Gejala depresi berat pada pria sering terjadi setelah melewati masa kelahiran anak. Kurang tidur dan masalah finansial sering jadi penyebabnya.
Depresi berat pun dapat dialami pria, setelah sang istri melahirkan.
Table of Content
Depresi post partum atau dikenal juga dengan depresi setelah melahirkan ternyata tidak hanya menyerang sebagian besar wanita. Faktanya, depresi berat semacam ini terjadi pada pria dan jumlah kasusnya pun cukup banyak di dunia.
Advertisement
Depresi postpartum pada pria terjadi ketika sang istri baru saja melahirkan. Seperti apa gejala dan faktor pemicu depresi post partum pada sang ayah? Simak penjelasannya berikut ini!
Depresi post partum biasanya ditandai dengan gejala yang serupa dengan wanita yang mengalami depresi postpartum. Salah satunya, pria mengalami depresi sejak trimester awal kehamilan sang istri.
Depresi bisa berlangsung selama berbulan-bulan dengan intensitas yang berbeda-beda bagi calon ayah. Mulai dari timbulnya rasa cemas berlebihan, ketakutan, sedih, hingga merasa kesepian. Hal ini membuat kebahagiaan yang seharusnya dirasakan ketika masa kehamilan hingga melahirkan hilang begitu saja.
Depresi postpartum yang dialami pria tidak banyak dibahas di media. Itulah sebabnya, banyak pria tidak menyadari bahwa dirinya terkena kondisi semacam ini. Tanda-tanda depresi postpartum yang dialami pria setelah sang istri melahirkan di antaranya sebagai berikut.
Gejala depresi postpartum pada pria bisa diamati sejak trimester pertama masa kehamilan sang istri. Jadi, kondisi depresi ini akan berlangsung sementara atau bahkan seterusnya bila calon ayah tidak mendapat penanganan yang tepat.
Sebelum menghadapi kondisi tidak menyenangkan dengan pasangan yang mengalami depresi postpartum, ada baiknya untuk mencoba menghindari faktor pemicunya.
Ada beberapa faktor yang diyakini menjadi penyebab terjadinya depresi berat pada pria. Mulanya, calon ayah merasa bahagia dengan kehamilan istrinya dan menunggu saat melahirkan dengan hati yang sukacita.
Akan tetapi, pada saat tertentu calon ayah akan mengalami depresi dan berubah menjadi “dingin” ketika faktor pemicu depresi dihadapinya. Apa saja faktor tersebut?
Dari sekian faktor yang menjadi pemicu depresi postpartum pada pria, setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Misalnya, menjalin hubungan dengan pasangan, mencoba cukupi kebutuhan tidur, dan mengelola stres dengan baik.
Penanganan lain pada jenis depresi semacam ini bisa juga dengan melakukan konsultasi medis bersama dokter, bila diperlukan. Intinya, depresi postpartum bisa dicegah dan diatasi dengan tepat bila penderita menyadari kondisi yang dialaminya.
Baca juga: Penyebab Depresi yang Diyakini Para Ahli
Depresi berat pada pria sering tidak terdiagnosis. Berikut ini hal-hal yang menyebabkannya.
Mungkin Anda menganggap, perasaan sedih dan emosional merupakan gejala depresi. Namun pada pria, gejalanya tidak serupa. Sakit kepala, masalah pencernaan, kelelahan, dan sakit dalam waktu lama, bisa menandakan depresi pada pria. Begitu pula dengan keinginan untuk menghindari hubungan dengan orang lain, maupun menyadari perasaan diri sendiri.
Di satu sisi, Anda mungkin memang tidak menyadari adanya gejala depresi. Namun di sisi lain, bisa juga Anda tidak ingin mengakui kondisi tersebut, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Padahal, penyangkalan semacam ini justru akan memicu emosi negatif.
Tidak apa-apa jika Anda memang tidak ingin menceritakan kondisi depresi ini kepada keluarga dan teman-teman. Namun, Anda tetap bisa berbagi dengan tenaga ahli, seperti psikolog.
Bahkan, tetap ada kemungkinan, seorang pria menolak diagnosis depresi yang telah diberikan tim medis. Anda mungkin mencemaskan citra di mata rekan-rekan kerja maupun keluarga, dengan kondisi depresi. Sebab, kondisi ini berisiko menimbulkan pandangan miring.
Depresi pada pria merupakan kondisi medis yang serius. Meski demikian, tak sedikit pria yang menolak perawatan. Namun, perawatan tetap harus dilakukan agar kondisi depresi ini bisa pulih.
Baca juga: Mengenal Depresi Postpartum
Menjadi ayah bisa jadi sangat berat untuk sebagian pria. Hal ini juga memicu terjadinya depresi berat pada pria. Ketahui tanda-tanda depresi dan segeralah berkonsultasi saat gejala tersebut sudah mulai mengganggu.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar depresi dan kecemasan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Maria Yuniar
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab munculnya cemas di kantor sangat beragam. Mulai dari tuntutan pekerjaan, tekanan dari atasan, konflik dengan rekan kerja, atau masalah individu seperti gangguan kecemasan dan masalah kesehatan mental lainnya.
23 Okt 2021
Binge eating adalah gangguan makan yang ditandai dengan kebiasaan makan dalam jumlah luar biasa banyak di satu waktu dan tetap ingin makan saat sudah kenyang.
28 Agt 2019
Skizoid adalah gangguan kepribadian di mana penderitanya tidak mampu membentuk hubungan sosial. Orang yang mengalami kondisi ini suka menyendiri, sulit mengekspresikan emosi, dan seperti tidak merasakan kesenangan.
23 Sep 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved