Dampak pengangguran terhadap kesehatan mental tak boleh dianggap remeh. Stres, depresi, bahkan keinginan untuk melakukan bunuh diri bisa muncul. Lantas, bagaimana cara menghadapinya?
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
1 Okt 2020
Apabila tidak diantisipasi, dampak pengangguran bisa mengganggu kesehatan mental.
Table of Content
Mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) bukan hanya akan kondisi finansial, tapi juga bisa mengguncang kesehatan mental. Dampak pengangguran juga bisa merembet ke kondisi kesehatan mental.
Advertisement
Seseorang dikatakan sebagai pengangguran bila masih berada dalam usia produktif, mampu bekerja jika diberi peluang, dan aktif mencari pekerjaan lewat berbagai platform. Orang yang sedang tidak memiliki pekerjaan, tapi juga tidak sedang mencari pekerjaan, tidak bisa dikatakan sebagai pengangguran.
Dalam jangka pendek, dampak pengangguran mungkin tidak akan terlalu terasa. Namun jika pekerjaan baru tidak kunjung datang dalam jangka waktu panjang, kesehatan mental pun bisa terganggu.
Penelitian membuktikan, dampak pengangguran dalam jangka panjang bisa mengakibatkan stres hingga depresi. Bahkan, kondisi ini dapat berujung pada kematian, entah itu diakibatkan oleh munculnya berbagai penyakit fisik (seperti serangan jantung) maupun keinginan untuk bunuh diri.
Dampak pengangguran ini bisa muncul karena berbagai hal, seperti berikut ini.
Menjadi pengangguran dipastikan membuat standar hidup menurun drastis. Apalagi jika tempat bekerja sebelumnya memberi fasilitas yang cukup lengkap, mulai dari uang makan hingga jaminan asuransi.
Sekalipun bukanlah orang yang suka berfoya-foya, terjadinya penurunan pemasukan secara drastis sangat wajar membuat cemas. Rasa khawatir yang berlangsung terus-menerus bukan tidak mungkin akan menggoyahkan kesehatan mental.
Pengangguran kerap identik sebagai orang yang tidak berguna. Bila berlangsung terus-menerus, stigma itu akan menurunkan kepercayaan diri.
Dampak pengangguran juga akan terasa pada hubungan sosial, yakni ketika tidak lagi bisa bersosialisasi dengan rekan kerja secara intens. Di kemudian hari, sangat mungkin timbul perasaan tidak disenangi dan minder.
Dampak pengangguran yang dirasakan seseorang mungkin berbeda-beda, karena banyak faktor. Misalnya dari segi gender, laki-laki cenderung lebih rentan stres karena kondisi finansial yang tidak lagi stabil setelah di-PHK, sedangkan wanita lebih rentan stres karena tidak lagi memiliki koneksi sosial.
Baca Juga
Bagi sebagian orang, mengalami pemutusan hubungan kerja sama seperti ditinggal kekasih atau mendapati anggota keluarga meninggal dunia. Merupakan hal yang lumrah bila muncul rasa sedih, marah, kecewa, dan menolak dikatakan sebagai pengangguran.
Meskipun demikian, jangan sampai perasaan itu berlarut-larut agar kesehatan mental tidak terganggu. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam mengantisipasi dampak pengangguran bagi kondisi psikis ialah menerima kenyataan bahwa saat ini memang tidak lagi memiliki pekerjaan tetap.
Selanjutnya, hal-hal yang bisa dilakukan antara lain:
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) setidaknya terdapat 6,88 juta penduduk yang masuk kategori pengangguran di Indonesia. Jumlah ini meningkat sekitar 60.000 orang dibanding periode yang sama pada 2019.
Sayangnya, tingkat pengangguran di Tanah Air tampaknya akan bertambah seiring dengan penurunan pertumbuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Kementerian Keuangan RI memprediksi kenaikan tingkat pengangguran akibat pandemi bisa mencapai 5,23 juta orang.
Mendapatkan pekerjaan baru di era pandemi mungkin akan lebih sulit dibanding sebelumnya. Anda bahkan mungkin harus menurunkan standar gaji atau melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan passion terdahulu.
Untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai cara mengatasi stres akibat pengangguran, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Ciri-ciri depresi bisa muncul tanpa disadari. Gejala yang bisa dikenali pada awalnya adalah mulai menarik diri dari pergaulan.
6 Jan 2023
Maladaptive daydreaming adalah kondisi saat seseorang lebih banyak menghabiskan waktu untuk melamun selama berjam-jam, bahkan hingga terhanyut dalam khayalannya.
7 Nov 2022
Post-holiday blues rentan dirasakan orang-orang setelah berlibur. Salah satu cara mengatasinya adalah melakukan me time atau berkumpul dengan orang dekat.
19 Jun 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved