logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Penyakit

Dari Lima Jenisnya, Mana Hepatitis yang Paling Berbahaya?

open-summary

Dari lima jenis hepatitis – A, B, C, D, dan E – hepatitis yang paling berbahaya adalah jenis kronis yaitu C. Penyakit ini tak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman saja, tapi juga mengancam nyawa. Selain itu, hepatitis C adalah penyebab utama terjadinya kanker hati.


close-summary

2023-03-19 18:14:10

| Azelia Trifiana

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Hepatitis C adalah jenis yang berbahaya dibandingkan dengan yang lain

Hepatitis merupakan penyakit menyerang hati

Table of Content

  • Tipe hepatitis
  • Cara menangani hepatitis
  • Catatan dari SehatQ

Dari lima jenis hepatitis – A, B, C, D, dan E – hepatitis yang paling berbahaya adalah jenis kronis yaitu C. Penyakit ini tak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman saja, tapi juga mengancam nyawa. Selain itu, hepatitis C adalah penyebab utama terjadinya kanker hati.

Advertisement

Sebanyak 85% kasus infeksi hepatitis C bisa menyebabkan penyakit liver kronis. Terlebih, virus ini berkembang secara perlahan namun dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada hati.

Tipe hepatitis

Hepatitis adalah kondisi peradangan pada hati seseorang. Berdasarkan virus pemicunya, hepatitis dibedakan menjadi 5 tipe, yaitu:

1. Hepatitis A

Termasuk salah satu jenis hepatitis yang paling umum terjadi, sifatnya adalah penyakit akut dan bisa sembuh dalam jangka pendek. Penyebabnya adalah infeksi hepatitis A virus (HAV). Penularan jenis hepatitis ini sebagian besar terjadi karena mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi virus.

Pada beberapa kasus, mengonsumsi hewan air bercangkang yang telah terkontaminasi virus juga bisa menjadi media penularan.

2. Hepatitis B

Penularan hepatitis B terjadi lewat kontak dengan cairan tubuh pasien seperti darah, cairan vagina, atau semen yang mengandung virus hepatitis B (HBV). Risiko penularan akan meningkat apabila menggunakan jarum suntik bergantian, berhubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi, atau berbagi alat cukur.

3. Hepatitis C

Merupakan jenis hepatitis yang paling berbahaya, hepatitis C terjadi akibat infeksi virus hepatitis C (HCV). Penularannya lewat kontak langsung dengan cairan tubuh, utamanya saat berhubungan seksual dan menggunakan jarum suntik bergantian.

HCV merupakan infeksi virus paling umum yang penularannya lewat darah. Infeksi ini bersifat kronis dan kemungkinan sembuh dalam jangka pendek lebih rendah. Bahkan, risiko kematian pun bisa terjadi akibat infeksi hepatitis C.

4. Hepatitis D

Penyakit hati serius lainnya adalah hepatitis D yang disebabkan oleh virus HDV. Penularannya terjadi lewat kontak langsung dengan darah orang yang telah terinfeksi. Ini termasuk jenis hepatitis yang langka terjadi dan berkaitan dengan infeksi hepatitis B. Tanpa adanya hepatitis B, virus HDV tidak bisa membelah diri.

5. Hepatitis E

Disebabkan oleh hepatitis E virus (HEV), ini adalah jenis penyakit dengan media penularan air. Umumnya, infeksi penyakit ini terjadi di area dengan sanitasi buruk. Menelan air yang telah terkontaminasi feses atau urine dengan HEV adalah gerbang masuk infeksinya.

Penyakit ini banyak ditemukan di Timur Tengah, Asia, Amerika Tengah, dan juga Afrika. Ibu hamil adalah kelompok dengan risiko tertinggi apabila terinfeksi hepatitis E.

Selain hepatitis C yang paling berbahaya, infeksi hepatitis A dan B juga tidak bisa disepelekan. Hepatitis A bisa menyebabkan penyakit hati akut, namun bisa sembuh setelah beberapa bulan. Ciri-cirinya adalah demam tinggi dan lebih parah ketika dialami orang dewasa, ketimbang anak-anak.

Sementara hepatitis B memang memiliki peluang kesembuhan lebih besar, sekitar 85%. Hanya saja, 15% kasus bisa berkembang menjadi sirosis atau kanker hati.

Di sisi lain, hepatitis D yang lebih langka terjadi juga bisa menjadi berbahaya. Selalu berkaitan dengan hepatitis B, ini dapat menjadi perpaduan yang mengancam nyawa penderitanya.

Baca Juga

  • 6 Penyebab Kuping Sakit Sebelah Kiri, Bagaimana Mengatasinya?
  • Daftar Lengkap Penyakit yang Ditanggung BPJS Kesehatan di Tahun 2022
  • Mengenal Kemoterapi Oral yang Dijalani Ria Irawan

Cara menangani hepatitis

Ketika seseorang terinfeksi hepatitis A dan B, peluang untuk sembuh cukup besar dengan penanganan medis yang tepat. Sementara untuk hepatitis C yang berpotensi menjadi penyakit kronis, juga perlu pengobatan sedetail mungkin.

Mengenali gejala juga menjadi faktor yang krusial. Terkadang, hepatitis C tidak menunjukkan gejala apapun hingga kondisinya cukup parah dan mengganggu fungsi hati seseorang.

Beberapa gejala hepatitis akut yang bisa mereda dengan sendirinya serupa seperti flu, yaitu:

  • Tubuh lesu
  • Nyeri perut
  • Urine berwarna pekat
  • Hilang nafsu makan
  • Berat badan turun drastis
  • Mata dan kulit tampak kekuningan

Langkah penanganan akan bergantung pada jenis hepatitis yang dialami, yaitu:

  • Hepatitis A

Umumnya, hepatitis A tidak memerlukan penanganan khusus karena termasuk penyakit jangka pendek. Gejalanya akan menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga pasien disarankan beristirahat. Apabila disertai dengan diare atau muntah, pastikan untuk selalu mengganti kebutuhan cairan tubuh.

  • Hepatitis B

Hepatitis B akut tidak perlu penanganan khusus. Sementara tipe yang kronis umumnya ditangani dengan obat antivirus yang harus dikonsumsi selama beberapa bulan atau tahun. Dokter juga akan melakukan evaluasi berkala untuk melihat apakah pengobatan cukup efektif.

  • Hepatitis C

Untuk hepatitis C akut maupun kronis, dokter umumnya meresepkan obat antivirus. Selain itu, perlu juga diberikan terapi obat lainnya untuk membantu kesembuhan. Tak hanya itu, tes lain perlu dilakukan untuk tahu langkah penanganan yang paling tepat.

Jika sudah parah seperti mengalami sirosis, transplantasi hati bisa menjadi salah satu opsi penanganan. Hingga kini, belum ada vaksinasi untuk mencegah terinfeksi hepatitis C.

  • Hepatitis D

Hingga kini belum ada obat khusus untuk mengatasi hepatitis D. Dalam studi tahun 2013, obat alpha interferon bisa digunakan untuk mengatasi infeksi ini. Hanya saja, efektivitasnya hanya pada 25-30% kasus. Hepatitis D bisa dicegah dengan vaksin hepatitis B.

  • Hepatitis E

Belum ada terapi medis khusus yang bisa mengobati hepatitis E. Jenis infeksi ini bersifat akut, artinya bisa sembuh dengan sendirinya. Orang yang menderita hepatitis E disarankan banyak istirahat, minum air, menghindari alkohol, serta memastikan asupan nutrisi memadai.

Catatan dari SehatQ

Sebisa mungkin, lindungi diri dari infeksi hepatitis dengan melakukan vaksinasi. Telah ada vaksinasi untuk mencegah hepatitis A dan B. Menerapkan gaya hidup higienis juga penting demi menghindari penularannya.

Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar hepatitis dan pemicunya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

penyakithepatitis chepatitis ahepatitis bhepatitis d

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved