logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kehamilan

Dapatkan Momongan dengan Proses Bayi Tabung, Bagaimana Prosesnya?

open-summary

Bayi tabung bisa menjadi jalan bagi Anda yang ingin mendapatkan momongan. Pada prosedur ini, pembuahan sel telur dan sperma dilakukan di luar rahim, yang selanjutnya dimasukkan kembali ke dalam rahim.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

25 Sep 2019

Dalam proses bayi tabung, pembuahan antara sel telur dan sperma akan dilakukan di luar rahim

Proses bayi tabung dapat menjadi alternatif mendapatkan momongan

Table of Content

  • Mengenal proses bayi tabung
  • Persiapan untuk menjalani proses bayi tabung
  • Tahapan dalam proses pembuatan bayi tabung
  • Risiko proses bayi tabung
  • Faktor yang memengaruhi tingkat keberhasilan bayi tabung

Bagi Anda yang sudah menantikan momongan, proses bayi tabung bisa menjadi salah satu alternatif cara untuk menyikapi gangguan kesuburan. Saat ini, di Indonesia sudah banyak fasilitas kesehatan yang dapat mengakomodasi prosedur ini.

Advertisement

Namun perlu diingat, program bayi tabung adalah sebuah usaha untuk mencapai pembuahan. Sehingga, kemungkinan kegagalan atau munculnya gangguan pada kehamilan pun masih bisa terjadi.

Jika Anda ingin menjalani proses bayi tabung (IVF), sebaiknya kenali terlebih dahulu seluk-beluk prosedurnya seperti berikut.

Mengenal proses bayi tabung

In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung adalah salah satu metode reproduksi, yang proses pembuahannya terjadi di luar rahim. Pada prosedur bayi tabung, sel telur dari rahim wanita akan dikeluarkan, lalu pembuahan dengan sperma akan dilakukan di luar tubuh, lebih tepatnya di laboratorium.

Setelah terjadi pembuahan, sel telur yang berhasil dibuahi  disebut dengan embrio. Embrio ini kemudian ditanamkan kembali ke dalam rahim, agar dapat berkembang menjadi janin. Sisa embrio juga dapat dibekukan, untuk digunakan di kemudian hari.

Saat embrio ditanamkan kembali ke rahim, proses kehamilan belum tentu terjadi. Pada perempuan yang berusia di bawah 35 tahun, tingkat keberhasilan program kehamilan ini lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan berusia di atas 40 tahun.

Persiapan untuk menjalani proses bayi tabung

Sebelum proses bayi tabung dimulai, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan. Rangkaian persiapan dimulai dengan pemeriksaan oleh beberapa dokter spesialis, untuk melihat kondisi sel telur serta sperma yang digunakan untuk pembuahan.

Pemeriksaan yang dilakukan sebagai awal program bayi tabung adalah:

1. Pemeriksaan sel telur

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas dari sel telur melalui USG. Pada pemeriksaan ini, juga dapat terlihat prediksi respons sel telur terhadap obat-obatan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan. Dokter juga akan menganjurkan untuk memeriksakan fungsi hormon Anda.

2. Analisis sperma

Selain sel telur, sperma yang sehat juga penting, agar program bayi tabung berhasil dijalani. Pemeriksaan sperma akan dilakukan sesaat sebelum siklus program bayi tabung dimulai.

3. Pemeriksaan penyakit menular

Apabila salah satu atau kedua calon orangtua memiliki riwayat penyakit menular, seperti HIV, maka ada kemungkinan bayi dapat tertular. Sehingga, perlu dilakukan pemeriksaan ini, untuk mencegah penularan.

4. Simulasi pemasangan embrio

Simulasi dilakukan untuk mengukur kedalaman rahim dan memutuskan teknik yang paling tepat untuk meletakkan embrio kembali ke rahim, agar kemungkinan terjadinya kehamilan dapat tetap tinggi.

5. Pemeriksaan uterin

Dokter akan memeriksa bagian dalam dari dinding rahim atau uterin, sebelum program bayi tabung dimulai. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa uterus telah siap untuk ditanamkan embrio.

Baca Juga

  • Berapa Biaya Bayi Tabung dan Bagaimana Prosesnya Dilakukan?
  • Usia dan Kanker Prostat: Pengaruh Terhadap Masa Subur Pria
  • Apakah Kanker Testikular alias Kanker Testis Penyebab Kemandulan pada Pria?

Tahapan dalam proses pembuatan bayi tabung

Setiap klinik kesuburan dapat menggunakan tahapan yang berbeda dalam proses bayi tabung. Namun secara umum, enam tahap inilah yang akan dilakukan saat proses bayi tabung berlangsung.

1. Menahan siklus menstruasi

Anda akan diberikan obat untuk menjaga siklus menstruasi berjalan seperti biasa. Langkah ini akan membuat pemberian obat di tahap bayi tabung selanjutnya bisa lebih efektif.

Obat ini dapat diberikan setiap harinya dengan suntikan. Pengobatan dilakukan selama kurang lebih dua minggu.

2. Memperbanyak jumlah sel telur

Setelah siklus menstruasi alami berhasil tertahan, Anda akan diberikan hormon kesuburan yang disebut dengan follicle stimulating hormone (FSH). Hormon ini juga diberikan setiap hari, dengan cara disuntikkan, selama 10-12 hari.

FSH akan meningkatkan produksi sel telur. Sehingga, akan ada lebih banyak sel telur yang dapat dikeluarkan dan dibuahi.

3. Mengamati perkembangan proses bayi tabung

Selama proses ini berlangsung, klinik akan terus memonitor perkembangan yang terjadi. Dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasound untuk memastikan kondisi ovarium atau indung telur. Dokter juga dapat menginstruksikan Anda untuk menjalani tes darah.

Sekitar 34 atau 38 jam sebelum sel telur akan diambil, dokter akan menyuntikkan hormon terakhir kalinya, untuk membantu kematangan sel telur.

4. Pengambilan sel telur

Proses bayi tabung selanjutnya adalah pengambilan sel telur yang dinilai sudah cukup matang. Prosedur ini akan dilakukan di bawah pengaruh bius. Dokter akan mengambil sel telur dengan menggunakan jarum yang dimasukkan melalui vagina, lalu ke ovarium. Prosedur ini akan berlangsung selama 15-20 menit. Sebagian wanita akan mengalami kram perut atau perdarahan setelah menjalani prosedur ini.

5. Pembuahan

Sel telur yang telah berhasil diambil, akan dibuahi menggunakan sperma pasangan Anda, di laboratorium. Setelah 16-20 jam, pemeriksaan kembali dilakukan untuk memantau pembuahan.

Sel telur yang telah berhasil dibuahi (disebut dengan embrio), akan dibiarkan tumbuh di laboratorium selama enam hari, hingga kemudian dipindahkan kembali ke rahim. Satu atau dua embrio yang terbaik akan dipilih untuk dipindahkan ke dalam rahim.

6. Transfer embrio

Pemindahan embrio ke rahim, dilakukan dengan menggunakan kateter yang dimasukkan ke vagina. Jumlah embrio yang akan dimasukkan, merupakan hasil diskusi Anda dengan dokter. Umumnya, hal ini akan bergantung dari usia Anda.

Biasanya, dokter hanya akan merekomendasikan satu embrio, untuk dimasukkan. Hanya pada kondisi tertentu, embrio yang dimasukkan dapat berjumlah lebih dari satu. Misalnya, apabila kualitas embrio tidak baik atau pada perempuan yang berusia 40-42 tahun.

Sementara itu untuk laki-laki, sebelum proses bayi tabung berjalan, pasangan pria akan diinstruksikan untuk memproduksi sampel sperma. Lalu, sperma akan disaring untuk mencari sperma yang paling aktif dan sehat. Sperma yang terpilih, akan digunakan untuk membuahi sel telur.

Setelah prosedur selesai dilakukan, maka Anda dapat menunggu hasilnya. Biasanya, hasil tersebut akan terlihat dua minggu setelahnya. Untuk mengecek keberhasilan bayi tabung, Anda dapat melakukan serangkaian tes kehamilan.

Risiko proses bayi tabung

Diktuip dari Mayo Clinics program hamil untuk memperoleh keturunan dengan proses bayi tabung (IVF) juga memiliki risiko yang sebaiknya Anda pertimbangkan seperti:

1. Hamil kembar

Program bayi tabung memiliki risiko tinggi kehamilan ganda atau hamil kembar. Kondisi ini kemudian akan meningkatkan risiko bayi dengan berat lahir rendah dan persalinan prematur lebih tinggi daripada kehamilan janin tunggal.

2. Mengalami sindrom hiperstimulasi ovarium

Penyuntikan obat kesuburan seperti human chorionic gonadotropin (hCG) dapat menyebabkan hiperstimulasi ovarium yang menyebabkan ovarium Anda menjadi bengkak dan nyeri.

Gejala yang muncul biasanya seperti sakit perung ringan, kembung, mual, muntah hingga diare. Kondisi hiperstimulasi ovarium kronis bisa menyebabkan penambahan berat badan drastis dan sesak napas.

3. Keguguran

Risiko keguguran pada proses bayi tabung akan 15 hingga 25 persen lebih tinggi dari hamil secara alami. Selain itu, 2 hingga 3 persen wanita dengan proses bayi tabung akan mengalami kehamilan ektopik. Komplikasi lainnya yang mungkin terjadi adalah perdaraham infeksi hingga kerusakan usus yang diakibatkan oleh penggunaan jarum aspirasi saat proses pengumpulan sel telur. 

Melihat adanya risiko yang menyertai program bayi tabung (IVF) sebaiknya menjadi pertimbangan Anda dan pasangan sebelum mengambil langkah ini sebagai program kehamilan. 

Faktor yang memengaruhi tingkat keberhasilan bayi tabung

Hasil program bayi tabung dapat diketahui umumnya setelah 12 hari hingga dua mingggu pasca pengambilan sel telur. Jika Anda hamil, dokter akan merujuk Anda ke dokter kandungan untuk melakukan perawatan kehamilan prenatal. Namun, jika tidak hamil, Anda akan diminta untuk berhenti mengonsumsi progesteron yang akan menyebabkan Anda menstruasi kembali dalam satu minggu.

Keberhasilan seorang wanita melahirkan bayi yang sehat melalui program bayi tabung dapat bergantung pada beberapa faktor, seperti:

1. Usia ibu

Semakin muda usia ibu, maka tingkat keberhasilan bayi lahir dengan sehat dari program bayi tabung, akan semakin besar. 

2. Kondisi embrio

Saat proses pemindahan embrio dilakukan, embrio yang sudah lebih berkembang, memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi jika dibandingkan dengan dengan embrio yang belum terlalu berkembang.

3. Riwayat reproduksi

Wanita yang sebelumnya sudah pernah memiliki keturunan, tingkat keberhasilannya akan lebih besar juga saat menjalani program bayi tabung. Tingkat keberhasilan bayi tabung juga akan menurun pada wanita yang sudah beberapa kali mencoba bayi tabung, namun belum berhasil.

4. Penyebab infertilitas

Memiliki jumlah sel telur yang normal, akan meningkatkan keberhasilan program bayi tabung.  Tingkat keberhasilan program bayi tabung pada wanita dengan riwayat endometriosis yang parah, akan lebih rendah, dibandingkan dengan wanita yang penyebab infertilitasnya tidak diketahui.

5. Gaya hidup

Wanita dengan kebiasaan merokok, umumnya memiliki lebih sedikit sel telur saat menjalani program bayi tabung, dan berisiko lebih tinggi mengalami keguguran. Kebiasaan merokok juga dapat menurunkan tingkat keberhasilan bayi tabung hingga 50%.

Selain itu, obesitas, kebiasaan minum alkohol, menggunakan obat-obatan terlarang, dan kelebihan mengonsumsi kafein, juga akan menurunkan kesempatan hamil dan berbahaya bagi kesehatan.

Bagi Anda yang tertarik untuk menjalani program bayi tabung, pelajari juga risiko serta efek samping yang mungkin muncul. Diskusikan lebih lanjut dengan dokter, mengenai kelebihan serta kekurangan program bayi tabung, untuk kondisi Anda.

Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter secara langsung lewat chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

Advertisement

meningkatkan kesuburanmasa suburtes kesuburanbayi tabung

Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved