logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Hidup Sehat

Dampak Sampah Plastik yang Menghantui Lingkungan dan Kesehatan

open-summary

Dampak sampah plastik tidak hanya mempengaruhi kesehatan manusia, melainkan juga hewan. Plastik yang masuk ke pencernaan hewan dapat mengakibatkan kematian.


close-summary

18 Apr 2023

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Dampak sampah plastik pada lautan

Sebagian besar pembuangan sampah plastik akan berakhir di lautan

Table of Content

  • Jenis-jenis plastik yang akan menjadi sampah plastik
  • Dampak sampah plastik yang diolah kembali

Sudah bukan rahasia lagi bahwa penggunaan plastik berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan. Plastik yang sudah tidak terpakai akan menjadi sampah plastik, dan jumlahnya tidak sedikit di bumi ini.

Advertisement

Berbeda dengan sampah lain yang dengan mudah dapat diurai oleh mikroorganisme dalam tanah, sampah plastik memiliki rantai karbon yang panjang sehingga membutuhkan waktu ratusan, bahkan ribuan tahun agar dapat hancur secara alami.

Selama itu pula sampah plastik akan tetap menjadi sampah yang mencemari bumi. Lantas, apa saja jenis-jenis plastik tersebut dan apa dampak sampah plastik bagi kesehatan kita?

Jenis-jenis plastik yang akan menjadi sampah plastik

Berikut beberapa jenis plastik yang umumnya mengotori lingkungan kita:

1. Polyethylene Terephthalate (PET atau PETE atau Polyester)

PET sebagian besar digunakan untuk keperluan kemasan makanan dan minuman karena kemampuannya yang kuat untuk mencegah oksigen masuk dan merusak produk di dalamnya.

Meskipun PET biasanya dapat didaur ulang untuk digunakan kembali, namun PET masih dianggap berbahaya bagi kesehatan dalam penggunaannya. Jenis plastik ini mengandung antimon trioksida yang bersifat karsinogen sehingga dapat menyebabkan kanker pada jaringan hidup.  

Jika terpapar panas, senyawa tersebut dapat dilepaskan ke dalam isi yang ada di dalamnya dan berbahaya untuk kita konsumsi.

2. High-Density Polyethylene (HDPE)

HDPE umumnya digunakan sebagai kantong keresek untuk belanja, wadah susu, jus, botol sampo, dan botol obat. HDPE dianggap sebagai pilihan yang lebih aman untuk penggunaan makanan dan minuman karena struktur pembentuknya dianggap lebih stabil daripada PET.

Meskipun begitu, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa HDPE dapat melepaskan bahan kimia serupa estrogen yang dapat mengganggu sistem hormon.

3. Polivinil Klorida (PVC)

PVC biasanya digunakan dalam mainan, kemasan blister, pembungkus plastik, atau botol deterjen. PVC atau vinil sempat menjadi plastik yang paling banyak digunakan kedua di dunia setelah golongan plastik polyethylene. Namun kemudian diketahui bahwa PVC menyebabkan risiko kesehatan yang serius.

Pasalnya, plastik ini mengandung berbagai bahan kimia beracun, seperti bisphenol A (BPA), ftalat, timbal, dioksin, merkuri, dan kadmium yang dapat memicu kanker. Masalah lain seperti gejala alergi pada anak-anak dan gangguan sistem hormon manusia juga mungkin timbul. PVC sulit untuk didaur ulang, jadi sebaiknya penggunaan plastik ini harus dihindari sama sekali.  

4. Low-Density Polyethylene (LDPE)

Polyethylene adalah golongan plastik yang paling banyak digunakan di dunia. Jenis plastik ini memiliki struktur kimia paling sederhana sehingga sangat mudah dan murah untuk diproses.

Meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa LDPE juga dapat memberikan pengaruh pada sistem hormon manusia, namun LDPE dianggap sebagai pilihan plastik yang lebih aman untuk penggunaan makanan dan minuman. Sayangnya, jenis plastik ini cukup sulit untuk didaur ulang.

5. Polypropylene (PP)

Jenis plastik ini lebih kaku dan tahan terhadap panas, PP banyak digunakan untuk wadah makanan panas. Kualitas kekuatannya berada di antara LDPE dan HDPE. PP banyak digunakan sebagai bungkus makanan, sebagai bahan dalam popok, dan pembalut wanita sekali pakai.

Sama seperti LDPE, PP dianggap sebagai opsi plastik yang lebih aman untuk penggunaan makanan dan minuman. Meskipun memiliki banyak kelebihan, PP tidak dapat didaur ulang dan juga diyakini dapat menyebabkan gangguan asma dan hormon pada manusia.

6. Polystyrene (PS)

Polystyrene adalah styrofoam yang biasa kita temui sebagai wadah makanan, karton telur, wadah makan sekali pakai, dan juga helm sepeda. Ketika terpapar dengan makanan panas dan minyak, PS dapat melepaskan styrene yang dianggap sebagai racun pada otak dan sistem saraf.

Senyawa tersebut juga dapat memengaruhi gen, paru-paru, hati, dan sistem kekebalan tubuh manusia. PS juga memiliki tingkat daur ulang yang rendah.

Baca Juga

  • Bahaya Termometer Air Raksa yang Perlu Diketahui
  • Hindari Jenis Ikan ini untuk Cegah Keracunan Merkuri
  • Manfaat Telur Salmon untuk Kesehatan, Kurangi Peradangan hingga Redakan Arthritis

Dampak sampah plastik yang diolah kembali

Idealnya, berbagai jenis plastik di atas ketika sudah tidak terpakai akan didaur ulang atau dilenyapkan melalui pembakaran. Akan tetapi, bahaya plastik tidak lantas berakhir di situ.

Pembakaran sampah plastik akan menghasilkan zat beracun, seperti timbal dan merkuri. Sisa pembakaran tersebut kemudian akan masuk dan mencemari udara, air, dan tanah yang dapat menyebabkan risiko bagi kesehatan manusia.

Baik secara langsung maupun tidak langsung, paparan zat beracun tersebut bisa menimbulkan berbagai dampak, seperti kanker, kerusakan pada sistem saraf, reproduksi dan hormon.

Studi terbaru yang diterbitkan oleh journal Science Advances mengulas tentang analisis global pertama dari semua plastik yang pernah dibuat. Menurut laporan mereka, dari 8,3 miliar ton plastik yang telah diproduksi, 6,3 miliar ton telah menjadi sampah plastik.

Dari jumlah itu, hanya 9 persen yang telah didaur ulang. Sebanyak 79 persen terakumulasi di tempat pembuangan akhir atau dibuang ke alam terbuka sebagai sampah. Pada akhirnya sebagian besar sampah tersebut akan berakhir di lautan sebagai tempat pembuangan akhirnya.

Menurut data yang dihimpun oleh Jenna Jambeck, seorang insinyur lingkungan, Indonesia sendiri tercatat telah menghasilkan sampah plastik sebesar 3,22 juta ton. Sekitar 0,48-1,29 juta ton di antaranya telah mencemari lautan.

Sampah-sampah ini sangat berbahaya bagi hewan laut karena mereka akan mengira plastik sebagai makanannya dan akhirnya mengonsumsinya. Sampah plastik yang masuk ke pencernaan hewan laut dapat mengakibatkan penyumbatan napas yang mengarah pada kematian hewan laut tersebut.

Selain hewan laut, manusia pun dapat terkena dampaknya. Belum lama ini, sekelompok peneliti Austria melalui penelitiannya mengungkapkan fakta bahwa mikroplastik yang merupakan partikel kecil hasil penguraian plastik ternyata terakumulasi pada kotoran manusia. Itu berarti, setelah hewan laut memakan sampah plastik, manusia kemudian ikut menelannya melalui hasil tangkapan laut, seperti ikan, udang, dan makanan laut lainnya.

Betapa luasnya dampak sampah plastik bagi kehidupan makhluk hidup. Oleh karena itu, paparan di atas dapat menjadi pengingat bagi kita untuk selalu menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik dan rajin mendaur ulang. Jika tidak memungkinkan untuk menghindarinya, bijaklah dalam memilih jenis plastik. Ayo hidup sehat tanpa plastik mulai dari sekarang!

Advertisement

bahaya merkuri

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved