Tes pap smear sering kali jadi cara deteksi dini kanker serviks yang umum dilakukan. Selain itu, tes IVA dan HPV juga jadi pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
30 Sep 2021
Deteksi dini kanker serviks bisa menurunkan risiko kematian
Table of Content
Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum diderita perempuan Indonesia. Itu sebabnya, menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker serviks sangat penting.
Advertisement
Kanker serviks yang terdeteksi sejak dini bisa diobati lebih cepat sehingga kemungkinan sembuhnya semakin tinggi.
Pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker serviks terdiri dari tes HPV, pap smear, dan pemeriksaan IVA.
Jika hasil dari pemeriksaan tersebut ditemukan sel yang dicurigai sebagai kanker, dokter akan menjadwalkan pasien untuk menjalani pemeriksaan lanjutan untuk menentukan diagnosis, seperti biopsi dan kolposkopi.
HPV atau human papilloma virus adalah penyebab kanker serviks paling umum. Hasil tes ini akan membantu dokter untuk mengetahui apabila di tubuh terdapat jenis HPV yang berisiko tinggi berkembang menjadi kanker serviks.
Tes HPV juga dapat mendeteksi apabila ada perubahan sel ke arah kanker atau sel prakanker di area serviks.
Sel prakanker biasanya tidak menimbulkan gejala kanker serviks apa pun. Namun jika dibiarkan, sel tersebut lama-kelamaan bisa berkembang menjadi sel kanker serviks. Maka, sel prakanker biasanya lebih diangkat sebelum membahayakan.
Saat melakukan tes HPV, dokter akan mengambil sampel sel dari serviks lalu dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.
Tes pap atau Papanicolau sering juga disebut sebagai pap smear. Pada deteksi kanker serviks ini, dokter akan mengambil sampel jaringan dari serviks menggunakan sikat khusus lalu mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa.
Hasil pap smear akan menunjukkan ada atau tidaknya sel abnormal di leher rahim, termasuk sel kanker dan sel yang berisiko berkembang menjadi kanker serviks.
Pemeriksaan IVA merupakan kepanjangan dari Inspeksi Visual menggunakan Asam Asetat. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi sel prakanker yang ada di leher rahim.
Dibanding dengan jenis pemeriksaan kanker serviks lain, prosedur IVA lebih sederhana. Dokter akan mengoleskan asam asetat ke area serviks lalu melihat apabila ada perubahan di area tersebut.
Jika sel-sel di serviks normal, tidak akan terjadi perubahan setelah dioleskan asam asetat. Sementara, apabila ditemukan ada sel kanker atau prakanker, jaringan akan berubah menjadi putih.
Pemeriksaan IVA adalah salah satu jenis pemeriksaan kanker serviks yang paling sederhana dan murah untuk dilakukan. Anda dapat menjalaninya di puskesmas terdekat dengan biaya terjangkau.
Apabila pemeriksaan HPV, pap smear, atau IVA menunjukkan hasil tidak normal, dokter biasanya akan menjadwalkan pemeriksaan lanjutan berupa kolposkopi.
Pada pemeriksaan kolposkopi, dokter akan memeriksa area serviks menggunakan alat bernama kolposkop yang memiliki kaca pembesar. Alat ini akan memudahkan dokter untuk memeriksa permukaan serviks secara lebih rinci.
Apabila saat pemeriksaan dokter mendapati hasil ada sedikit perubahan pada jaringan serviks, Anda biasanya akan dijadwalkan untuk melakukan kolposkopi ulang dalam 6-12 bulan setelahnya.
Sementara jika dokter menemukan ada sel prakanker, pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan adalah biopsi.
Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Pada deteksi kanker serviks, pemeriksaan ini dilakukan apabila pada pemeriksaan sebelumnya terdeteksi ada sel yang dicurigai mengarah ke kanker.
Ada beberapa jenis biopsi serviks yang bisa dilakukan, yaitu:
Untuk melakukan biopsi punch dokter akan menggunakan alat yang cara kerjanya mirip seperti pembolong kertas untuk mengambil sampel jaringan dari leher rahim untuk kemudian dikirim ke laboratorium.
Pada biopsi cone, dokter akan melakukan pengambilan sampel jaringan menggunakan laser atau pisau bedah. Sampel jaringan yang diambil berbentuk, seperti cone atau segitiga.
Biopsi dengan teknik ECC dilakukan menggunakan alat kuret untuk mengeruk sedikit permukaan di saluran endoservikal. Area ini tidak bisa dilihat dari luar serviks.
Untuk mendeteksi dini kanker serviks, seorang perempuan dianjurkan mulai rutin melakukan skrining sejak usia 21 tahun atau aktif secara seksual.
Frekuensi pemeriksaan dan jenis tes yang dilakukan akan bergantung dari usia dan riwayat kesehatan Anda. Berikut penjelasannya:
Pemeriksaan rutin bisa selesai dilakukan setelah melewati usia 65 tahun apabila selama ini tidak pernah ditemukan adanya sel kanker atau selalu mendapati hasil negatif dari hasil skrining rutin dalam 10 tahun terakhir.
Baca Juga
Apabila hasil kolposkopi dan biopsi menunjukkan ada sel kanker serviks di leher rahim Anda, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk melihat ada tidaknya penyebaran sel kanker .
Beberapa jenis pemeriksaan kanker serviks lanjutan yang mungkin dilakukan antara lain:
Pemeriksaan panggul atau pelvic exam dilakukan di bawah pengaruh bius total. Pada prosedur ini, dokter akan memeriksa keberadaan sel kanker di organ-organ di sekitar serviks, seperti rahim, vagina, rektum, dan kandung kemih.
Tes darah berguna untuk mendeteksi sel kanker yang dicurigai sudah menyebar ke hati, ginjal, atau sumsum tulang.
Pemeriksaan radiologi bisa digunakan untuk mendeteksi penyebaran kanker, terutama kanker yang sudah membentuk benjolan atau tumor. Beberapa jenis prosedur yang biasa dilakukan, antara lain MRI, CT scan, dan rontgen dada.
MRI dan CT scan bisa memperlihatkan sejauh mana kanker menyebar. Sementara rontgen dada digunakan untuk mencari penyebaran sel kanker di paru-paru.
Dari hasil pemeriksaan lanjutan pada salah satu penyakit dalam ini, dokter bisa menentukan tingkat keparahan atau stadiumnya. Stadium kanker serviks nantinya akan menentukan jenis perawatan yang paling tepat untuk pasien. Stadium juga bisa dijadikan sebagai prediksi keberhasilan perawatan atau angka harapan hidup.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Jangan buru-buru menggunakan obat-obatan untuk mengatasi kutil kelamin. Sebab, ada sederetan bahan alami yang bisa Anda coba sebagai cara menghilangkan kutil kelamin. Salah satunya adalah bawang putih, si bumbu dapur yang mudah dijumpai.
22 Sep 2023
Manfaat imunisasi HPV usia dini efektif adalah mencegah infeksi virus human papiloma (HPV). Infeksi tersebut berisiko menimbulkan kanker serviks dan infeksi menular seksual.
31 Jan 2020
Keluar bercak darah setelah berhubungan boleh jadi ya dan tidak menandakan kehamilan. Keluar bercak darah setelah berhubungan juga menandakan masalah lain di area kewanitaan.
17 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved