan janin dalam kandungan. Meski begitu, sebaiknya konsultasikan hal ini terlebih dulu dengan dokter kandungan Anda untuk mendapatkan rekomendasi yang tepat.
Melakukan hubungan seks secara rutin dipercaya dapat membantu mengatasi hipoplasia uteri yang Anda derita. Ketika rutin melakukan hubungan seks, ukuran rahim Anda secara perlahan akan membesar dengan sendirinya.
Baca Juga
Rahim kecil merupakan kondisi yang dapat memengaruhi proses pembuahan dan kehamilan. Meski begitu, Anda tidak perlu panik apabila didiagnosis menderita rahim kecil, termasuk pada masa kehamilan.
Konsultasikan hal tersebut dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lanjutan. Selain itu, Anda juga dapat melakukan beberapa tindakan untuk memastikan bahwa proses pembuahan, kehamilan, dan persalinan dapat berjalan dengan lancar.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Gairah seks ibu hamil meningkat karena naiknya kadar hormon estrogen di dalam tubuh. Selain itu, ibu hamil pun mengalami pembesaran vulva sehingga kemaluan pun terasa lebih sensitif.
Meski konsepnya belum familiar, robot seks atau sexbot terus berkembang begitu nyata. Seperti halnya boneka seks, hanya saja sex robot atau sexbot ini penampakannya benar-benar realistis. Namuh kehadirannya dapat memberikan efek negatif terhadap mental manusia
Dari ratusan ribu sel telur wanita, hanya sekitar 500 sel yang akan dimatangkan setiap bulannya, di indung telur atau ovarium. Semakin bertambah usia, jumlahnya akan semakin berkurang dan menyebabkan kesuburan wanita juga berkurang.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Elsinda Eka Sari
Dijawab oleh dr. Adhi Pasha Dwitama
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved