Diare pada bayi bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit yang datang dari makanan ataupun air yang sudah terkontaminasi. Bayi juga bisa terkena diare jika tidak sengaja menyentuh permukaan kotor lalu memasukkan tangannya ke mulut.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
16 Agt 2022
Diare pada bayi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri dan alergi makanan
Table of Content
Diare pada bayi memang sering terjadi, tapi bukan berarti kondisi ini bisa dianggap enteng. Orang tua harus mengetahui penyebab dan cara mengatasi diare pada bayi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi berbahaya seperti dehidrasi.
Advertisement
Diare adalah salah satu penyakit bayi ketika feses bayi yang keluar bertekstur encer seperti air dan terjadi lebih dari tiga kali dalam sehari. Jika frekuensi mencret bayi mencapai 6-9 kali sehari, maka diare yang terjadi tergolong sedang, sementara jika hingga 10 kali atau lebih maka diare yang dialami sudah parah.
Penyebab diare pada bayi ada beragam, seperti:
Virus, bakteri, maupun parasit adalah tiga penyebab utama terjadinya diare pada bayi. Virus yang paling sering mengakibatkan diare adalah rotavirus (60-70%), sedangkan 10-20% penyebab diare adalah bakteri, dan sisanya parasit.
Penyakit ini memang menjadi momok bagi bayi-bayi di Indonesia. Menurut catatan Kementerian Kesehatan RI, penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%). Meski statistik menunjukkan demikian, Anda tidak perlu khawatir bahwa nyawa bayi tengah terancam ketika menderita diare.
Baca Juga: Bayi Sering Buang Air Besar tapi Tidak Mencret, Apa Sebabnya?
Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berikut panduan tata cara mengatasi diare pada bayi yang bisa Anda ikuti:
Agar bisa disembuhkan dengan tepat, Anda harus mengenali dulu ciri-ciri diare pada bayi. Cek bentuk dan warna feses bayi.
Feses bayi normalnya memang tidak terlalu padat, tapi jika terlalu cair, maka ini salah satu tanda bayi mengalami diare. Perhatikan juga apakah feses mengandung darah atau tidak.
Untuk warna, bayi yang eksklusif minum ASI dan sedang diare biasanya akan mengeluarkan tinja yang encer dan berwarna kuning terang.
Setelah melakukan pengamatan klinis di atas, cara mengatasi diare pada bayi selanjutnya adalah memberi oralit. Sebagai cara mengobati diare pada bayi yang paling umum, oralit atau dalam dunia medis disebut cairan rehidrasi oral (CRO), adalah cairan yang dikemas khusus serta mengandung air dan elektrolit.
Oralit kerap dianggap sebagai obat diare untuk bayi. Padahal, oralit berfungsi untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi saat diare. Jika bayi tidak menunjukkan tanda dehidrasi, berikan larutan oralit sebanyak 5-10 ml setiap bayi buang air besar dengan tekstur cair.
Riset yang terbit pada jurnal International Journal of Epidemiology menemukan, oralit efektif sebagai cara mengatasi diare pada bayi. Bahkan, oralit mampu mengurangi tingkat kematian akibat dehidrasi saat diare hingga 93%.
Meski bayi membutuhkan asupan elektrolit untuk menghindari dehidrasi, jangan berikan ia minuman olahraga (sports drink), soda, jus apel, dan minuman jahe. Alih-alih dianggap sebagai obat diare untuk bayi, hal ini justru akan membuat diare bayi semakin berat.
Jangan pula memberi teh sebagai obat diare untuk bayi. Sebab, kadar natrium di dalam teh sangat rendah. Hal ini membuat bayi rawan menyebabkan terjadinya hiponatermia (kekurangan natrium), terutama pada bayi yang tengah diare.
Bayi akan kehilangan banyak cairan saat diare sehingga cara mengobati diare pada bayi adalah dengan memastikan kebutuhan cairannya terpenuhi. Bila bayi masih berusia di bawah enam bulan, biarkan ia mengonsumsi ASI kapanpun si Kecil menginginkannya. Kemudian pastikan bayi mengonsumsi air putih selain ASI saat usianya sudah di atas enam bulan.
Jika diare bayi disebabkan oleh intoleransi laktosa yang terkandung pada susu formula, konsultasikan pada dokter Anda untuk memberikan susu bebas laktosa setidaknya 1 minggu. Intoleransi laktosa umumnya hanya bersifat sementara dan akan kembali normal ketika epitel mukosa usus beregenerasi.
Jika bayi sudah berusia di atas 6 bulan, Anda daapt memberikan makanan jenis BRAT (Bread, Rice, Applesauce, Toast) atau roti tawar, nasi putih, apel dan roti panggang sebagai menu MPASI. Jenis makanan di atas diketahui dapat menjadi salah obat diare untuk bayi.
Baca Juga: Normalkah Bayi Sering Buang Air Besar Setelah Minuma ASI?
Meski diare merupakan penyakit bayi yang kerap terjadi, bukan tidak mungkin jika penyakit ini tidak dapat dicegah. Selain mencari tahu cara mengatasi diare pada bayi, inilah cara mencegah diare pada bayi:
Kebanyakan diare pada dasarnya akan sembuh dengan sendirinya (self limiting). Tujuan tata cara mengatasi diare pada bayi di atas adalah memastikan bayi tidak mengalami dehidrasi yang akan mengancam nyawanya.
Meski demikian, bayi dapat mengalami dehidrasi dengan cepat, bahkan hanya dalam kurun 1-2 hari setelah pertama kali memperlihatkan gejala diare. Gejala dehidrasi pada bayi antara lain:
Saat bayi mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Anda juga disarankan untuk mengobati diare pada bayi ke dokter apabila:
Untuk bayi yang mengalami dehidrasi sedang, ia mungkin harus menginap di rumah sakit selama 1-2 malam untuk diberikan cairan oralit sebanyak 15-25 ml/kgBB/jam. Jika muntah, pemberian oralit sebagai obat diare untuk bayi ini harus tetap dilakukan secara perlahan untuk mengurangi muntah itu sendiri.
Jika terindikasi mengalami dehidrasi berat, cairan rehidrasi diberikan melalui infus. Dokter bisa memberi obat diare untuk bayi berupa antibiotik.
Namun, dalam kebanyakan kasus langkah ini dianggap tidak perlu, mengingat virus atau bakteri penyebab diare akan sembuh dengan sendirinya.
Setelah bayi pulih, ia bisa langsung kembali menyusu dan makan apa pun. Konsumsi makanan yang kaya gizi akan mempercepat proses pemulihannya agar kembali ceria seperti sedia kala.
Baca Juga
Cara mengatasi diare pada bayi bisa dilakukan dengan mengamati kondisi fisik bayi serta berikan makanan dan minuman yang tepat. Perlu diketahui, penyebab diare terjadi akibat infeksi, alergi, atau konsumsi asupan makanan dan minuman yang tidak cocok.
Jika bayi mengalami diare lalu ditandai gejala dehidrasi, demam, lemas, ataupun diare saat berusia di bawah 3 bulan, segera hubungi dokter anak melalui chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ dan bawa bayi ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk penanganan lebih lanjut. Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Bayi buang air besar lebih dari 5 kali sehari pada beberapa bulan pertama merupakan hal yang normal. Kecuali jika feses terlihat sangat encer, berlendir, atau disertai muntah.
1 Feb 2023
Diare bisa mengganggu proses menyusui dan tidak baik jika dibiarkan karena bisa menyebabkan dehidrasi. Atasi kondisi ini dengan mengonsumsi obat diare untuk ibu menyusui yang aman seperti Loperamide.
12 Sep 2023
Muntaber pada anak adalah penyakit pencernaan yang disebabkan infeksi virus, bakteri, atau parasit. Cara mengobatinya dapat dilakukan dengan memberikan oralit hingga mengonsumsi makanan yang mudah dicerna.
14 Jan 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved