Dampak negatif media sosial bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Sebut saja mengurangi kualitas tidur, meningkatkan kecemasan dan depresi, serta risiko penyalahgunaan informasi pribadi, hingga memicu cyberbullying.
14 Nov 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Dampak negatif media sosial adalah meningkatkan kecemasan dan depresi
Table of Content
Media sosial memberikan ruang kepada siapa saja untuk berekspresi, berbagi cerita, maupun berkomunikasi tanpa terbatas jarak dan waktu.
Advertisement
Di balik manfaatnya, siapa sangka dampak negatif media sosial pun mengintai, bahkan terkadang sering diabaikan atau tidak disadari. Tak main-main, penyalahgunaan media sosial bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.
Meski sulit dilepaskan dari kehidupan sehari-hari, penggunaan media sosial yang tidak bijak dan berlebihan bisa berisiko terhadap kesehatan fisik dan mental seseorang. Berikut ini 10 dampak negatif media sosial yang perlu Anda waspadai:
Sama seperti belajar, kemampuan sosial juga perlu diasah agar semakin berkembang.
Dampak negatif media sosial yang umum dirasakan adalah adalah berkurangnya kemampuan sosial. Misalnya, kurang berempati atau tidak tahu cara berkomunikasi yang baik dengan orang lain.
Hal ini bisa terjadi karena Anda akan lebih sering melakukan komunikasi lewat media sosial dibandingkan bertatap muka.
Dampak negatif media sosial lainnya adalah meningkatkan risiko cyberbullying. Cyberbullying adalah perundungan yang dilakukan melalui media sosial, teks, dan perantara teknologi lainnya.
Seseorang yang melontarkan komentar negatif di media sosial juga bisa memicu adanya perundungan di media sosial..
Perdebatan yang terjadi di media sosial biasanya akan berujung pada aksi perundungan daring yang pada akhirnya berpeluang membuat korbanmengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dandepresi. Bahkan, cyberbullying juga bisa memicu pemikiran untuk bunuh diri.
Sah-sah saja memperlihatkan momen-momen menyenangkan bersama dengan orang-orang sekitar melalui media sosial. Namun, tidak semua informasi perlu diberitahukan kepada orang lain.
Pasalnya, kurangnya pembatasan informasi dari pemakainya atau oversharing, terutama yang berkaitan dengan informasi pribadi, bisa saja kemudian memicu orang-orang tidak bertanggung jawab menyalahgunakannya.
Misalnya, Anda kerap mengunggah nama sekolah, tempat tinggal, atau bahkan nomor telepon, dan data pribadi lain di media sosial. Informasi-informasi ini bisa dimanfaatkan untuk kejahatan seperti pencurian identitas.
Terlihat kurus dan langsing selalu dianggap sebagai salah satu tolok ukur tubuh ideal, dan media sosial pun membantu penyebaran standar kecantikan ini. Padahal, kecantikan adalah suatu hal yang relatif dan bisa dilihat dari berbagai aspek.
Bisa dibilang, salah satu dampak negatif media sosial adalah berpotensi membuat seseorang memiliki gambaran terhadap citra tubuh yang buruk.
Orang-orang yang sering menggunakan media sosial cenderung memiliki gangguan makan yang bisa berakibat fatal bagi kesehatan.
Melihat foto pakaian, makanan, atau bahkan video liburan orang lain yang diunggah di media sosial tak jarang membuat sebagian orang merasa minder, rendah diri, dan tidak puas dengan yang sudah dimiliki.
Hal ini dapat mengganggu kesehatan mental dan menurunkan keberhargaan diri seseorang.
Nyatanya, tidak semua orang yang memiliki kehidupan seindah yang terlihat di media sosial. Mereka, sama seperti Anda dan banyak orang lainnya, juga memiliki masalah masing-masing, atau bisa jadi lebih buruk dari masalah yang Anda hadapi. Hanya saja tidak ditampilkan di media sosial.
Jadi, Anda tak perlu terpengaruh dengan indahnya hidup orang lain yang dipamerkan di media sosial. Fokuslah pada hal-hal yang Anda miliki saat ini.
Kualitas tidur yang terganggu juga bisa menjadi salah satu dampak negatif media sosial. Jika sudah begini, gangguan kesehatan pun bisa terjadi.
Studi menunjukkan bahwa orang dewasa yang sering melihat media sosial, khususnya 30 menit sebelum tidur, berpotensi mengalami gangguan tidur, dibandingkan dengan orang yang tidak terlalu sering menggunakan media sosial.
Istilah ‘mendekatkan yang jauh, tetapi menjauhkan yang dekat’ dapat menggambarkan dampak negatif media sosial.
Semakin sering Anda berkutat dengan media sosial, semakin berkurang pula waktu Anda untuk berbicara tatap muka dengan orang-orang terdekat Anda.
Sebagian besar orang mungkin suka saat foto, video, atau status mereka di media sosial mendapatkan likes atau emoticon love dari sesama pengguna.
Faktanya, memang demikian. Sebuah penelitian menemukan “likes” di media sosial dapat mengaktivasi bagian otak yang berhubungan dengan penghargaan dan situasi sosial. Hal ini mendorong orang-orang melakukan hal-hal yang tidak sehat atau berbahaya hanya untuk mendapatkan ‘likes’.
Perlahan, hal ini bisa membuat seseorang kecanduan terhadap media sosial. Jika sudah begini, dampak negatif dari orang yang kecanduan media sosial adalah selalu berkeinginan membuat foto atau video yang “beda” untuk menghasilkan likes, tanpa memikirkan keamanan diri sendiri dan lingkungan sekitar.
FOMO alias fear of missing out adalah istilah yang menggambarkan adanya kecemasan ketika ia ketinggalan berita atau tren yang sedang booming di waktu tertentu.
Orang yang FOMO biasanya takut ketinggalan hal-hal tertentu yang memengaruhi harga diri mereka, sehingga memicu kecemasan dan penggunaan media sosial yang berlebihan.
Tak jarang, orang yang FOMO akan mengecek media sosial setiap saat untuk memeriksa pembaruan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan hubungan di dunia nyata.
Menggunakan media sosial terlalu sering hingga mengabaikan kehidupan sosial maupun interaksi dengan orang lain, dapat meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Pasalnya, setiap manusia membutuhkan interaksi sosial secara langsung untuk menjaga kesehatan mental secara keseluruhan. Berkomunikasi tatap muka dengan orang yang benar-benar peduli dengan Anda tentu lebih efektif meningkatkan suasana hati.
Terlebih, penggunaan sosial media yang berlebihan juga terbukti meningkatkan rasa kesepian bagi penggunanya. Hal ini merupakan bagian dari dampak buruk perkembangan teknologi, termasuk media sosial bagi kesehatan mental.
Baca juga: 11 Dampak Negatif HP untuk Kesehatan
Jika digunakan dengan bijaksana, perkembangan teknologi dengan adanya sosial media tentu memberi beragam manfaat bagi penggunanya.
Berikut ini beberapa dampak positif media sosial yang perlu Anda pertimbangkan:
Melindungi diri dan keluarga, terutama anak dan remaja dari dampak negatif media sosial bisa dibilang gampang-gampang susah. Berikut ini beberapa tips menghindarkan diri dan keluarga dari dampak media sosial:
Baca Juga
Dampak negatif media sosial sebenarnya dapat dihindari asalkan Anda dapat memisahkan kehidupan sehari-hari dan media sosial. Bila Anda memiliki akun di media sosial, tanyakan kepada diri Anda, apakah media sosial memang memberikan dampak yang baik untuk Anda?
Kalau tidak, maka ada baiknya jika Anda tidak melihat atau menggunakan media sosial terlalu sering. Cobalah melakukan ‘detoks media sosial’ dengan rehat dari penggunaan media sosial selama seminggu atau sebulan.
Selain itu, saat akan mengunggah sesuatu ke media sosial, pastikan bahwa apa yang akan Anda bagikan ke orang lain adalah sesuatu yang baik, bermanfaat, dan tidak berpotensi disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Apabila Anda sulit lepas dari media sosial dan merasa bahwa tanpa ‘likes’ maka kehidupan menjadi hampa, Anda dapat mengunjungi psikolog atau psikiater untuk mendapatkan bantuan dalam mengatur media sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Jika masih ada pertanyaan seputar dampak media sosial terhadap kesehatan, Anda juga bisa berkonsultasi melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Dopamine detox adalah cara untuk menghentikan kegiatan yang merangsang hormon kesenangan yang bertujuan untuk reset dan mengatur ulang sistem otak.
Terdapat banyak jenis game balita yang beredar di Google Play Store. Berikut 5 rekomendasi game balita yang aman di Android untuk anak Anda.
Detoks medsos merupakan metode untuk membantu Anda mengatasi kecanduan media sosial. Detoks dilakukan dengan menghentikan penggunaan media sosial sementara waktu. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan relasi hubungan dengan orang sekitar. Langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk menjalani puasa medsos ini adalah observasi, stop penggunaan media sosial, dan evaluasi. Salah satu manfaat detoks medsos yang akan Anda dapatkan adalah menurunnya risiko depresi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Denny Sutanto
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved