Dejavu adalah perasaan seperti pernah mengalami kejadian yang sedang berlangsung. Kondisi ini berhubungan dengan memori dan terjadi secara tiba-tiba.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
30 Des 2022
Pahami fenomena dejavu, saat merasa pernah mengalami kejadian tertentu
Table of Content
Anda mungkin pernah merasakan pernah mengalami kejadian tertentu, padahal baru pertama kali mengalaminya saat itu. Hal ini disebut sebagai fenomena déjà vu.
Advertisement
Apa sebenarnya déjà vu? Apakah ini kondisi berbahaya? Simak penjelasan lengkapnya.
Dalam bahasa Prancis, arti déjà vu secara harfiah berarti sudah pernah melihat.
Fenomena déjà vu adalah suatu perasaan atau sensasi pernah mengalami sesuatu padahal Anda belum pernah mengalaminya atau baru mengalaminya saat itu.
Misalnya, ketika Anda sedang berjalan-jalan ke Bali untuk pertama kalinya.
Pada konsep déjà vu, Anda merasa seolah-olah pernah berjalan di daerah tersebut dengan pemandangan yang sama. Padahal, Anda belum pernah mendatanginya.
Cleveland Clinic menjelaskan, déjà vu adalah suatu hal yang normal. Ini kemungkinan besar terjadi pada orang yang berusia 15-25 tahun. Kemungkinan besar, pengalaman ini berkurang seiring bertambahnya usia.
Namun, apabila Anda terlalu sering mengalaminya dan juga disertai gejala lainnya, coba untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Baca Juga
Hingga kini, belum ada penyebab serta alasan pasti mengenai déjà vu. Ada berbagai pendapat atau teori yang berhubungan dengan fenomena ini, bahkan kemungkinan masalah kesehatan berkaitan dengan otak, di antaranya:
Salah satu penyebab déjà vu dijelaskan dalam teori memory recall.
Teori memory recall menyebutkan, déjà vu terjadi karena respons otak terhadap peristiwa yang pernah dilalui. Banyak ahli yang percaya bahwa fenomena ini berkaitan dengan cara memproses dan mengingat ingatan.
Déjà vu yang Anda alami, mungkin berlangsung di tempat berbeda tetapi suasananya mirip.
Misalnya, saat berada di restoran dengan interior khas Jawa pertama kali. Rasanya mirip dengan waktu Anda pernah mengunjungi keraton sebelumnya.
Teori ini menjelaskan bahwa penyebab déjà vu adalah otak membentuk ingatan dalam sekali pandang atau waktu yang singkat. Jadi, Anda hanya melihatnya sekilas.
Dari penglihatan sekilas itu, otak membentuk ingatan tentang apa yang Anda lihat, sekalipun hanya informasi terbatas. Hal ini mungkin terjadi tanpa Anda sadari.
Jadi, Anda melihat hal yang berbeda pada waktu yang sama. Contohnya, Anda berada di mobil dan melewati suatu area. Namun, Anda tidak begitu fokus karena sedang sibuk melihat handphone.
Secara tak sadar, mata Anda mungkin menangkap sekelebat area itu. Saat melewatinya kembali di lain waktu, Anda mungkin akan mengingat area tersebut sekalipun Anda merasa tidak menyadarinya saat pertama kali melewatinya.
Baca Juga
Teori lain menunjukkan bahwa penyebab déjà vu adalah ketika otak mengalami gangguan (glitch), sehingga rusak dalam waktu singkat.
Ini mirip seperti serangan epilepsi. Faktanya, beberapa pasien epilepsi bisa mengalami déjà vu pada awal kejang.
Pada kondisi ini, otak Anda keliru menganggap apa yang terjadi saat ini sebagai ingatan atau sesuatu yang sudah terjadi. Padahal, belum pernah dilakukan.
Salah satu disfungsi otak ini umumnya bukan menjadi hal yang perlu dikhawatirkan, kecuali Anda mengalaminya terus-menerus.
Kemungkinan penyebab déjà vu lainnya melibatkan area rhinal korteks. Rhinal korteks adalah area yang berfungsi mendeteksi keakraban.
Ternyata, area ini dapat aktif secara tiba-tiba dan tidak mengaktifkan sirkuit memori (hippocampal). Maka dari itu, déjà vu yang Anda alami mungkin tidak terlalu jelas.
Ada kerusakan otak lainnya yang mungkin bisa menjadi penyebab déjà vu.
Ketika otak menyerap informasi, jalur yang ditempuh biasanya dari penyimpanan memori jangka pendek ke penyimpanan memori jangka panjang.
Teori tersebut menunjukkan bahwa terkadang, ingatan jangka pendek dapat mengambil jalan pintas ke penyimpanan ingatan jangka panjang. Artinya, suatu kejadian yang harusnya masuk ke dalam memori jangka pendek, malah masuk ke memori jangka panjang.
Hal inilah yang membuat Anda merasa sedang mengingat kembali memori lama dan menyebabkan déjà vu.
Peneliti juga beranggapan, ada sebagian orang yang lebih sering mengalami déjà vu, seperti tingkat pendidikan tinggi, sering bepergian, atau mengingat mimpi.
Baca Juga
Déjà vu bukanlah hal yang serius. Namun, tak menutup kemungkinan ini bisa menjadi tanda masalah kesehatan, khususnya otak. Contohnya, stres atau kelelahan bisa menyebabkan déjà vu.
Lebih jauh, déjà vu juga salah satu tanda gangguan kejang, migrain, dan gangguan yang memengaruhi ingatan.
Orang yang menderita jenis demensia frontotemporal, bisa mengalami déjà vu secara terus-menerus hingga cenderung mencoba merasionalisasi ilusi tersebut.
Sebaiknya, Anda segera konsultasikan dengan dokter apabila déjà vu disertai gejala lainnya:
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai penyebab déjà vu? Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Atifa Adlina
Referensi
Artikel Terkait
Batuk di malam hari memang menyebalkan. Di saat kita ingin beristirahat dengan tenang, tenggorokan gatal dan batuk-batuk datang mengusik. Bagi Anda yang merasakannya, berikut ini 10 cara ampuh mengatasi batuk di malam hari.
10 Okt 2019
Ada saja sumber stres di tempat kerja, salah satunya adalah rekan kerja yang toxic. Sayangnya, dalam sepekan setidaknya ada 40 jam Anda akan berinteraksi dengan mereka. Pindah kantor atau menyuruh mereka mengundurkan diri tentu bukan solusi tepat.
22 Okt 2021
Orang zaman dahulu membuat acar untuk menjaga makanan agar tidak cepat membusuk. Selain Indonesia, ternyata ada beragam jenis acar dari negara lain yang tak kalah menyehatkan. Berani coba?
6 Feb 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved