Secara umum dampak mengejan BAB saat hamil tidak berbahaya untuk bayi tetapi dapat berisiko membuat ibu mengalami komplikasi wasir, fisura ani, hingga hernia hiatus.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
31 Des 2021
Mengejan berlebihan saat hamil bisa menyebabkan ibu mengalami wasir hingga hernia
Table of Content
Sebagian ibu mungkin merasa khawatir akan dampak mengejan berlebihan ketika buang air besar saat hamil. Di masa kehamilan ada banyak perubahan yang dapat terjadi secara fisik maupun mental. Salah satu hal yang umum terjadi adalah perubahan pola buang air besar.
Advertisement
Tidak jarang ibu hamil mengalami konstipasi atau sembelit, sehingga terpaksa mengejan berlebihan saat buang air besar. Anda mungkin bertanya-tanya, apa dampak mengejan saat BAB di masa kehamilan, dan apakah hal tersebut bisa membahayakan? Untuk mengetahui jawaban lengkapnya, Anda bisa menyimak uraian di bawah ini.
Gangguan pencernaan seperti kembung, mual atau sembelit merupakan masalah yang umum dihadapi ibu hamil. Sembelit atau susah buang air besar akan membuat ibu hamil terpaksa mengejan berlebihan. Secara umum, hal ini tidak berbahaya untuk bayi tetapi berisiko membuat ibu hamil merasa tidak nyaman.
Meskipun tidak ada dampak langsung pada janin, namun ada beberapa gangguan yang mungkin dialami ibu hamil jika mengejan berlebihan saat BAB, termasuk:
Hamil atau tidak, mengejan berlebihan saat BAB bisa memicu wasir alias ambeien (hemoroid). Namun, ibu hamil punya risiko lebih besar mengalami kondisi ini. Pembengkakan pembuluh darah di bagian akhir usus besar (rektum) hingga dan anus bagian bawah akibat wasir dapat menyebabkan rasa sakit, terbakar, dan gatal.
Ibu hamil yang mengejan berlebihan saat BAB juga bisa mengalami fisura ani, yang merupakan kondisi dimana lapisan anus mengalami robekan.
Umumnya fisura ani merupakan kasus ringan dan dapat sembuh dalam 4 hingga 6 minggu. Namun selama periode ini Ibu hamil dapat merasakan ketidaknyamanan.
Prolaps rektum adalah kondisi ketika sejumlah kecil lapisan usus terdorong keluar dari lubang anus. Kondisi ini bisa berkisar antara ringan hingga berat dan memerlukan perawatan medis.
Dampak mengejan berlebihan saat hamil yang terakhir adalah hernia hiatus. Ini adalah kondisi ketika bagian atas lambung ke luar melalui lubang atau celah di diafragma. Hernia hiatus pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan dan refluks asam lambung.
Baca Juga: Penyebab Diare Saat Hamil dan Cara Mengatasinya
Untuk mencegah dampak mengejan berlebihan saat BAB, maka ibu harus menghindari penyebab konstipasi. Dengan proses BAB yang lancar, ibu tidak harus mengejan secara berlebihan.
Umumnya, sembelit pada ibu hamil dapat disebabkan oleh rasa khawatir dan kecemasan, kurang gerak, diet rendah serat dan kurang cairan. Selain itu, risiko sembelit selama kehamilan juga meningkat karena peningkatan hormon progesteron yang mengendurkan otot usus. Kondisi ini menyebabkan makanan dan feses bergerak lebih lambat melalui sistem pencernaan ibu hamil.
Untuk mencegah ibu hamil harus mengejan berlebihan ketika BAB, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
Di masa kehamilan, idealnya ibu hamil mengosumsi 25 hingga 30 gram serat makanan per hari. Ini bisa diperoleh dari buah-buahan, sayuran, roti gandum dan sebagainya. Serat dapat membantu meningkatkan volume tinja sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Minum banyak cairan dan meningkatkan asupan serat dapat membantu membuat tinja lebih lunak, sehingga ibu hamil tidak perlu mengejan berlebihan saat BAB. Ibu hamil dianjurkan untuk minum 10 sampai 12 gelas setiap hari.
Kurang gerak dapat meningkatkan peluang terjadinya konstipasi. Maka untuk mencegahnya, ibu hamil perlu menerapkan gaya hidup aktif, dengan lebih banyak bergerak atau melakukan olahraga yang aman selama hamil, seperi rajin berjalan, berenang, atau olahraga ringan lainnya.
Salah satu cara untuk mencegah ibu hamil mengejan berlebihan saat BAB adalah dengan mengonsumsi probiotik yang mengandung jutaan bakteri sehat sehingga membantu usus berfungsi dengan benar. Ini sangat bermanfaat untuk kesehatan pencernaan dan akan membantu buang air besar lebih teratur dan normal.
Ada beberapa produk yang dijual bebas untuk membantu melunakkan tinja dan meredakan sembelit. Pastikan keamanannya untuk ibu hamil dan ikuti selalu anjuran pemakaiannya.
Salah satu efek samping dari suplemen zat besi adalah konstipasi. Di sisi lain, suplemen zat besi seringkali dibutuhkan untuk dapat mencegah anemia selama kehamilan. Maka sebaiknya penuhi kebutuhan zat besi dari makanan ketimbang suplemen.
Mengonsumsi zat besi dalam dosis yang lebih kecil namun lebih sering juga lebih baik daripada meminumnya sekaligus berupa suplemen dosis besar. Jika Ibu memiliki risiko anemia, bicarakan dengan dokter untuk rekomendasi pengelolaan asupan zat besi selama masa kehamilan, tanpa meningkatkan risiko konstipasi.
Untuk menghindari dampak mengejan BAB saat hamil, maka Ibu dapat melatih teknik yang benar. Hal yang harus diperhatikan adalah tetap bersikap relaks. Saat keinginan bab datang, segera pergi ke kamar mandi.
Berdiam di toilet dengan santai dan hindari segera mencoba mengejan untuk mendorong feses. Beri tubuh waktu sekitar 5 menit, untuk bisa memulai bab tanpa mengejan berlebihan.
Baca Juga
Itulah beberapa dampak mengejan bab saat hamil serta beberapa hal untuk mencegahnya. Hubungi dokter jika Ibu mengalami konstipasi kronis yang tidak membaik setelah melakukan berbagai cara yang dianjurkan di atas.
Anda juga bisa berdiskusi lebih lanjut dengan dokter lewat fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Nenti Resna
Referensi
Artikel Terkait
Cara menghitung usia kehamilan dan HPL pada kehamilan adalah dengan mengetahui kapan hari pertama haid terakhir Anda. Bagaimana jika tidak tahu?
31 Jul 2020
Ibu hamil naik motor aman dilakukan asalkan Anda dan janin dalam kondisi sehat. Anda juga dianjurkan untuk mengikuti tips aman naik motor saat hamil yang aman dan nyaman agar kondisi kesehatan ibu dan janin tidak terganggu.
22 Apr 2021
Menjaga air ketuban tidak pecah dini dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan menjaga kebersihan organ intim.
25 Okt 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved