Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. DBD ternyata lebih rentan terjadi pada lansia. Hal ini disebabkan efek penuaan memberikan dampak negatif pada sistem kekebalan tubuh lansia. Selain itu, diabetes juga mempermudah lansia terkena DBD.
2023-03-29 12:50:45
Nyamuk Aedes aegypti membawa virus dengue yang merupakan cikal bakal DBD
Table of Content
Masyarakat Indonesia tentunya familiar dengan penyakit demam berdarah dengue. Penyakit demam berdarah dengue, atau yang biasa disingkat DBD, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang hidup di wilayah tropis dan subtropis.
Advertisement
DBD bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak, orang dewasa, hingga lanjut usia. Penyakit DBD diperkirakan menginfeksi sekitar hampir 390 juta orang dalam setiap tahunnya. Golongan lanjut usia (lansia) memiliki peluang yang lebih tinggi terjangkit penyakit DBD yang berisiko kematian. Hasil penelitian laboratorium di Vitória, Brasil, menunjukkan bahwa orang dewasa lanjut usia (60-80 tahun) cenderung mengalami penyakit DBD parah dibandingkan orang dewasa yang lebih muda (20-59 tahun).
Di Taiwan dan Singapura, pasien DBD lanjut usia dilaporkan memiliki tingkat penularan virus dengue tertinggi dan menyumbang sebagian besar risiko kematian. Efek penuaan sistem kekebalan tubuh yang merusak fungsi fisiologis memiliki dampak negatif pada fungsi sistem kekebalan tubuh lansia.
Adanya gangguan respons sel T dan produksi sitokin sebagai pengatur sistem kekebalan tubuh menyebabkan lansia mudah terinfeksi virus dengue. Selain itu, peningkatan penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, alergi, ginjal kronis, stroke, jantung, paru-paru, dan penyakit kronis lainnya, juga membuat lansia mudah terkena penyakit DBD.
Gejala DBD biasanya mulai terlihat 7-21 hari setelah seseorang terinfeksi virus dengue. Pada awalnya, gejala yang umum terjadi adalah demam tinggi yang mampu menembus suhu 40 derajat Celsius. Beberapa gejala DBD lainnya, yaitu:
Hingga saat ini, sudah ditemukan vaksin DBD namun efektivitasnya masih perlu dikaji kembali. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mencegah penyakit DBD adalah dengan menghindari terkena gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virusnya dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari gigitan nyamuk DBD:
Dengan melakukan langkah-langkah efektif ini, penyakit DBD bisa dicegah. Namun, apabila Anda atau keluarga memiliki gejala seperti di atas, sebaiknya jangan dianggap remeh dan segera berkonsultasi dengan dokter Anda.
Penulis:
dr. Budi Riyanto, Sp.PD-KPTI, FINASIM, DTM&H, M.Sc
RS Columbia Asia Semarang
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Polycythemia vera justru sebaliknya adalah kondisi kelebihan sel darah merah dalam tubuh. Konsekuensinya, darah menjadi lebih kental. Kelainan ini rentan dialami oleh lansia.
Cara pencegahan demam berdarah yang terkenal adalah 3M. Namun, mencegah DBD tidak cukup hanya dengan 3 cara itu.
Perbedaan DBD dan corona memang sulit dilihat, terutama jika ketika penyakit masih ringan. Perbedaan biasanya baru terlihat apabila tes laboratorium sudah dilakukan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved