Demensia dini atau demensia onset dini adalah demensia yang terjadi pada individu yang berusia di bawah 65 tahun. Demensia di usia muda memiliki gejala yang hampir sama dengan demensia biasa, yaitu mengalami gangguan ingatan, sulit menyelesaikan tugas sehari-hari, terlihat bingung, dan sulit menilai baik dan buruk.
4 Agt 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Demensia dini adalah demensia yang terjadi di bawah usia 65 tahun
Table of Content
Demensia lebih identik sebagai penyakit yang dialami oleh orang tua. Padahal, orang dengan usia lebih muda juga tidak luput dari ancaman penyakit tersebut. Demensia yang terjadi pada usia muda bisa disebut sebagai demensia dini atau demensia onset dini.
Advertisement
Berbagai gangguan otak yang menurunkan fungsi kognitif bisa menyebabkannya, mulai dari Alzheimer sampai kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
Demensia adalah sekelompok penyakit dan kondisi kognitif yang dapat menyebabkan penurunan fungsi mental secara pesat. Kondisi ini dapat memengaruhi cara seseorang dalam berkomunikasi, mengingat, membuat penilaian, dan juga menghadapi situasi sosial. Umumnya demensia terjadi pada orang berusia 65 tahun atau lebih.
Demensia dini atau demensia onset dini adalah jenis demensia yang dialami oleh individu yang berusia di bawah 65 tahun. Demensia dini dapat didiagnosis pada seseorang yang berusia 50-an, 40-an, atau bahkan 30-an.
Pada dasarnya, demensia dini memiliki karakteristik yang sama dengan jenis demensia biasa. Hanya saja, dampak dari demensia dini mungkin akan terasa lebih besar bagi kehidupan pemiliknya karena biasanya pada usia tersebut, seseorang masih aktif bekerja penuh waktu, membangun keluarga, atau menjadi tulang punggung.
Baca Juga: Cara Mencegah Demensia yang Bisa Dilakukan
Penyebab demensia dini dapat sedikit berbeda dengan demensia pada orang tua. Beberapa penyebab demensia dini yang paling umum meliputi:
Banyak orang masih sulit membedakan antara demensia dan Alzheimer. Alzheimer adalah penyebab demensia dini yang paling umum. Alzheimer bisa terjadi saat ada plak yang terbentuk di otak. Plak tersebut kemudian dapat menyebabkan kematian sel otak dan mengganggu fungsinya, termasuk fungsi untuk mengingat.
Pada orang yang lebih tua, kehilangan memori umumnya menjadi gejala pertama dari penyakit Alzheimer. Tetapi pada orang dengan usia lebih muda, kehilangan memori lebih jarang menjadi gejala awal Alzheimer.
Jenis penyakit Alzheimer penyebab demensia dini yang lebih sering dialami oleh orang usia muda adalah Alzheimer atipikal (tidak biasa).
Gejala Alzheimer atipikal bisa berbeda-beda, tergantung pada bentuk spesifik penyakit yang dialami, seperti berikut ini:
Ini adalah penyakit yang sangat langka dan disebabkan oleh mutasi genetik atau keturunan. Seseorang yang mengalami demensia dini karena Alzheimer familial biasanya memiliki beberapa anggota keluarga lain yang terkena demensia onset dini ada usia yang sama.
Biasanya, semakin dini gejalanya muncul, maka semakin besar kemungkinan penyakit tersebut merupakan kondisi keturunan.
Demensia dini juga lebih mungkin dialami oleh orang dengan down syndrome dan kesulitan belajar. Diperkirakan hal ini disebabkan karena salinan tambahan kromosom 21 yang kebanyakan dimiliki penderita down syndrome dapat mendorong pembentukan plak di otak dan menjadi penyebab Alzheimer.
Demensia vaskular disebabkan oleh adanya masalah suplai darah ke otak. Hal ini terkait erat dengan kondisi diabetes dan penyakit kardiovaskular seperti stroke atau penyakit jantung.
Pada demensia vaskular, jarang terjadi kehilangan memori dini, tetapi terdapat gejala lebih umum, salah satunya kecepatan berpikir yang melambat.
Penyebab demensia dini lainnya adalah CADASIL (cerebral autosomal dominant arteriopathy with subcortical infarcts and leukoencephalopathy).
CADASIL adalah jenis demensia vaskular langka yang berkaitan dengan genetik. Penyakit pembuluh darah otak ini dapat mulai muncul ketika seseorang berusia pertengahan 30-an. Gejala dari CADASIL antara lain migrain, stroke berulang, kejang, apatis, dan depresi.
Demensia frontotemporal atau FTD dapat terjadi saat ada kerusakan pada lobus di bagian depan dan/atau samping otak. Penyakit ini lebih umum terjadi pada orang berusia antara 45 dan 65 tahun, dibandingkan orang yang berusia lebih tua, sehingga dianggap sebagai salah satu penyebab dari demensia onset dini.
Lewy body dementia (DLB) adalah demensia yang disebabkan oleh penumpukan deposit protein kecil yang disebut badan Lewy di otak. Badan Lewy juga dapat menyebabkan parkinson dan satu dari tiga orang penderita parkinson dapat berakhir mengalami demensia.
Terlalu banyak minum alkohol secara rutin selama beberapa tahun dapat menyebabkan kerusakan langsung pada sel saraf dan otak. Kebiasaan ini dapat membuat seseorang mengalami demensia dini terkait alkohol dan sindrom Wernicke-Korsakoff.
Biasanya, demensia dini yang disebabkan oleh alkohol dialami oleh orang berusia 40-an dan 50-an, dan lebih sering terjadi pada pria.
Baca Juga: Demensia Dini Bisa Disalahartikan Sebagai Krisis Paruh Baya alias Puber Kedua
Gejala demensia dini hampir sama dengan gejala demensia pada orang tua. Gejala yang mungkin muncul meliputi:
Baca Juga
Demensia dini bisa menurunkan kualitas hidup pengidapnya, sehingga saat gejala mulai muncul, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Apabila Anda masih memiliki pertanyaan seputar demensia dini, konsultasikan langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Merawat penderita Alzheimer membutuhkan kesabaran dan kehati-hatian. Sebab, penderita Alzheimer umumnya cepat lupa (pikun) dan sulit sekali mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Apa saja tips perawatan Alzheimer?
Demensia dan delirium, sama-sama menyebabkan gangguan ingatan. Meski demikian, tetap ada perbedaan di antara keduanya. Delirium adalah perubahan secara mendadak pada otak yang memicu kebingungan, sementara demensia adalah penurunan kemampuan fungsi otak.
Tingginya kolesterol jahat pada lansia memicu terjadinya Alzheimer. Alzheimer merupakan penyakit progresif di mana penderitanya akan mengalami penurunan kognitif yang semakin lama semakin memberat. Sebuah terobosan baru yang disebut dengan virtual reality (VR) disebut dapat digunakna dalam pengobatan Alzheimer.
Diskusi Terkait di Forum
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved