Pengobatan malaria bisa dengan obat malaria jenis artemisinin-based combination therapies (ACTs), chloroquine phosphate, mefloquine, dan primaquine phosphate.
2023-03-22 18:15:39
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit Plasmodium dapat menyebarkan penyakit malaria
Table of Content
Penyakit malaria selalu identik dengan gigitan nyamuk. Namun sebenarnya penyebab penyakit malaria adalah karena infeksi parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit.
Advertisement
Malaria biasanya terjadi di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Meskipun demikian, ciri ciri malaria atau gejala malaria masih belum banyak dikenali oleh masyarakat dan bisa dianggap sebagai demam tinggi saja.
Gejala malaria umumnya muncul 10-15 hari setelah digigit oleh nyamuk betina yang telah terinfeksi oleh parasit Plasmodium yang merupakan penyebab penyakit malaria.
Parasit penyebab penyakit malaria tersebut pada awalnya tidak akan memunculkan ciri ciri malaria yang terlihat jelas dan cenderung disangka sebagai gejala pilek atau flu biasa. Beberapa gejala malaria yang terlihat secara umum adalah:
Ciri ciri malaria yang juga bisa dialami adalah batuk, sakit di dada atau perut, diare, pembengkakan pada organ hati, kulit dan mata yang berwarna kuning (jaundice), peningkatan pernapasan, anemia, dan pembesaran limpa.
Demam pada penyakit malaria dapat membentuk suatu pola yang dikenal sebagai serangan malaria dan berlangsung selama 6-10 jam, serta terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap dingin, tahap panas, dan tahap berkeringat.
Gejala malaria dalam tahap dingin termanifestasi dalam bentuk menggigil dan sensasi dingin. Setelahnya, di tahap panas, gejala malaria yang muncul adalah sakit kepala, demam, dan muntah.
Bagi anak kecil, gejala malaria dalam tahap panas bisa memicu kejang. Tahapan terakhir atau tahap berkeringat menimbulkan gejala malaria berupa berkeringat, kelelahan, dan suhu tubuh yang kembali normal.
Para penderita penyakit malaria tidak perlu khawatir karena terdapat penanganan dan obat antimalaria yang dapat diberikan untuk membantu kesembuhan.
Obat malaria yang sering digunakan untuk mengobati penyakit malaria adalah obat malaria jenis artemisinin-based combination therapies (ACTs) dan chloroquine phosphate. Umumnya, dokter akan memberikan ACTs terlebih dahulu.
Obat malaria ACTs merupakan kombinasi dari dua atau lebih obat yang dapat membasmi parasit penyebab penyakit malaria.
Sementara, obat malaria chloroquine phosphate merupakan obat malaria yang digunakan untuk parasit yang masih bisa ditanggulangi dengan obat tersebut.
Namun, obat malaria chloroquine phosphate sudah jarang digunakan karena beberapa parasit penyebab penyakit malaria mulai memiliki resistensi obat chloroquine phosphate.
Selain obat malaria di atas, dokter juga bisa menggunakan mefloquine, kombinasi quinine sulfate dengan doxycycline, primaquine phosphate, dan kombinasi atovaquone dengan proguanil.
Umumnya, penyakit malaria adalah penyakit yang bisa ditanggulangi dengan obat-obat malaria di atas. Namun saat ini, parasit penyebab penyakit malaria yang kebal terhadap obat malaria mulai bermunculan.
Oleh karenanya, sebagai respon untuk mengatasi kemunculan dari parasit penyebab penyakit malaria yang kebal obat malaria, maka pengembangan dan penelitian mengenai obat malaria baru yang lebih efektif sedang diupayakan.
Baca Juga
Faktanya, obat malaria alami yang telah digunakan sejak ratusan tahun lamanya sudah diteliti dan dibuat sebagai komponen utama dari obat malaria modern yang diberikan oleh dokter.
Meskipun demikian, ada baiknya jika Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat malaria alami yang dijual di pasaran atau diklaim mampu menghilangkan gejala malaria.
Penyakit malaria tidak boleh dianggap remeh dan harus segera dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Penyakit malaria yang tidak segera diatasi akan mengakibatkan berbagai komplikasi, seperti:
Oleh karenanya, konsultasikan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan bila Anda atau kerabat mengalami gejala malaria yang telah diuraikan di atas.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Badan gatal-gatal tanpa sebab paling sering dipicu oleh alergi. Kondisi lain seperti gigitan nyamuk, efek samping obat, gangguan saraf, masalah psikologis, hingga penyakit sistemik juga bisa memicu badan gatal-gatal tanpa sebab, baik disertai bentol ataupun tidak.
Nyatanya, ada beberapa hal yang membuat seseorang lebih sering digigit atau disukai nyamuk, antara lain golongan darah yang mereka miliki.
Penderita HIV yang terinfeksi penyakit malaria berpotensi untuk mengalami peningkatan kadar virus HIV dalam tubuhnya dan memperbesar peluang penderita HIV untuk menularkan penyakit HIV kepada pasangannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Veranita
Dijawab oleh dr. Denny Sutanto
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved