Deteksi hepatitis B pada ibu hamil perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan pada bayi. Deteksi ini bisa dilakukan dengan berbagai tes hepatitis B.
2023-03-22 09:23:03
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
HBsAg merupakan salah satu tes untuk deteksi hepatitis B saat hamil
Ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B bisa menularkan virus hepatitis tersebut ke bayinya. Banyak kasus penularan hepatitis B yang terjadi ketika proses persalinan. Akibatnya, bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B memiliki potensi mengembangkan masalah hati kronis.
Advertisement
Deteksi hepatitis B saat hamil dilakukan untuk mengetahui status hepatitis B sang ibu, agar dapat mencegah penularan virus tersebut ke bayinya. Oleh sebab itu, sangat penting untuk melakukan deteksi hepatitis B saat hamil.
Deteksi hepatitis B saat hamil dapat dilakukan dengan mengikuti tes hepatitis B. Semua ibu hamil sebaiknya mengikuti tes ini, terutama jika mereka berisiko tinggi memiliki hepatitis B, seperti bekerja sebagai petugas kesehatan, memiliki pasangan yang terinfeksi, atau pernah membuat tatto di tempat yang kebersihannya buruk.
Hepatitis B adalah virus yang sangat menular. Virus ini dapat menyebar melalui darah, air mani, dan cairan tubuh lainnya, termasuk darah dan cairan vagina ketika melahirkan. Bayi yang terinfeksi mungkin tidak memiliki gejala langsung, namun akan berkembang menjadi kronis saat anak-anak ataupun dewasa. Anak-anak yang menderita hepatitis B bisa terjangkit penyakit hati, sirosis hati, atau kanker hati yang dapat berujung pada kematian.
Ketika melakukan kunjungan prenatal pertama ke dokter kandungan, sebaiknya Anda bertanya mengenai tes hepatitis B. Tes hepatitis B merupakan cara termudah dalam mendeteksi penyakit ini sedini mungkin saat hamil. Setelah tes awal dilakukan pada kunjungan prenatal pertama, dokter akan mengulanginya lagi di minggu ke 26-28, dan minggu ke 36 sebelum persalinan.
Hepatitis B dapat dideteksi dengan tes darah sederhana yang hanya membutuhkan satu sampel darah untuk diuji. Adapun tes hepatitis B yang dapat dilakukan, yaitu:
Pemeriksaan hepatitis B biasanya dilakukan dengan Rapid Diagnostic Test (RDT) Hepatitis B surface Antigen (HBsAg). HBsAg akan mendeteksi keberadaan virus hepatitis B dalam darah Anda. Selain itu, tes ini juga berguna untuk mendeteksi hepatitis B lebih awal sebelum gejala muncul.
Jika hasil tes positif, maka Anda telah terinfeksi hepatitis B dan dapat menularkannya pada bayi. Anda juga memerlukan tes lebih lanjut untuk menentukan apakah infeksi hepatitis B Anda akut atau kronis.
Hepatitis B surface antibody (anti-HBs) akan mendeteksi sistem kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis B. Ketika hasil tes anti-HBs Anda positif, maka Anda telah terlindung dari virus hepatitis B. Ini menunjukkan bahwa Anda kebal terhadap virus hepatitis B, dan tidak dapat menularkannya pada bayi Anda.
Biasanya hal ini terjadi karena sebelumnya Anda telah menerima vaksin. Namun, jika anti-HBs negatif maka Anda tidak terlindung dari virus hepatitis B dan memerlukan vaksin.
Total hepatitis core antibody (anti-HBc) digunakan untuk mendeteksi infeksi hepatitis B akut dan kronis. Selain itu, cara ini juga digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi hepatitis B pertama dan yang bertahan seumur hidup. Antibodi inti tidak memberikan perlindungan terhadap virus hepatitis B, sehingga ketika hasil tes positif maka menunjukkan adanya virus hepatitis B.
Pastikan dokter melakukan tes hepatitis B sebelum bayi lahir. Akan lebih baik jika tes dilakukan sedini mungkin, yaitu selama trimester pertama kehamilan. Dengan adanya deteksi hepatitis B saat hamil, maka penularan infeksi hepatitis B pada bayi dapat dihindari.
Baca Juga
Ketika Anda dinyatakan positif hepatitis B, ada kemungkinan Anda akan dianjurkan melakukan perawatan lebih lanjut untuk memeriksa fungsi hati ke dokter spesialis penyakit dalam. Selain itu, orang-orang terdekat Anda, terutama pasangan, juga harus melakukan tes hepatitis B karena berisiko tertular.
Dokter akan merekomendasikan terapi antivirus dengan obat tenofovir yang dapat menurunkan risiko penularan hepatitis B ke bayi Anda. Bedah caesar tidak diperlukan untuk mengurangi penularan virus ke bayi Anda.
Dalam mencegah bayi Anda yang baru lahir tertular hepatitis B, vaksin hepatitis B dan Imunoglobulin Hepatitis B (HBIg) akan diberikan. Jika kedua vaksin tersebut diberikan dengan benar, bayi Anda yang baru lahir pun kemungkinan 90% terlindungi dari infeksi hepatitis B seumur hidup. Suntikan harus diberikan sesegera mungkin setelah persalinan dalam 12 jam pertama kelahiran.
Selanjutnya, bayi juga harus mendapat suntikan vaksin hepatitis B yang kedua dan ketiga dalam pemeriksaan kesehatan teratur agar benar-benar terlindung dari hepatitis B. Selama bayi menerima vaksin hepatitis B dan HBIg, ibu dengan hepatitis B juga dapat menyusui tanpa khawatir menularkan penyakit pada bayinya.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Positif HIV kerap menimbulkan perasaan bingung, takut, dan sedih pada penderitanya. Jangan panik, Anda bisa melakukan beberapa rangkaian tes pascadiagnosis.
Pantangan penderita hepatitis B penting untuk diketahui agar tidak semakin parah dan mencegah penularan pada orang lain. Sebaiknya, hindari minum minuman beralkohol, mengonsumsi obat sembarangan, terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, dan lainnya.
Dari lima jenis hepatitis – A, B, C, D, dan E – hepatitis yang paling berbahaya adalah jenis kronis yaitu C. Penyakit ini tak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman saja, tapi juga mengancam nyawa. Selain itu, hepatitis C adalah penyebab utama terjadinya kanker hati.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved