Dentinogenesis imperfecta adalah gangguan pertumbuhan gigi yang menjadi penyebab gigi rapuh dan mudah patah. Selain itu, kondisi ini juga membuat warna gigi berubah, seringnya menjadi biru-keabuan atau kuning-kecokelatan.
2023-03-27 17:52:44
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Dentinogenesis imperfecta menyebabkan gigi rapuh
Table of Content
Dentinogenesis imperfecta adalah gangguan pertumbuhan gigi yang menjadi penyebab gigi rapuh dan mudah patah. Selain itu, kondisi ini juga membuat warna gigi berubah, seringnya menjadi biru-keabuan atau kuning-kecokelatan.
Advertisement
Orang dengan dentinogenesis imperfecta juga rentan mengalami gigi rapuh dan patah. Ini bisa berdampak baik pada gigi susu maupun permanen.
Berdasarkan klasifikasinya, ada tiga jenis dentinogenesis imperfecta:
Dari ketiga jenis di atas, tipe 2 merupakan yang paling banyak berdampak pada gigi susu ketimbang gigi permanen. Setidaknya, dentinogenesis imperfecta terjadi pada 1 di antara 6.000-8.000 orang.
Faktor utama yang menjadi penyebab gigi rapuh dan mudah patah pada kondisi dentinogenesis imperfecta adalah mutasi gen DSPP. Selain itu, ada juga kondisi mutasi pada beberapa gen lain seperti COL1A1 atau COL1A2.
Gen DSPP ini sebenarnya berperan dalam membentuk dua jenis protein penting untuk pertumbuhan gigi. Merekalah yang membentuk dentin, zat mirip seperti tulang yang melindungi lapisan tengah setiap gigi manusia.
Ketika terjadi mutasi pada gen ini, maka proteinnya pun berubah. Akibatnya, produksi dentin menjadi abnormal. Gigi dengan dentin cacat akan berubah warna, lemah, dan sangat mudah patah.
Belum jelas betul apakah mutasi genetik DSPP berkaitan atau tidak dengan masalah gangguan pendengaran yang terjadi pada lansia penderita dentinogenesis imperfecta tipe 2.
Lebih jauh lagi, kondisi ini punya pola autosomal dominant. Artinya, salah satu saja gen berubah di tiap sel sudah bisa memicu terjadinya gangguan ini.
Pada sebagian besar kasus, gejala pada tiap orang bisa berbeda-beda. Beberapa di antaranya berupa:
Dentinogenesis imperfecta didiagnosis lewat pemeriksaan klinis, terutama X-ray gigi. Tanda-tanda spesifik yang ditemukan dalam pemeriksaan ini bisa berbeda bergantung pada jenis kondisinya.
Sebagai contoh pada tipe 1, penderitanya juga mengalami osteogenesis imperfecta. Artinya ada kondisi medis lain yang menyertai yaitu rapuhnya tulang.
Sementara pada tipe 2, gejala yang biasanya muncul adalah akar gigi pendek, warna gigi berubah, atau tidak ada mahkota gigi.
Pada orang dengan tipe 3, warna gigi sejak gigi susu hingga permanen bisa berubah serta mahkota gigi lebih besar dari norma.
Setelah dokter menegakkan diagnosis, penanganan fokus pada menghilangkan sumber infeksi atau rasa nyeri. Selain itu, tentu juga mengembalikan kondisi gigi agar tidak mudah hancur.
Jenis penanganan bisa berbeda bergantung pada usia, seberapa parah, serta keluhan yang tengah dirasakan. Beberapa opsi penanganan adalah:
Baca Juga
Mengingat kondisi dentinogenesis imperfecta bisa terjadi sejak gigi susu, maka orangtua perlu perhatikan secara saksama kondisi gigi anak-anak. Gejala yang paling mudah dikenali adalah perubahan warna gigi menjadi keabuan, kebiruan, kecokelatan, atau bahkan transparan. Jangan tunda pemeriksaan sebelum kondisinya menjadi kian parah.
Terlebih, kondisi ini juga disertai dengan gigi rapuh dan mudah patah. Jangan sampai penanganan terlambat membuat semakin banyak gigi patah dan perlu dilakukan implan gigi.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara menjaga agar kondisi ini tidak semakin memburuk, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Gigi gigis adalah jenis kerusakan gigi pada anak akibat terlalu sering menyusu dengan botol sambil tidur. Penyebabnya beragam, mulai dari terlalu sering mengonsumsi susu formula, hingga makanan ringan tinggi gula. Bagaimana cara merawat dan mengatasinya?
Penyakit yang bisa terjadi akibat tidak menggosok gigi adalah gigi berlubang, radang gusi, periodontitis, serta peningkatan risiko demensia dan penyakit jantung.
setelah cabut gigi, ada risiko infeksi yang perlu diwaspadai. Perawatan setelah gigi dicabut yang bisa dilakukan adalah tidak menggosok lubang bekas pencabutan hingga tidak makan makanan yang panas.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved